Dahinya berkeringat, kepalanya bergerak kekiri dan kanan seiring napasnya yang memburu. Seakan-akan dua pendingin ruangan yang dipasang disana tidak ada gunanya. Kakinya mulai bergerak, menjejak apapun yang ada dibawahnya, bahkan selimut ia tendang hingga terjatuh di lantai. Kilatan kejadian masa lampau yang membuatnya mengalami hal buruk ini setiap malam. Mimpi buruk perlakuan seorang gadis yang menjadi pusat lukanya. 'Kamu pikir, aku mau menjadi kekasihmu? Dengar, jika bukan karena supercar itu, aku tidak sudi, bahkan berjalan beriringan denganmu saja aku jijik!' Kalimat itu selalu terngiang setiap Mark memejamkan mata, diikuti riuh sorakan dari orang-orang yang menontonnya. Tidak ada satupun dari mereka berniat membantunya, menyelamatkannya dari hinaan dan cacian dari seorang gadis yang berdiri angkuh didepannya. "TIDAK!" Mark terbangun, lagi. 
Baca selengkapnya