Home / Romansa / Kecanduan Ciumanmu / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Kecanduan Ciumanmu: Chapter 61 - Chapter 70

75 Chapters

Sebuah Musim Semi di Perth

Mungkin musim terbaik melihat bunga di kota Perth jatuh di bulan September hingga November, puncak musim semi yang indah. Kenzo memang agak sibuk belakangan ini dengan pabrik Drone serta robot miliknya dan Liam Bradshaw. Namun, tetap saja dalam benaknya yang menempati posisi teratas adalah Midori."Selamat pagi, Bibi Deasy, Paman Leeray. Aku ingin menjemput Midori untuk berjalan-jalan di Kings Park," sapa Kenzo saat Midori mengajaknya masuk ke rumah untuk sarapan pagi bersama keluarganya.Leeray terkenang masa awal dia menikah dengan Deasy dulu. Mereka berdua pun juga senang mengunjungi taman bunga yang luas itu saat musim semi tiba. Dia tertawa pelan melirik ke arah istrinya yang sepertinya paham dengan apa yang bermain dalam benaknya."Selamat pagi, Kenzo. Sarapan dulu ya bersama kami! Tentu saja boleh, hari ini tampaknya langit begitu cerah, sangat menyenangkan pastinya bila jalan-jalan di taman bunga," jawab Deasy riang."Pagi juga, Kenzo. Apa kalian ke Kings Park berdua saja?" ta
Read more

Di Penghujung Penantian Panjang Kenzo

Hari ini adalah hari yang paling dinantikan oleh Kenzo. Sudah 4 tahun ia menetap di Perth, jauh dari tanah kelahirannya hanya demi mengejar cinta sejatinya, Midori. Pasalnya, hari ini adalah hari wisuda gadis cantik berambut merah kecokelatan bermata biru itu. Pagi ini Kenzo menjemputnya dengan mobil sedan Richter warna merah keluaran pabrikan mobil milik keluarga Watanabe. Mobil itu bertipe two seats sport car, kecepatannya setara dengan Ferrari karena ia sendiri yang merancang dan menguji akselerasi mesinnya. Papa Midori sangat menyukai seri mobil itu karena Leeray Amadeus Indrajaya memiliki hobi memacu kendaraannya dengan kecepatan maksimal di jalan sepi antar provinsi di Australia Barat. Dia memuji kestabilan mobil itu di kecepatan tinggi dan mesinnya yang tidak mudah panas. Dan di sanalah Kenzo berdiri di teras mansion house calon mertuanya sambil membawa sebuah buket bunga mawar Perancis warna merah muda yang terdiri dari 22 tangkai bunga sama seperti usia Midori saat ini. G
Read more

Dua Calon Mertua Kenzo

"Selamat pagi, Paman Masumi dan Bibi Michiko," sapa Kenzo yang berdiri membungkukkan badannya sekilas di hadapan ayah Ayumi.Kedua orang tua Ayumi datang dari Tokyo khusus menghadiri wisuda Sarjana Kedokteran puteri mereka di Perth. Ibu Ayumi menganggukkan kepalanya dan tersenyum, sedangkan Masumi Tokugawa berdiri memeluk calon menantu kebanggaannya itu. Dia menepuk-nepuk bahu Kenzo seraya berkata, "Apa kabar, Kenzo?" "Kabarku baik, Paman. Silakan mengikuti acara wisuda Ayumi. Saya hanya ingin menyapa saja, semoga tidak mengganggu, saya akan undur diri ke belakang," jawab Kenzo berpamitan karena niatnya hanya ingin berbasa-basi demi norma kesopanan saja."Terima kasih, Kenzo." Masumi tersenyum ramah dengan hati puas karena Kenzo mau menyapanya.Dari tempat duduk orang tua, Leeray dan Deasy pun melihat Kenzo berbicara dengan pasangan berwajah seperti orang Jepang. Mereka pun berbicara dalam volume rendah."Lee, itu sepertinya orang tua Ayumi Tokugawa," kata Deasy mengendikkan dagunya
Read more

Mendarat Di Haneda

Pesawat Qantas yang membawa rombongan keluarga Indrajaya mendarat di Bandara Haneda, Tokyo pagi itu sekitar pukul 07.30. Kenzo sendiri yang menjemput mereka di bandara karena ia sudah berangkat terlebih dahulu kembali ke Jepang.Perasaannya tak tenang karena kuatir memikirkan rencana pertemuan keluarga Midori dan keluarga Watanabe. Dia hanya berharap kedatangan rombongan itu tidak diketahui oleh Tuan Masumi Tokugawa. Ayah Ayumi pasti akan membuat kericuhan agar tidak tercipta kesepakatan untuk mendapat restu hubungan Kenzo dan Midori.Bagi Midori sendiri ini adalah sebuah penantian dari perjalanan cintanya bersama Kenzo. Mereka bertemu pertama kali di Negeri Matahari Terbit ini. Sebuah takdir indah yang menghampiri kehidupannya berawal dari sebuah ciuman bibir Kenzo yang tak disengaja di Onsen yang terkesan kurang ajar. Namun, seiring berjalannya waktu, pemuda Jepang itu membuktikan betapa tulus cintanya kepada Midori, bukan karena napsu sesaat.Sebuah label perawan yang langka di era
Read more

Membela Kisah Cinta Terlarangnya

"Untuk siapa piring kosong di meja, Bibi Haruka?" tanya Kakek Akehito Watanabe yang duduk di kepala meja makan yang disusun seperti huruf n."Untuk tuan muda Kenzo, beliau mengatakan bahwa akan bergabung untuk makan siang bersama, Tuan Besar Watanabe," jawab Haruka, kepala pelayan keluarga Watanabe yang telah mengabdi selama puluhan tahun.Kakek Kenzo pun tidak melanjutkan pertanyaannya. Dia minum ocha dingin sembari menunggu para pelayan rumah sibuk menyelesaikan persiapan makan siang. Di ruangan itu juga hadir ayah ibu Kenzo, nenek Kenzo, beserta beberapa paman bibi Kenzo dan sepupu-sepupunya. Ketidakhadiran Kenzo di acara makan siang dimaklumi oleh mereka semua karena sedari remaja memang Kenzo yang menjadi kebanggaan klan Watanabe. Pemuda itu bersekolah di MIT, Amerika Serikat dan setelahnya pun sibuk mengembangkan perusahaan mobil milik keluarganya. "Permisi, selamat siang, Semuanya! Salam hormat, Kakek, Ayah, Paman!" seru Kenzo menyapa serta memberi hormat sesuai tradisi. Klan
Read more

Ricuh Di Hadapan Altar Leluhur

"Ito, panggil Takeshi pulang ke rumah. Cepat!" Suara Kenji Yamada menggelegar dari teras belakang rumahnya.Ito Sanji, pengawal kepercayaan keluarga Yamada segera membungkukkan badannya lalu menghambur keluar meninggalkan kediaman Yamada untuk memanggil pulang tuan mudanya yang bekerja di kantor utama di tengah kota Tokyo.Ibunda Takeshi yaitu Shizuka bergegas keluar dari kamarnya menghampiri Kenji. Dia bertanya dengan nada lembut agar tidak membuat suaminya tersinggung, "Ada apa, Suamiku? Tidak biasanya kamu memanggil pulang putera sulung kita saat jam kantor begini."Wajah yang mendung diwarnai amarah terpendam itu menatap istrinya lalu menggeram seraya menjawab, "Takeshi mencari mati dengan menodai gadis dari keluarga Tokugawa yang dijodohkan dengan putera bungsu sahabatku, Hiroshi. Baru saja dia meneleponku agar membawa Takeshi ke kediaman Watanabe untuk meluruskan masalah ini!""Ya Tuhan—Takeshi!" seru Shizuka tertahan. Dia tak berani membela puteranya karena jelas kesalahan ini
Read more

Hara Kiri Kenzo

Semua mata tertuju pada sepasang kekasih muda belia itu. Midori menangis pilu memeluk tubuh Kenzo mencegah pemuda Jepang itu bertindak gila dengan mengakhiri hidupnya demi cintanya.Deasy dan Leeray saling bertukar pandang, mereka tak menyangka kisah cinta puteri mereka lebih sulit dibanding secret marriage yang dulu pernah mereka jalani. Memang kakek Midori menghajar Leeray hingga babak belur nyaris mati setelah mengetahui Deasy menikah diam-diam dan dihamili olehnya dulu. Namun, tidak sampai harus dipaksa bunuh diri begini.(Baca kisah cinta Leeray dan Deasy dalam novel Terjerat Cinta Milyarder Sexy)"Sudahlah, kami tidak ingin drama! Tolong Tetua Watanabe menjernihkan situasi pelik ini. Puteri kami berhak mendapat kejelasan nasib perjodohan yang telah disepakati dahulu antara dua keluarga Watanabe-Tokugawa!" Masumi Tokugawa tak ingin kehilangan kesempatan berbesan dengan keluarga bangsawan terhormat dan kaya raya seperti klan Watanabe dan dia benci keturunan Yamada.Namun, Kenzo ta
Read more

Puteri Bangsawan yang Diasingkan

Seusai kepergian ayah ibunda Kenzo bersama rombongan keluarga Indrajaya ke rumah sakit. Pertikaian antara tetua klan Watanabe dan Tokugawa semakin sengit. Mereka saling berteriak satu sama lain."Perjodohan ini sudah berakhir, Tuan Masumi Tokugawa! Kenzo sudah mematahkan perjanjian darah itu dengan hara kiri!" ucap Akehito Watanabe lantang. Dia menyesali kekeras kepalaannya sendiri tadi hingga cucunya mengambil jalan seperti itu.Tuan Masumi dengan wajah penuh murka berteriak seraya menggebrak meja, "Kalau Kenzo selamat seharusnya dia tetap menikahi puteriku, Ayumi, Tuan Akehito!"Nenek Kenzo angkat bicara karena mengetahui bahwa gadis klan Tokugawa itu sudah tak layak disebut gadis karena telah ternodai. "Dia tak layak bersanding dengan Kenzo, cucuku mengatakan bahwa Ayumi telah memberikan keperawanannya kepada putera keluarga Yamada. Mereka pun telah beritikad baik dengan hadir di sini," ujar Nyonya Kyoko Watanabe dengan dingin."HUH! Aku tak sudi berbesan dengan keluarga Yamada!" T
Read more

Dibuang dan Dipungut

"Suamikuuu, tolong puteri kita pingsan!" Ibunda Ayumi memeluk tubuh anaknya yang penuh luka dan berdarah-darah di tanah. Dia berseru kepada pelayan rumah, "Antarkan nona muda ke rumah sakit!""TIDAK! Jangan bawa anak tak berbakti itu ke rumah sakit! Dia hanya akan menimbulkan kesulitan karena dokter pasti akan curiga melihat lukanya. Kirim ke kuil saja, biarkan para biksuni yang merawatnya nanti!" Masumi mencegah para pelayannya yang terdiam menunduk tak berani membantah perintah majikannya sekalipun itu jelas-jelas tak berperikemanusiaan. Gadis yang terluka parah itu sungguh miris kondisinya. Darah dari luka di wajahnya dan juga tubuhnya yang dibalut kimono putih berbahan katun polos. Ibundanya menangisi Ayumi hingga air matanya terkuras tak kunjung habis. Bagaimana pun kesalahan puterinya, Nyonya Michiko tak akan tega melihat darah dagingnya dipukuli hingga nyaris mati di depan matanya sendiri."Suamiku, luka Ayumi begitu parah ...a—aku a—aku takut dia akan infeksi bila tidak seger
Read more

Cinta Terlarang yang Tak Pernah Padam

Kedua biksuni itu melepas kepergian gadis tak bernama yang ditinggalkan sekelompok ninja di depan pintu kuil beberapa jam sebelumnya. Kini gadis yang tak sadarkan diri dengan kondisi tubuh penuh luka itu telah diinfus di dalam ambulance yang melaju dengan kecepatan sedang menuju ke rumah peristirahatan milik keluarga Yamada di Osaka.Tuan Kenji Yamada mengusap wajahnya yang jelas menampakkan kelelahan. Dia belum sempat beristirahat sejak kemarin karena mengurusi kisah asmara putera sulungnya, Takeshi. Cinta terlarang yang menyisakan kepahitan. Gadis dari klan Tokugawa itu nyaris mati dan dibuang jauh dari kediaman keluarganya. Bila dia boleh jujur, nuraninya menangis mengetahui masih ada praktik-praktik tradisi kolot yang tak berperikemanusiaan. Zaman telah berganti akankah manusia masih tetap berdiri di jalan lama dengan mengeraskan hati seperti Tuan Masumi Tokugawa? batin pria itu prihatin."Apa kau sudah menghubungi Takeshi agar memanggil dokter ke rumah di Osaka, Ito?" tanya Tuan
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status