Dia menatap sinis ke arahku dan melempar senyum penuh kemenangan.“La, mamah sudah membawa Indra dan Resti! Kami mau minta maaf-,” “Bukan, Mah!” Aku memotong ucapan Ibu Mertuaku. Wanita itu mendelik ke arahku yang memotong ucapannya. “Aku datang bukan untuk minta maaf, tetapi menyelesaikan urusan masa lalu!” ucapku. Tatapan mataku tak sedikitpun gentar pada wanita yang kini seolah bak di atas angin itu---Lela. “Ck, masih saja besar mulut kamu, Res!” ucapnya sambil menatapku kesal. Aku tidak bergeming.“Kalian berhutang budi pada keluargaku, kalau bukan karena pertolongan Papaku mungkin dulu Mas Indra hanya tinggal nama,” ucapnya dengan gaya sombongnya. Aku hendak melangkah tetapi Mas Indra merengkuh pinggangku. “Ssst, Sayang sabar! Kita ke sini untuk menyelesaikan masalah!”
Last Updated : 2021-12-03 Read more