Home / Romansa / KALI KEDUA / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of KALI KEDUA: Chapter 31 - Chapter 40

141 Chapters

Hanya Sampai Frustasi tetapi Tak Membuat Mati

“Sebenarnya jika perusahaan itu runtuh, Om bisa mewarisinya perusahaan Om tetapi Byanca selalu menolak. Dasar keras kepala.” Dewo membayangkan wajah mungil putrinya. Ia tak pernah memanjakan diri dengan kemewahan yang ditawarkan kedua orang tuanya, padahal baik Mami maupun Papi sama-sama memiliki usaha yang sangat maju dan dia tidak mau mengambil keuntungan.“Tapi ada satu permasalahan yang ingin Om minta kamu juga membantu menanganinya,” ucap Dewo lagi.“Apakah itu tentang Bian?” tebak Max.Dan Dewo mengangguk. Max menghela napas kasar. Apa kiranya yang mampu ia lakukan.“Max kamu tahu jika Bian tak sehebat itu dalam dunia bisnis, ia juga tak punya pijakan karena perusahaan Rams juga sedang bermasalah. Aku mau kau menekannya tapi jangan buat ia sampai gulung tikar.”Kedua alis Max menyatu dengan sempurna. “Maksud Om?”“Kita hanya akan menekannya hingga ia frustrasi tetapi tak
last updateLast Updated : 2022-03-23
Read more

Kedatangan Dewo di Busan

“Opa akan datang, Mi?” Ken menanti jawaban Byanca dengan kesenagan yang tak bisa ia sembunyikan. Sejak suara ponsel ibunya berbunyi, ia sudah terbangun dan diam-diam mendengarkan percakapan diantara ibunya dan si penelepon yang ternyata adalah opanya, Dewo.Byanca tersenyum dan mengelus rambut halus Ken. “Iya, Sayang.”Ken langsung bersorak ria. Ia melompat di atas kasur. Sudah sangat lama ia tak memancing atau berkebun. Oh tidak, bermain catur juga. Bermain bola dan masih banyak lagi. Ken tentu sangat senang karena hanya Opa yang bisa mengajarinya permainan yang berbeda. Ken jadi tidak sabar menanti itu. Biasanya Opa akan membawanya bermain di luar rumah, entah mereka memulai bersepeda kemudian berkebun dan memancing lalu diakhiri dengan bermain sepak bola, yang tentunya setiap pulang ke rumah Ken akan membawa luka ringan di bagian lutut atau pun lengannya. Itu tidak masalah, justru ia senang dan nantinya Mami lah yang akan mengomel sambil meng
last updateLast Updated : 2022-03-23
Read more

Hangatnya Pelukan Ayah

Byanca mengajak Dewo berbicara setelah memastikan bahwa Ken sudah tertidur. Anak itu terus saja mengoceh dan bermain dengan opanya seakan energinya tak pernah habis. Jika Byanca mengajaknya tidur, maka ia akan cemberut dan bersembunyi di dalam pelukan Dewo. Sungguh anak yang manis. “Papi apa kabar?” Byanca tampak memainkan jarinya di sisi gelas di hadapannya. “Alhamdulillah baik, Sayang. Kamu bagaimana By?” Byanca memaksakan untuk tersenyum. “Seperti ini, Pi. Baik-baik saja insyaallah.” Dewo mengelus kepala Byanca. “Sini peluk, Papi. Papi kangen.” Adalah hal yang menyulitkan bagi Byanca untuk memulai bercerita tentang permasalahannya. Oleh sebab itu Dewo hanya ingin memeluk tubuh rapuh itu. Segera Byanca beringsut ke dalam pelukan Papi. Dewo membubuhi kecupan dan mengelus rambut hingga punggung Byanca. Keadaan nyaman dan damai dirasakan Byanca. Tak terasa air
last updateLast Updated : 2022-03-24
Read more

Komentar Tajam Mami

“Tapi sayangnya seseorang lebih menyukai kulit bertekstur seperti kulit buaya daripada kulit sehalus bambu.” Byanca menatap Mami dengan guratan tak enak. Ini berada di beranda umum, tidak baik untuk mengumbar aib orang lain. Bagaimana jika orangnya mendengar. “Benarkah? Saya baru tahu ada orang yang seperti itu, Nyonya?” Kini giliran pegawai spa yang memijat Mami yang berbicara. Mami menyunggingkan senyumannya. “Ya. Orang seperti itu tidak pantas dijadikan kekasih.” Entah siapa orang yang dimaksud Mami, Byanca pun tak memahami. Ia curiga jika ibunya ini sudah terbiasa menghina orang lain di belakang. Nanti, akan Byanca bicarakan dengan Mami perihal kebiasaan buruk ini yang bisa menjadi berbahaya untuknya jua. Selepas spa, Mami mendapat panggilan dari perusahaan bahwa salah satu dari desainernya mendapatkan surat panggilan dari kepolisian karena dianggap melakukan palgiat karya. Perusahaan Mami adalah perusahaan yang bergerak di bidang ritel. B
last updateLast Updated : 2022-03-24
Read more

Makan Malam Bersama

Suara ponsel Dewo mengakhiri aksi mereka. Dengan terpaksa, ia meletakkan Ken dengan posisinya nyaman yaitu bersandar di dadanya. Kemudian ia mengangkat panggilan tersebut.            “Dia tidak merepotkan, Papi. Dia sangat baik hari ini.”            “…..”            “Hmm.. baiklah. Papi akan membawa Ken ke sana. Tolong kirimi alamatnya!”            “….”            “Apa Mami juga ikut?”            “….”            “Baiklah. Kami akan segera ke sana.&rdquo
last updateLast Updated : 2022-03-25
Read more

Punya Anak Lagi

Tok.. tok.. Baru beberapa detik, ia merebahkan tubuh di atas sofa dalam ruangannya, suara ketukan pintu membangunkannya kembali. Dengan nada malas, ia mengizinkan seseorang di balik pintu itu masuk. “Mi..” Kepala Byanca menyembul dengan cengiran di wajahnya. Ia pelan-pelan masuk karena ia mengetahui ibunya sedang tak enak badan, Byanca berinisiatif untuk memijatnya. “Mami rebahanlah, Byanca akan memijat Mami.” *** “Ken memperhatikan siapa, Nak?” Dewo mengikuti arah pandang Ken. Terhitung sudah lebih dari sepuluh menit ia melihat ke depan bahkan es krim di tangannya dibiarkan meleleh.  Tak jauh dari mereka atau tepatnya di depan mereka, ada seorang anak perempuan kecil—mungkin seusia Ken—sedang bermain dengan ayahnya. Ia tertawa setiap kali ayahnya menghembuskan gelembung dan ia pun berlari dengan senang. Anak perempuan itu memakai baju gaun berpita merah jambu di pinggangnya terlihat seperti putri raja sementara ayahnya dengan gag
last updateLast Updated : 2022-03-25
Read more

Bertemu Mantan

Rina mendengus kesal, ia turun dan segera mencubit pinggang Byanca. Bukannya mengaduh sakit, Byanca justru tertawa. “Cie, ditungguin Papi tuh.”Wajah Rina memerah tanpa harus mengoleskan blush on. Tatapannya dan Dewo saling bertemu. Ada perasaan yang tak tersampaikan lewat obrolan mata itu. Rina segera membuang muka dan dengan malas mengajak Byanca segera masuk.“Hi, Ken. Ayo masuk!” Ia mengambil sebelah tangan Ken dan menggandengnya. Sementara tangan Ken yang lain juga sedang digenggam oleh Dewo. Ken tak berniat melepaskannya dan jadilah ia digandeng oleh Opa dan Oma. Byanca tentu senang melihat itu dari belakang. Ia mengambil ponsel dan mengarahkan kamera ke arah mereka. Suatu saat nanti, ia akan mengandalkan foto ini untuk keuntungan pribadi.“Momem langka yang tak akan pernah kulupa,” ujarnya dengan bersenandung.Makan malam itu diisi dengan kecangggungan. Rina maupun Dewo tampak tak banyak bicara, hanya Ken yang be
last updateLast Updated : 2022-03-26
Read more

Kali Pertama Bertamu

Yang membukakan pintu adalah asisten rumah tangga. Ia sudah diberi tahu Byanca lewat ponsel tadi, maka ia membiarkan Dewo masuk dan menuntunnya ke ruang makan. Dewo memperhatikan sekeliling, rumah ini terawat dengan bagus. Terdapat banyak hiasan rumah yang ditaksir ratusan juta. Ternyata Rina belum berubah. Guci yang dipajang serta keramik-keramik lainnya juga persis seperti isi rumah mereka dahulu.  Rina yang sedang melahap makanan sambil menonton berita terperangah ketika Dewo berdiri tak jauh darinya. Otaknya memproses untuk marah. Namun, ketika melihat penampilan Dewo entah mengapa jantungnya berdetak kencang. Ia mengingat masa-masa mereka pacaran.  Tatapan mereka saling bertemu beberapa detik sebelum suara Byanca mengejutkan mereka. “Papi sudah sarapan?” tanya Byanca menghiraukan tatapan membunuh Rina. Ia menggandeng tangan Dewo dan mempersilakannya duduk di sebelah kanan Rina. Ia pun mulai sibuk dengan menyiapkan piring serta isi makanan ke da
last updateLast Updated : 2022-03-26
Read more

Kencan di Pantai

Rina sangat kesal. Ia punya keinginan untuk menjewer telinga Byanca hingga merah. Bagaimana ia bisa melupakan putranya? Meskipun di sini ada Oma dan Opa tetapi sosok orangtua tidak akan bisa terganti, bukan?Rina mengirim pesan pada sekretaris Byanca agar memintanya menjawab telepon Ken, jika tidak maka ia tidak dibiarkan bekerja lagi atau ia secara resmi dipecat.Di ruangannya, Byanca yang telah diberitahu oleh sekretarisnya itu langsung merasa bersalah. Ia telah berjanji pada Ken untuk selalu meluangkan waktu dan baru sehari, ia sudah beringkar.Tak menunggu waktu lama, ia segera menghubungi Ken. “Sayang, maafkan Mami.” Ia gugup dan menekan bibirnya ke dalam.Ken yang melihat wajah bersalah Byanca langsung menangis. Ada rasa ketakutan di hatinya bila Mami juga akan meninggalkannya seperti Daddy. Jika itu terjadi, maka ia akan tinggal dengan siapa? Dan terlebih ia tak siap memiliki anggota keluarga baru.Rina berinisiatif untuk pindah
last updateLast Updated : 2022-03-27
Read more

Imbas dari Persahabatan

Jakarta.“Apakah kau sudah puas menjelekkan ku?” Darrel melipat tangannya di dada. Wanita ini—Clara—sangat lancang mengatainya di depan Byanca.Clara melototinya. “Memangnya kenapa? Lagipula memang itu yang aku rasakan.”Ia sudah berulang kali menolak  untuk menangani kasus Darrel, tetapi pria ini terus saja memujuk bahkan menerornya dengan datang hampir setiap hari ke kantornya. Itu sangat menyebalkan dan ia juga sangat malu. Akan seperti apa orang berpikiran jika ia mengabaikan tamu. Gelar sebagai pengacara ternama di negeri ini akan tercoret dari dirinya.“Clara, aku tahu kau membenci ku karena aku sahabatnya Bian, kan?” Menurut Darrel sudah saatnya Clara mengerti posisinya. “Memangnya kenapa jika aku sahabatnya? Aku tidak ikut andil dalam membuat keputusan perceraian mereka. Ini sangat tidak adil, jika kau membenci ku hanya karena aku sahabat Bian.”Mata Clara memerah karena marah
last updateLast Updated : 2022-03-27
Read more
PREV
123456
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status