Randy mengangkat tangan Virna ke atas kepalanya karena tangan itu yang sudah mengahalangi pemandangan indahnya. Dua gendungan merah jambu yang membuat Randy merasa gemas dan pada akhirnya dia mencoba untuk menikmatinya. "Manis," bisik Randy pada telinga Virna ketika dia yang kini sudah tau titik sensitif milik wanita itu. Dia sudah tau di mana letaknya dan dia lebih mudah menggoda Virna sekarang. "Lepaskan.""Jangan munafik, aku tau kamu juga menikmatinya kan?" "Tidak! Aku menyesal." Virna mengatakan itu membuat Randy kini marah besar padanya. "Terlambat, aku sudah akan menikmati tubuhmu," hardik Randy sambil menatap kearab Virna. "Aku mohon, jangan lakukan ini.""Kamu sudah berjanji tadi, ikuti perintahku saja!" ucap Randy yang tidak mau dibantah. Apalagi dengan tubuh polos milik Virna yang kini membuat nafsunya semakin meningkat. "Jamgan lakukan itu," mohon Virna yang tidak mumgkin di denga
Read more