Home / Romansa / After That Night / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of After That Night: Chapter 61 - Chapter 70

135 Chapters

Gossip

Sisca terperanjat saat diancam seperti itu oleh anaknya. “Kamu berani mengancam mamah, Tir?” tanyanya. Ia sangat kesal karena Tira begitu berani mengancamnya. “Kenapa tidak? Mamah tahu kan aku bukan orang yang suka memohon? Jadi pilihannya hanya ada dua. Datang ke pernikahan aku atau aku akan mengatakan pada papah bahwa mamah telah ditipu menghilangkan uang sebanyak 30M. Aku yakin papah pasti akan marah,” jawab Tira. Kala itu Sisca pernah datang menemui Tira untuk meminta bantuan. Sebab, ia tertipu oleh temannya sendiri. Awalnya Sisca mengikuti investasi yang dijanjikan oleh temannya akan mendapat keuntungan besar. Namun sayang, ternyata uang itu justru dibawa kabur. Akhirnya, Sisca yang takut suaminya marah itu pun meminta bantuan anaknya. Ia tidak nyangka, hal itu justru dijadikan senjata oleh Tira. “Jadi kamu gak ikhlas nolongin mamah, Tir?” tanya Sisca, kesal.
last updateLast Updated : 2022-01-06
Read more

Menunggu Orang Tua Tira

Berulang kali Tira menghubungi Panji. Namun teleponnya masih belum dijawab juga. “Ke mana sih mereka, nih?” gumamnya, kesal. Panji sengaja tidak menjawab panggilan Tira. Baginya, lebih baik dimarahi karena terlambat dari pada dimarahi karena kecelakaan. Membawa Ayas sudah seperti mempertaruhkan nyawanya. Sebab, jika sampai terjadi sesuatu terhadap Ayas dan Vano, Tira pasti akan marah besar. Beberapa saat kemudian, mereka pun sudah sampai di rumah Tira. “Akhirnya mereka datang juga,” gumam Tira. Hatinya sangat lega karena Ayas dan Vano sudah tiba di sana. Ia langsung menghampiri mobil yang ditumpangi Ayas dan membukakan pintunya. “Silakan!” ucapnya sambil tersenyum dan mengulurkan tangan. Vano turun lebih dulu, kemudian disusul dengan Ayas yang terlihat begitu cantik dan anggun. “Kamu sangat cantik
last updateLast Updated : 2022-01-07
Read more

Bersimpuh

“Pak, tolong jangan seperti ini!” ucap Tira sambil membuntuti papah Ayas. “Sudahlah … saya sudah memberi kesempatan padamu untuk membuktikan kesungguhanmu. Tapi mana buktinya? Dengan ketidak hadiran orang tua kamu, itu artinya kamu tidak serius. Kenapa saya bicara seperti itu? Sebab, saya sudah sangat paham bagaimana sikap orang-orang seperti kalian,” ucap papah Ayas. “Meski menikah secara negara, tetapi status anak saya tidak akan kuat karena keluarga kamu tak menyetujuinya. Saya tidak ingin jika nantinya dia diperlakukan selayaknya istri simpanan dan kamu tetap menikah dengan wanita pilihan orang tuamu karena alasan bisnin!” skak papah Ayas. Ia sudah hafal betul bagaimana kelakuan keluarga orang kaya jika sudah tidak menyetujui pernikahan anaknya. Ia tidak ingin Ayas hidup menderita karena menikah pun tidak dihadiri oleh orang tua Tira. Apalagi jika sudah berumah tangga nanti.
last updateLast Updated : 2022-01-08
Read more

Batal

“Saya tidak pernah menyuruh anak Ibu untuk melakukan hal itu. Sejak awal saya sudah mengatakan bahwa saya tidak akan mengizinkan Laras menikah jika tidak ada persetujuan dari orang tuanya,” ucap papah Ayas. Sejak tadi ia sudah risih karena tatapan mamah Tira yang seolah merendahkannya. Sehingga ia menjelaskan agar pikiran wanita itu bisa terbuka. Mamah Tira sama sekali tak mengindahkan ucapan papah Ayas. Ia malah berbicara dengan anaknya, seolah orang tua Ayas tidak ada di sana. “Sudahlah, Tir! Mamah harap kamu bisa membatalkan pernikahan ini. Pernikahan macam apa yang dilakukan tergesa-gesa, dan hanya karena sudah ada seorang anak? Lagi pula kamu tidak sepenuhnya berdosa. Toh, waktu itu kamu sudah ingin bertanggung jawab, kan? Tapi wanita ini saja yang sok jual mahal,” cibir mamah Tira. Orang tua Ayas pun terkesiap. Mereka merasa harga diri mereka direndahkan. “Oh, bagu
last updateLast Updated : 2022-01-09
Read more

Mengancam Mereka

“Uncle!” ucap Vano. Papah Ayas ingat siapa pria yang dimaksud ‘uncel’ oleh Vano. “Ayo, Yas!” ajak papah Ayas. “Tapi, Pah!” sahut Ayas. Ia masih belum rela meninggalkan tempat itu. “MASUK!” bentak papah Ayas. Akhirnya Ayas pun terpaksa masuk ke mobil Yoga. Tira terbelalak saat melihat mereka naik ke mobil Yoga. Ia pun berlari secepat mungkin dan menghampiri salah seorang pengawalnya yang berdiri di dekat pintu gerbang. Ayas sempat bingung mengapa Tira tidak mencegahnya. Namun, kemudian ia terkejut karena tira langsung merampas senjata api milik pengawalnya dan mengarahkan ke kepalanya sendiri. “Sampai kalian pergi dari sini, aku mati!” ancam Tira. Ia sudah tidak tahu harus berbuat apa. Dengan begitu, Tira yakin Ayas dan mamahnya tidak mungkin membi
last updateLast Updated : 2022-01-10
Read more

Sah

Ayas dan Tira pun menoleh. “Pah, aku mohon,” ucap Ayas, memelas. Air matanya pun mengalir karena takut papahnya memaksa Ayas untuk pergi dari tempat itu. “Ayo masuk! Papah akan menikahkan kalian,” ucap papah Ayas. Wajah Ayas dan Tira pun kembali berbinar. “Serius, Pah?” tanya Ayas dengan suara gemetar. Papah Ayas menjawabnya dengan anggukkan kepala. Ia turut senang melihat anaknya bahagia sampai seperti itu. Ayas menoleh ke arah Tira dengan tatapan nanar. Kemudian mereka berjalan ke arah papah Ayas. “Terima kasih banyak, Pak. Saya sangat bersyukur karena Bapak mau menikahkan kami,” ucap Tira sambil memeluk papah Ayas. “Sudahlah! Yang terpenting, jangan pernah sakiti Ayas!” sahut papah Ayas sambil mengusap punggung Tira. “Pasti, Pak. Aku berjanji akan menjaga Laras dengan ny
last updateLast Updated : 2022-01-11
Read more

Tira Memelas

Ayas mengerutkan keningnya saat ditanya seperti itu oleh Tira. “Kamu enggak percaya sama aku?” tanya Ayas, kesal. “Bukan enggak percaya, Sayang. Aaku kan cuma nanya. Ya, siapa tahu sekarang udah bisa,” sahut Tira, salah tingkah. Ia khawatir Ayas akan marah karena pertanyaannya itu. “Ya enggaklah. Kan baru kemarin aku dapatnya. Ini tuh paling enggak, selesainya sekitar 1 minggu lagi,” jawab Ayas, apa adanya. Wajah Tira langsung pucat. “Satu minggu? Lama banget, Sayang,” lirih Tira, lemas. Ia pusing membayangkan harus menunggu satu minggu hanya untuk bisa melewati malam pengantinnya. “Ya emang segitu. Biasanya aku kalau haid sekitar 7 sampai 10 hari,” jawab Ayas, santai. “SEPULUH HARI? Yang bener aja, masa sepuluh hari? Bisa meledak kepala aku kalau nunggu selama itu,”
last updateLast Updated : 2022-01-12
Read more

Dinasihati Anak

Saat Ayas membukakan pintu, Vano pun langsung protes. “Mami sama Papi abis ngapain, sih?” kenapa dari tadi aku manggil enggak ada yang bukain pintu?” keluh Vano, kesal. “Maaf, Sayang. Tadi kan Mami lagi ganti baju. Kalau pintunya enggak dikunci, takut ada yang buka. Kan malu jadinya kalau kelihatan orang lain,” jelas Ayas. “Oh, begitu. Kirain aku ditinggal sendirian. Masa pergi enggak bilang,” ucap Vano. Sebenarnya yang membuat ia teriak adalah takut orang tuanya menghilang tanpa kabar. “Ya enggak, dong. Kalau pun mau pergi, mami pasti bilang sama kamu, Sayang,” sahut Ayas. Ia selalu berusaha sabar menghadapi anaknya yang cerewet itu. “Harus! Kalau enggak bilang, nanti aku nangis. Aku mau marah-marah sama semua orang,&rdquo
last updateLast Updated : 2022-01-13
Read more

Kegalauan Yoga

Ternyata saat ini Yoga dan Gita belum berpisah. Mereka sedang duduk di cafe karena Yoga mengajak Gita untuk berbincang. Awalnya Gita menolak saat diajak oleh Yoga. Namun karena pria itu memohon, akhirnya Gita pun setuju. Saat ini kondisi hati Yoga sedang tidak baik-baik saja. Ia patah hati karena gadis pujaannya yang selama ini ia idamkan telah menjadi milik pria lain. Sehingga Yoga butuh teman curhat untuk mendengar keluh kesahnya. Selama ini Yoga hanya fokus dengan Ayas. Sehingga ia tidak memiliki teman lain untuk dijadikan tempat curhat. “Aku tahu kekuasaanku memang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Tuan Tira. Tapi apa yang aku miliki ini tidakkah cukup untuk membahagiakan Vivi?” tanya Yoga. “Maaf Mas, meskipun aku teman Ayas, bukan berarti aku ingin membelanya. Tapi menurutku bukan itu masalahnya,” jawab Gita. Ia berusaha
last updateLast Updated : 2022-01-14
Read more

Wanita Gila

“Permisi, Tuan. Di luar ada tamu,” ucap asisten rumah tangga. Tira langsung megerutkan keningnya. Ia merasa tidak seharusnya ada tamu yang datang. Sebab, rumah itu baru saja ia tempati dan belum ada klien-nya yang tahu. “Siapa?” tanya Tira. Belum sempat asisten Tira menjawab, tiba-tiba Helen muncul sambil bertepuk tangan. Prok! Prok! Prok! “Luar biasa … Tuan Tira yang terhormat. Kamu hebat sekali, ya? Masih punya tunangan, tapi menikahi wanita lain,” ucap Helen. Wajah Tira langsung mengeras. Ia sangat emosi karena Helen begitu berani padanya. ‘Sial! Aku lupa memberi tahu mereka,’ batin Tira. Ia terlalu sibuk memikirkan pernikahannya. Sehingga Tira melupakan Helen. Beruntung Helen tidak datang ketika akad. Jika tidak, bisa-bisa wanita itu merusak acara pernikahan mereka. 
last updateLast Updated : 2022-01-15
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status