Home / Pernikahan / Kubalas Madu Dengan Racun / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Kubalas Madu Dengan Racun: Chapter 21 - Chapter 30

36 Chapters

Rahasia terbongkar

Mawar sudah dipindahkan ke ruangan. Rahayu masih saja menangisi sang anak sampai Ayumi merasa curiga dengan sikap ibunya.Sejak datang dan sampai Mawar masuk ke dalam ruangan, Rahayu tak henti mencemaskan Mawar. Seharusnya jika hanya sebagai menantu, tidak seharusnya menangis seperti sedih menangisi sang anak."Mami, jangan nangis terus. Lebay banget, sih. Itu, kan menantu Mami bukan anak Mami. Jadi, nggak usah sampai menghabiskan air mata," oceh Ayumi kesal.Rahayu salah tingkah dengan apa yang dituturkan sang anak. Memang dia mencemaskan Mawar karena memang dia anak kandungnya. Akan tetapi, tidak mungkin ia bicara sesungguhnya dengan Ayumi.Rahasia besar itu sudah tersimpan sejak lama. Saat wanita itu datang dan mengaku janda tanpa anak."Mami sedihlah, kan itu anak kita tunggu-tunggu. Eh, malah keguguran." Rahayu mencari alasan agar Ayumin tidak semakin curiga."Ya, nggak gitu juga kali."Ayumi meninggalkan sang ibu. Gadis itu memi
Read more

Akhirnya terbongkar

Bayu semakin perhatian pada Mawar. Selain merasa bersalah karena telah kalau dalam kehamilannya, Bayu juga merasa dirinya tidak becus menjadi suami yang siaga.Asti merasa geram melihat Mawar yang menunjukan semakin manja pada suaminya. Harusnya ia bisa langsung membongkar kebohongan Mawar, tetapi sengaja ingin melihat sampai mana kebohongan itu.Harusnya Mawar tidak ada di keluarganya dan tidak menjadi duri dalam rumah tangganya jika ia tahu suaminya tidak memberikannya keturunan.Tiga hari sudah Mawar di rumah sakit. Kini, ia bersiap pulang ke rumah. Bersama Rahayu, Mawar di titah dengan baik. Sementara, Bayu sigap jika Mawar membutuhkan sesuatu.Sementara, di rumah Asti menunggu madunya dengan kesal. Malam ini ia harus membongkar kedok wanita kedua suaminya. Dengan berbekal sebuah kertas hasil pemeriksaan, ia berjanji akan membuat Mawar ke luar rumah itu dengan cepat."Teh, tuh yang ditunggu sudah datang," goda Ayumi."Tau, ah. Kesel Tete
Read more

Kegelisahan Asti

Rahayu menghampiri Mawar di kamarnya. Ia bingung harus berbuat apa karena semuanya serba salah. Wanita tua itu tidak ingin membahayakan dirinya sendiri. Namun, ia juga tidak mungkin membiarkan Mawar untuk tetap tinggal di sini.Mawar masih saja menangis sesegukkan. Ia tidak menyangka dirinya akan secepat itu ke luar dari rumah besar itu. Dirinya pun tidak menyangka jika Bayu ternyata mandul."Kamu mau ke mana Mawar?" tanya Rahayu."Apa urusan Mami? Mami nggak peduli bukan sama Mawar, tadi saja tidak sama sekali Mami membela Mawar. Padahal, Mami yang membawa Mawar ke keluarga ini." Mawar menatap jengkel sang ibu.Rahayu bergeming. Ia merasa bersalah dengan Mawar karena tidak bisa membela sang anak. Seperti pepatah, maju mundur salah."Mawar, Mami bukannya nggak mau membela kamu." Rahayu mencoba membela diri, tapi tetap saja Mawar begitu kecewa dengan keadaan."Aku tahu, Mami ingin menyelamatkan diri sendiri, kan? Aku tahu, Mami takut rahasia
Read more

Kecurigaan Ayumi

Rahayu gelisah saat Mawar tidak bisa dihubungi. Wanita tua itu sangat sulit memejamkan mata karena belum mendapat kabar dari sang anak.Menelepon mantan ibu mertuanya pun ia enggan karena jika Mawar berada di sana, pastilah dia akan tersalahkan. Rahayu yang mengajak Mawar bersamanya, tetapi malah pulang sendiri ke rumah sang nenek.Suami Rahayu terbangun saat mendapatkan Rahayu tengah duduk di ranjang menatap ponsel miliknya."Ada apa?" tanyanya."Nggak, Pa. Hanya aku dapat pesan dari Neneknya Mawar kalau dia bertanya ada apa dengan Mawar." Rahayu mencoba mencari alasan."Sudahlah, Mi. Papa sudah malas membahas tentang Mawar, intinya jangan sampai orang itu datang lagi. Papa nggak suka, ya, Mi."Rahayu terkesiap mendengar ucapan sang suami. Begitu bencinya ia dengan Mawar, sampai membahasnya saja enggan. Bagaimana jika dia tahu Mawar adalah anaknya dari suami sebelumnya.Tidak mau menambah suaminya curiga, ia kembali membaringkan tubu
Read more

Rahasia masa lalu

"Pa, masa Papa nggak bisa lihat dari gerak-gerik Mami?""Gerak gerik apa, sih?""Mami itu kalau sama Mawar baik banget, coba Papa perhatikan kalau Mami selalu membela dia.""Ya, karena dia, kan memang jadi istri kedua Bayu, dan Mami yang ingin Bayu memiliki keturunan dari Bayu."Ayumi bingung menjelaskan pada sang ayah. Sudah mencoba pelan-pelan, tapi pria beruban itu sama sekali tidak mengerti maksudnya.Gadis tomboy itu mengusap wajah kasar. Lalu, ia kembali berpikir bagaimana caranya untuk menjelaskan kalau sang ibu memiliki sebuah rahasia yang tidak diketahuinya."Gini, deh. Ada hubungan sesuatu antara Mami dan Mawar. Papa sampai sini ngerti nggak?"Pria tua itu menggeleng. Lagi, Ayumi gemas dengan sang ayah. Harus bagaimana lagi menjelaskannya."Pa, saat Papa nikah sama Mami, dari pernikahan sebelumnya, apa Mami mempunyai anak?""Kok kamu nanyanya begitu?""Udah, Pa. Jawab aja," ujar Ayumi kesal."Ngga
Read more

Kemarahan Ibunya Asti

Tubuh Ayumi serasa lemas melihat drama Rahayu dan Mawar. Ternyata, sikap baik sang ibu tak lain bukan karena ia menantu kesayangan. Namun, karena ia adalah anak kandung Rahayu.Gadis tomboy itu beringsut mundur, melangkah perlahan menuju motornya. Ayumi terduduk sebentar menahan pedih di hati. Kali ini, ia bisa menitikan air mata. Bukan karena sedih, tetapi kecewa terhadap sang ibu.Wanita yang melahirkannya telah berdusta pada sang ayah. Selama bertahun-tahun menutupi kenyataan yang ada. Untuk apa menyembunyikan jika dirinya janda tanpa anak? Apa Papanya tidak suka dengan Janda beranak?Pertanyaaan itu yang kini berputar di otak Ayumi. Hal pertama yang ingin ia tanyakan adalah tentang masa lalu Rahayu.Ayumi menyalakan motornya, perlahan ia mulai melaju membelah jalan. Pikirannya masih kacau, ia sengaja mengendarai dengan pelan. Ia masih tidak percaya dengan apa yang dilihat dan didengarnya.Itu kenyataan, kah? Kenapa aku bisa satu darah dengan wa
Read more

Ketegangan

"Asti, jawab?""Aa Bayu menceraikan wanita itu karena telah berbohong tentang kehamilannya. Ternyata yang dikandungnya bukan anak Aa Bayu," jelas Asti.Bayu menutup wajah dengan telapak tangan. Dia merasa malu saat disidang oleh ibu mertuanya. Terlebih jika mengingat tentang hal memuakkan tentang Mawar. Malam pertama tanpa mahkota, dan kehamilan buah anak orang lain.Ibu Asti menatap nyalang pada Bayu. Tidak menyangka menantu yang dibanggakan akan mengecewakan dirinya."Tahu dari mana kalau itu bukan anak Bayu? Jangan jadi pria pecundang, setelah menggunakan malah tidak mengakui anaknya. Heran ibu dengan pikiran kalian? Apabyang membuat kalian bicara itu bukan anaknya?"Ragu Asti untuk menjawab karena pasti akan membuat masalah baru untuk rumah tangganya. Fajar terus mengelus pundak sang ibu yang sudah mulai berguncang.Bayu terus memperhatikan Asti, yang terus saja menatapnya penuh iba. Rahayu dan sang suami saling pandang dengan cemas. Sem
Read more

Terbongkarnya rahasia

Kepergian Asti membuat Bayu frustrasi, ia memukul beberapa kali tembok. Mengacak-acak rambut karena kesal tidak bisa mempertahankan wanita yang dicintainya.Rahayu mendekati sang anak, mencoba menenangkan agar tidak terlalu lama bersedih. Dia merasa tidak perlu menangisi seorang Asti."Bay, tenang. Kamu tidak perlu menyesali, sudahlah, kalau Asti pergi, kamu bisa kembali rujuk sama Mawar," ucap Rahayu dengan percaya diri.Rahayu berharap Bayu mau kembali pada Mawar, seperti yang pernah dia lakukan pada Asti. Namun, Rahayu tidak sadar jika talak yang dijatuhkan Bayu adalah talak tiga.Sementara, Ayumi mendengar ucapan Rahayu semakin geram mengingat kejadian tadi saat ia tahu Ayumi adalah anak Rahayu. Ia tidak sabar untuk membongkar semua, walaupun Rahayu adalah ibu kandungnya."Mi, semua salah Mami.""Kok, salah Mami?""Iya, kalau Mami tidak membujuk Bayu untuk menikah lagi dan memiliki anak dari wanita lain, semua ini tidak akan perna
Read more

Kebimbangan Asti

Asti termenung memikirkan sang suami. Ia terpaksa mengikuti permintaan sang ibu untuk pulang ke kampung. Hati nuraninya tidak bisa memungkiri kalau dirinya kini terus memikirkan Bayu.Baru saja merasa bahagia dengan kepergian Mawar, tetapi malah sang ibu datang dengan kemarahannya yang membuat Asti meninggalkan rumah Bayu.Entah bagaimana pernikahannya dengan Bayu, apa akan tetap berjalan, atau harus terpisah oleh gugatan perceraian.Tubuh Asti terasa lemas, untuk melakukan aktivitas pun rasanya berat. Pikirannya tidak karuan, bahkan saat sang ibu memanggilnya, dia hanya diam dan terbengong."Ti, Ibu bicara, kok kamu diam saja?" tanya Ibu."Eh, iya, Bu. Ada apa?""Kamu masih mikirin suamimu itu?""Bu, bagaimanapun, Aa Bayu masih suami Asti," ujarnya membela diri."Kamu kok bodoh banget, keluarga itu nggak baik buat kamu. Lagi pula, kok ada model kaya kamu, mau di madu. Nggak geli apa?"Asti menghembuskan napas, dia tahu
Read more

Petaka Kedua (1)

"Papa sakit, Aa belum bisa ke sana dulu, ya. Kamu yang sabar, ya, sayang.""Astagfirullah, sakit apa, Aa? Iya Asti sabar menunggu Aa datang."" Serangan jantung ringan, kok. Hanya butuh perawatan, nanti juga Papa, sehat lagi.""Iya, sudah, Aa. Salam buat Papa. Jangan lupa makan.""Iya, Asti."Setelah menutup telepon dari Bayu, Asti memberitahukan pada sang ibu kalau besannya sedang sakit di rumah sakit."Bu, boleh Asti menjenguk Papa?""Nggak usah, Ti. Kamu diam saja di sini, jangan ke sana-sana lagi. Ingat, kamu itu diperlakukan nggak baik di sana."Asti menghela napas panjang, bagaimana bisa dia tetap di rumah mendengar ayah mertuanya sakit. Namun, ibunya tidak mengizinkannya pergi.Kini, ia hanya bisa pasrah menghadapi semua yang sedang terjadi. Asti kembali menatap layar ponsel, ia memilih menghubungi Ayumi untuk menanyakan kabar Papa suaminya.[Yum, Papa kenapa bisa sakit?][Ulah Mami, ternyata Mawar a
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status