Beranda / Fantasi / Kaisar Dunia Bawah / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab Kaisar Dunia Bawah: Bab 31 - Bab 40

80 Bab

31. Pria Tua dan Lorong yang Gelap

Di luar, Yun Guoqu telah menunggu. Fu Ziya tidak terlihat dimanapun, pria itu hanya seorang diri. “Kaisar Yun, apa Fu Ziya kembali?”“Tidak,”“Oh, kau merubah penampilanmu.” Fu Ziya muncul di belakang jenderal Gu yang telah merubah penampilannya, bukan lagi monster besar nan mengerikan, melainkan seorang pria tampan yang menggunakan jubah perpaduan ungu gelap dan hitam, rambutnya yang berwarna merah menyala di ikat tinggi.“Kau mengagetkanku.” ujar Gu Junyi dengan wajah datar.“Aku pikir kau bisa merasakan kehadiranku dengan baik? Kenapa harus kaget? Kau adalah jenderal iblis, kau harus memiliki kesadaran yang penuh pada sekitarmu. Kau mempermalukan Qi Yi dan duku iblis!" Balas Fu Ziya.“Terserah dengan apa yang kau katakan. Aku tidak peduli.” dengus Gu Junyi mengabaikan Fu Ziya, ia mengalihkan matanya, melipat tangannya di depan dada dan menunjukkan bahwa dia benar-benar tidak
Baca selengkapnya

32. Buah Persik dari Kayu

Di balik pintu mereka menemukan ruangan yang besar. Berbagai macam makhluk berpakaian gelap yang menggunakan topeng atau benda lainnya untuk menutupi wajah mereka berlalu lalang ke sana kemari di dalam ruangan yang di dominasi dengan warna merah dan hitam. Tirai-tirai hitam yang menggantung memiliki sulaman bunga Higanbana merah.“Aku akan menunjukkan meja anda.” seseorang muncul di hadapan mereka dari udara kosong. Sosok yang cantik nan rupawan menuntun Qi Yi dan yang lain menuju meja yang belum ditempati. Bahkan ketika mereka belum mengatakan apapun, sosok itu telah memenuhi meja beserta gelas di hadapan Qi Yi dengan minuman. “Acara utama akan dimulai sebentar lagi. Silahkan nikmati hidangan yang kami sajikan terlebih dahulu.” sosok itu menghilang di udara.Mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, di dalam ruangan yang besar dan meja yang tersusun dengan rapi, namun mereka tidak dapat mengenali siapapun yang ada di sana. Minuman di dalam g
Baca selengkapnya

33. Orang tak Terduga

Bisik-bisik audiens yang hadir memenuhi ruangan seperti dengungan lebah. Banyak dari mereka yang hadir hari itu tidak menyangka dengan apa yang akan mereka lihat hari ini. Dapat menyaksikan salah satu dari lima artefak secara langsung adalah kesempatan langka, bahkan mereka yang telah hidup selama ribuan tahun belum tentu dapat melihat artefak-artefak yang ada saat ini.Akan tetapi, keterkejutan dari sisi Yun Guoqu, Qi Yi, Fu Ziya beserta jenderal Gu berbeda dengan keterkejutan dari seluruh makhluk yang ada di sana. “Artefak keabadian dari hutan raksasa… bukankah artefak itu di dapatkan oleh roh jahat yang kita kejar?” Fu Ziya berbisik seraya menoleh kepada Yun Guoqu yang ternyata, memiliki keterkejutan yang sama dengannya.“Bukankah artefak itu dimiliki oleh Qi Yu?” tanya Yun Guoqu kepada Qi Yi. Setelah seluruh hutan terbakar, ia tidak merasakan apapun lagi di hutan raksasa. Tentu ia akan tahu jika artefak itu tertinggal di sana, bukan?
Baca selengkapnya

34. Diam

Lidah Qi Yang terasa kelu, raut-raut wajahnya di balik topeng membeku, sedangkan seluruh anggota tubuhnya tidak mampu untuk digerakkan.Di sisi lain, Yun Guoqu menaiki tangga dengan langkah pelan namun pasti. Di bawah panggung yang gelap, bisikan para abadi dan suku iblis yang berkumpul di ruangan itu tidak ubahnya seperti sekumpulan lebah, membicarakan wanita misterius yang tiba-tiba saja muncul di atas panggung, menghentikan acara mereka.‘Tap’Sesampainya di atas panggung, kehadiran Yun Guoqu bahkan lebih menarik perhatian dari pada Qi Yi dan Qi Yang yang masih membatu, dengan suara beratnya, Yun Guoqu berkata, “Wan An, tangkap semua abadi yang berada di sini. Tanpa terkecuali.” suara Yun Guoqu menggema masuk ke seluruh telinga para penonton yang hadir, rasa takut menguasai setiap makhluk yang ada di sana, apalagi para abadi, wajah mereka menjadi pucat dengan gerakan yang kikuk mereka mencoba melarikan diri dari sana.Sayan
Baca selengkapnya

35. Biru Keunguan

“Qi Yi..” dua manik secerah langit di siang hari dihalangi oleh kelopak mata yang tertutup. Qi Yi membeku, tidak bergerak, seluruh tubuhnya jatuh dan terkulai tidak berdaya di lengan Yun Guoqu ketika di saat yang bersamaan, sulur-sulur raksasa bermunculan dari berbagai sudut, menciptakan kerusakan pada bangunan tempat mereka berada sekarang.Qi Yang tidak menyangka bahwa Qi Yi akan jatuh tidak sadarkan diri. Rasa bersalah menguasai hatinya, ia tidak pernah ingin membuat keadaan Qi Yi semakin parah setelah luka yang ia tanggung selama bertahun-tahun. Karena dirinya lebih tahu bagaimana keadaan Qi Yi sekarang.Di saat ia mendekat, sulur-sulur raksasa bergerak liar, menyerang siapapun yang ia lihat, satu persatu mereka yang masih belum keluar dari tempat pertemuan rahasia tertangkap oleh sulur-sulur tersebut, mereka berteriak saat duri-duri menembus tubuh mereka, mengikat dan menahan hingga lemah dan menghisapnya hingga kering.Tanpa melihat siapapun, s
Baca selengkapnya

36. Kebangkitan

Dengan tangannya yang gemulai, Qi Yu membelai wajah Yun Guoqu dengan lembut. Wanita itu bangkit dari pelukkan Yun Guoqu, ia tidak melepaskan pandangannya dari sang kaisar Yun, senyuman di bibirnya juga masih betah merekah di wajahnya. Yun Guoqu mencoba melepaskan diri, tidak menyangka akan bertemu dengan Qi Yu di saat ia berusaha untuk menyadarkan Qi Yi. Akan tetapi, seluruh tubuhnya seperti terpaku, luka besar di punggungnya terus menerus menguras setiap energi yang ia punya, tangan hingga kedua kakinya juga tidak dapat digerakan. Apa yang telah Qi Yu lakukan padanya? “Baru beberapa hari aku tidak bertemu denganmu, tetapi kenapa rasanya seperti sudah ratusan tahun?” Qi Yu merendahkan tubuhnya, mensejajarkan wajah mereka. Violet beremu gelap, Yun Guoqu menatap jauh ke dalam manik itu. “Kenapa kau terlihat tidak senang? Aku sangat merindukanmu, Yun-dage.” usapan di wajah Yun Guoqu masih belum dihentikan, wajah Qi Yu mendekat. Begitu dekat hingga ujung hid
Baca selengkapnya

37. Bunga yang Berguguran

Mereka terlihat sama. Qi Yi dan wanita berjubah merah di antara kumpulan kabut. Qi Yu berjalan menuju Qi Yi yang menatapnya dengan mata birunya yang dingin. Pada awalnya, hanya warna surai panjang dan iris mata mereka yang berbeda, akan tetapi, setelah berdiri dalam jarak yang dekat, barulah rupa mereka berdua terlihat sedikit berbeda. Bukan hanya darisegi wajah, raut wajah yang mereka tampilkan juga berbeda. Qi Yi dengan raut wajah serius nan dingin, sedangkan Qi Yu yang meskipun ia tersenyum, senyuman yang ia tampilkan menjanjikan kesakitan untuk siapapun. “Qi Yu… kau.” Qi Yang, yang telah lama terikat pada dahan pohon yang membelit tubuhnya tidak dapat mengutarakan rasa terkejut yang ia rasakan. “Yang-ge, senang bertemu denganmu juga.” “Kau! Mana mungkin bisa—" mulut Qi Yang di tutup paksa oleh tumbuhan merambat yang melilit tubuhnya, menghentikan setiap kata yang ingin ia ucapkan. “Aku tidak mengijinkanmu untuk berbicara, Q
Baca selengkapnya

38. Kelopak Terakhir

Ini tidak bisa dibiarkan, ia tidak bisa membiarkan ini semua. Sedikit lagi lonceng jiwa akan menjadi miliknya. Sedikit lagi, Qi Yi akan lenyap dari dunia ini. Ia tidak boleh membiarkannya. Dia tidak boleh membiarkannya! Dari tempat semula, kabut gelap melesat seceperti kilat menuju Yun Guoqu, dengan raut wajah yang tidak begitu berarti, Yun Guoqu menangkis serangan yang di lontarkan Qi Yu. Cahaya hitam dan putih bertemu dan beradu, membentuk dua warna yang sangat kontras nan menyilaukan mata siapapun yang melihat. Qi Yu menggigit bibirnya, bagaimana bisa pria ini dapat menangkis serangannya di saat ia memiliki artefak kekuatan? Tidak akan ada yang bisa menandingi artefak kekuatan, apalagi mengalahkannya! Ia melihatQi Yi,  kelopak bunga pada pelipis sang kaisar iblis terhenti pada kelopak terakhir, ia tidak boleh berhenti di sini! Qi Yu mengerahkan seluruh kekuatannya, ia memaksa artefak kekuatan memberinya lebih banyak kekuatan, ia menyerap habis
Baca selengkapnya

39. Air Terjun Shu Die dan Klan Fu

Air terjun Shu Die terletak di tengah pegunungan hijau di dunia atas. Tujuh air terjun yang membiaskan berbagai warna yang mengelilingi lembah. Dari seluruh tempat di dunia atas, air terjun Shu Die adalah tempat yang paling indah, asri dan hijau. Mulai dari tumbuh-tumbuhan hingga seluruh hewan yang tinggal di sana adalah makhluk hidup yang memilki nilai yang baik dari yang lain. Banyak tanaman obat langka nan berharga yang tumbuh di sana, termasuk hewan yang menghuninya.Istana Shu Die berada di balik air terjun tersebut, dari istana itu, pemandangan air terjun memberikan rasa nyaman bagi siapapun yang melihat, suara gemericik air terjun tidak memekakkan telinga, namun malah menenangkan yang membuat siapapun mendapatkan ketenangan di tempat itu.Bukan hanya tempat yang bagus, istana Shu Die merupakan tempat kediaman klan Fu yang terkenal dengan kemampuan mereka di bidang penyembuhan dan obat-obatan. Dari generasi ke generasi, klan Fu selalu memiliki para tabib yang kem
Baca selengkapnya

40. Pertanyaan yang Harus Dijawab

Sun Li telah berada di air terjun Shu Die cukup lama. Sejak pertama ia datang ke sana hingga sekarang, nona muda dari klan Sun itu masih belum sadarkan diri. dia seperti tertidur, dengan nafasnya yang naik turun secara teratur dan detak jantungnya yang berdetak dengan irama yang merdu menjadi satu-satunya bukti dia masih hidup. Selama pengobatannya, para tabib di air terjun Shu Die memberikan obat untuk mempertahankan fisiknya selama berada dalam tidur panjangnya. Sudah banyak yang mereka lakukan, sayangnya tidak ada yang dapat dilakukan karena hal yang menimpa Sun Li berada di luar kemampuan tabib di sana. Meskipun begitu, Fu Ziya tidak memaksa Shen Xing membawa Sun Li kembali bersamanya ke dunia manusia, sang abadi bersedia merawat Sun Li di Shu Die, menunggu hingga sang wanita kembali sadar seperti sedia kala. Di saat Fu Ziya bersama Wan An beserta Shen Xing mendatangi kamar Sun Li, nona Sun itu masih berada dalam posisinya yang berbaring, bedanya saat ini
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status