Beranda / Romansa / KALI KEDUA / Bertemu Mantan

Share

Bertemu Mantan

Penulis: Sann dyy
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-26 18:00:51

Rina mendengus kesal, ia turun dan segera mencubit pinggang Byanca. Bukannya mengaduh sakit, Byanca justru tertawa. “Cie, ditungguin Papi tuh.”

Wajah Rina memerah tanpa harus mengoleskan blush on. Tatapannya dan Dewo saling bertemu. Ada perasaan yang tak tersampaikan lewat obrolan mata itu. Rina segera membuang muka dan dengan malas mengajak Byanca segera masuk.

“Hi, Ken. Ayo masuk!” Ia mengambil sebelah tangan Ken dan menggandengnya. Sementara tangan Ken yang lain juga sedang digenggam oleh Dewo. Ken tak berniat melepaskannya dan jadilah ia digandeng oleh Opa dan Oma. Byanca tentu senang melihat itu dari belakang. Ia mengambil ponsel dan mengarahkan kamera ke arah mereka. Suatu saat nanti, ia akan mengandalkan foto ini untuk keuntungan pribadi.

“Momem langka yang tak akan pernah kulupa,” ujarnya dengan bersenandung.

Makan malam itu diisi dengan kecangggungan. Rina maupun Dewo tampak tak banyak bicara, hanya Ken yang be

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KALI KEDUA   Kali Pertama Bertamu

    Yang membukakan pintu adalah asisten rumah tangga. Ia sudah diberi tahu Byanca lewat ponsel tadi, maka ia membiarkan Dewo masuk dan menuntunnya ke ruang makan. Dewo memperhatikan sekeliling, rumah ini terawat dengan bagus. Terdapat banyak hiasan rumah yang ditaksir ratusan juta. Ternyata Rina belum berubah. Guci yang dipajang serta keramik-keramik lainnya juga persis seperti isi rumah mereka dahulu. Rina yang sedang melahap makanan sambil menonton berita terperangah ketika Dewo berdiri tak jauh darinya. Otaknya memproses untuk marah. Namun, ketika melihat penampilan Dewo entah mengapa jantungnya berdetak kencang. Ia mengingat masa-masa mereka pacaran. Tatapan mereka saling bertemu beberapa detik sebelum suara Byanca mengejutkan mereka. “Papi sudah sarapan?” tanya Byanca menghiraukan tatapan membunuh Rina. Ia menggandeng tangan Dewo dan mempersilakannya duduk di sebelah kanan Rina. Ia pun mulai sibuk dengan menyiapkan piring serta isi makanan ke da

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-26
  • KALI KEDUA   Kencan di Pantai

    Rina sangat kesal. Ia punya keinginan untuk menjewer telinga Byanca hingga merah. Bagaimana ia bisa melupakan putranya? Meskipun di sini ada Oma dan Opa tetapi sosok orangtua tidak akan bisa terganti, bukan?Rina mengirim pesan pada sekretaris Byanca agar memintanya menjawab telepon Ken, jika tidak maka ia tidak dibiarkan bekerja lagi atau ia secara resmi dipecat.Di ruangannya, Byanca yang telah diberitahu oleh sekretarisnya itu langsung merasa bersalah. Ia telah berjanji pada Ken untuk selalu meluangkan waktu dan baru sehari, ia sudah beringkar.Tak menunggu waktu lama, ia segera menghubungi Ken. “Sayang, maafkan Mami.” Ia gugup dan menekan bibirnya ke dalam.Ken yang melihat wajah bersalah Byanca langsung menangis. Ada rasa ketakutan di hatinya bila Mami juga akan meninggalkannya seperti Daddy. Jika itu terjadi, maka ia akan tinggal dengan siapa? Dan terlebih ia tak siap memiliki anggota keluarga baru.Rina berinisiatif untuk pindah

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-27
  • KALI KEDUA   Imbas dari Persahabatan

    Jakarta.“Apakah kau sudah puas menjelekkan ku?” Darrel melipat tangannya di dada. Wanita ini—Clara—sangat lancang mengatainya di depan Byanca.Clara melototinya. “Memangnya kenapa? Lagipula memang itu yang aku rasakan.”Ia sudah berulang kali menolak untuk menangani kasus Darrel, tetapi pria ini terus saja memujuk bahkan menerornya dengan datang hampir setiap hari ke kantornya. Itu sangat menyebalkan dan ia juga sangat malu. Akan seperti apa orang berpikiran jika ia mengabaikan tamu. Gelar sebagai pengacara ternama di negeri ini akan tercoret dari dirinya.“Clara, aku tahu kau membenci ku karena aku sahabatnya Bian, kan?” Menurut Darrel sudah saatnya Clara mengerti posisinya. “Memangnya kenapa jika aku sahabatnya? Aku tidak ikut andil dalam membuat keputusan perceraian mereka. Ini sangat tidak adil, jika kau membenci ku hanya karena aku sahabat Bian.”Mata Clara memerah karena marah

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-27
  • KALI KEDUA   Ombak Rindu

    Benar seperti yang dikatakan bahwa semakin malam, pengunjung pantai Gwangalli semakin ramai. Mentari sudah terbenam dan suara manusia terdengar begitu lantang. Ombak pantai menggelitik kaki telanjang. Hembusan angin menghadirkan rasa ketenangan seketika permasalahan yang bersemayam ikut terbang. Byanca dan Ken masih memiliki energi untuk berlari-lari di sekitaran pantai, sementara Rina dan Dewo duduk berselonjor pada kursi yang tersedia.“Semoga mereka akan selalu bahagia seperti itu di masa depan,” ucap Dewo dengan mata tak pernah lepas menyaksikan canda tawa Ken dan Byanca.“Aamiin. Aku juga berharap demikian.” Rina tak mungkin mengabaikan perkataan Dewo, apalagi berhubungan dengan putrinya.“Aku menyesal karena dengan mudah menerima Bian di kehidupan Byanca.”Rina juga berdehem. Keduanya turut andil dalam pernikahan Bian dan Byanca. Rina yang tahu bahwa Bian memiliki rasa pada putrinya, tentu senang dan ia sela

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-28
  • KALI KEDUA   Kasus Viral

    Wanita ini mengungkap alasan perceraian antara Bian dan Byanca!Terhembus kabar terbaru tentang Byanca Tanjung, mantan istri Abian.Lama tak terdengar kabarnya, sahabat ungkap isi hati Byanca.Baru-baru seorang pemuda yang tinggal di Busan mengunggah foto yang diduga Byanca beserta anaknya. Terlihat bahwa ia sudah melanjutkan hidup dengan baik. Akankah ia sudah melupakan sosok Abian?Pagi ini berita tentang Bian dan Byanca kembali menjadi buah bibir. Pencarian nama mereka berada di posisi teratas. Seolah sudah lama tidak mendapatkan perhatian dari masyarakat, kini beritanya menjadi konsumsi di seluruh negeri.Clara menangkup wajahnya, gusar. Sejak bangun tidur ponselnya tak berhenti bordering. Ia tahu telah menyalakan api dan ini adalah konsekuensinya. Ia ceroboh. Ia telah membuka aib Byanca. Clara sungguh merasa bersalah. Jika bisa ia ingin menenggelamkan diri.Tok..tok..Suara ketukan pintu diiringi sapaan dari luar mengembalikan ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-28
  • KALI KEDUA   Kerjasama antara Rina dan Dewo

    Pergerakan di atas tempat tidur cukup menganggu Byanca. Matanya masih berat untuk terbuka. Tadi malam, ia bergadang untuk mengecek laporan perusahaan. Banyak data yang butuh peninjauan lebih. Ia mengetahui bahwa ia masih baru di perusahaan ritel Mami, tetapi kemampuannya dalam berbisnis tidak perlu diragukan lagi khususnya peningkatan dalam penjualan. Oleh sebab itu, Byanca lebih memokuskan diri dalam marketing.Ken melihat Mami tak terganggu sama sekali. Ia semakin melompat tinggi. Ini sudah pagi bahkan ia sudah rapi menggunakan pakaian sekolah. Ken menduga bahwa ibunya lelah setelah pergi ke pantai semalam. Ia menyerah dan terduduk memperhatikan wajah pulas ibunya. Dagunya ditopang dengan kedua tangan. Ia menghitung waktu hingga ke berapa ibunya akan terjaga.Merasa seperti diawasi, kelopak mata Byanca terbuka secara perlahan. Senyum manis Ken menyambutnya. Byanca terkejut dan langsung duduk. “Kenny, kamu sudah rapi?” Byanca merasa malu, di saat ia baru b

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-30
  • KALI KEDUA   Akankah Bersama Kembali?

    Ada pribahasa yang mengatakan bahwa sekeras-kerasnya batu ajan retak juga.. artinya sekerasa apapun pendirian seseorang jika terus-menerus dipengaruhi dapat berubah juga. Itulah yang kini mulai dirasakan Rina. Awalnya, ia sangat menolak kehadiran Dewo walau hanya berkunjung. Namun, seiring berjalan waktu Rina menganggap bahwa kehadiran Dewo bisa diuntungkan, buktinya seperti saat ini untuk menangani kasus Byanca.Untuk masalah ke depan akan bagaimana. Ia memasrahkan seutuhnya pada Sang Maha Pencipta yang mengatur takdir manusia. Rina takut kufur bila menolak secara gamblang.[Apakah kamu masih di sekolah Ken?]Ponsel Rina menampilkan sebuah pesan dari Dewo. Lama ia mempertimbangkan akan balasan jujur atau tidak. Dia memang masih di sekolah Ken dan berencana akan menungguinya di taman terdekat.[Iya.]Ia memilih jujur.[Baiklah aku akan ke sana. Tunggu!]Rina hanya melihat pesan tersebut tanpa harus menjawabnya. Dengan begitu artinya i

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-30
  • KALI KEDUA   Menemukan Ken

    Park segera berlari ke dalam. Suara baku hantam terdengar. Ia menyiapkan pistol di tangannya. Tanpa suara, ia berjalan menaiki tangga.“Ahhh…”Suara teriakan Jung menggema kemudian disusul oleh suara orang berlari. Park segera menghampiri Jung dan ia bisa menebak bahwa penculik itu telah pergi.“Sial,” umpatnya ketika melihat Jung tertimbun tumpukan kursi yang terbuat dari kayu.“Park.” Jung mengeluarkan tangannya. Ia berharap Park segera membantunya. Ia telah ditipu oleh penculik tersebut. Awalnya dia mengira bahwa penculik itu telah kabur. Ternyata ia bersmebunyi. Ketika Jung hendak menyelamatkan Ken, ia dihantam dari belakang. Sebuah balok kayu mendarat di kepalanya kemudian secara membabi buta ia ditendang dan dihajar. Ia tak mau kalah, kemudian mencoba bangkit dan melawan. Namun, tenaganya tak seimbang. Lalu ia dilempar oleh kursi-kursi hingga tertimbun di dalamnya. Untung saja ia telah men

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-31

Bab terbaru

  • KALI KEDUA   AKHIR

    Tidak ada yang bisa menerima sebuah perpisahan. Baik pisah hidup maupun mati. Semua yang pernah bersama ingin selalu bersama hingga akhir hayat bahkan di kehidupan selanjutnya. Dunia fana ini selalu diimingi dengan kebahagiaan semata. Nyatanya kebahagiaan itu semu.Renata melakukan aksinya untuk memisahkan Dewo dan Rina karena kebenciannya pada ayah Dewo, Pramasta yang telah merenggut nyawa kedua orang tuanya. Tidak hanya itu, menurut Rentina sejak sahabatnya itu—Dewo—mengenal Rina waktunya sangat sedikit untuk Rentina. Hal itu semakin memupuk rasa kebenciaannya.Strategi demi strategi untuk balas dendam telah direncanakan. Salah satu yang direalisasikannya adalah masuknya orang ketiga dalam rumah tangga Dewo. Sebenarnya itu tidak murni rencananya. Rams berselingkuh dengan seorang wanita bernama Mellisa. Suatu hari, Rams mengatakan bahwa Mellisa tengah mengandung anak mereka. Rentina tidak dapat menerima itu, dia pun kesal pada Rams dan mengancam Rams atas

  • KALI KEDUA   Ayahmu pembunuh

    Rentina tersadar dari hanyutan masa lalunya. Matanya memerah menatap Dewo. Aura kebencian terpancar dari lensa hitam tersebut. Aliran darahnya seakan membuncah untuk membalaskan dendam kepada Dewo. Sialnya, rantai yang kuat ini menjeratnya.“Pramasta apa kabar?”Ini adalah kali pertama ia menyebut nama ayah Dewo tanpa menggunakan embel-embel panggilan ‘om’ untuk kesopanan. Sejak ia menyelidiki lebih lanjut ucapan mantan supirnya, Rentina tidak menelan informasi itu mentah-mentah melainkan ia menyelidiki lebih lanjut. Masih ada harapan Rentina bahwa ayah temannya itu tidak bersalah. Satu demi satu bukti dan saksi Rentina kumpulkan selama bertahun-tahun hingga akhirnya bahwa kecurigaan itu adalah benar.Lalu apa yang dilakukan Rentina?Apakah ia langsung membalaskan dendamnya pada Pramasta?Tidak!!Ya, jawabannya tidak. Rentina tidak melakukan apapun kepada Pramasta karena ketika ia telah berhasil mengumpulkan semua buk

  • KALI KEDUA   Pembunuh Sebenarnya

    Perusahaan warisan ayah Rentina telah dikelola oleh adik kandung ayahnya sendiri yang mana nantinya akan diserahkan kepadanya. Rentina tidak terlalu mengambil berat hal itu karena ia menganggap dirinya masih belum mampu untuk mengelola perusahaan tersebut. Rentina hanya menerima hasil setiap bulan dan dimanfaatkan untuk biaya sekolahnya. Rentina sering berkunjung hanya untuk mendapatkan teka-teki atas kematian orang tuanya. Dia mulai melibatkan diri dalam pekerjaan di perusahaan. Mulanya hanya untuk memecahkan teka-teki, lama kelamaan menjadi ketertarikan untuk bekerja di sana. Rentina meminta kepada omnya untuk diajak bekerja, ia pun ingin mengambil peran dari mulai yang terendah dahulu. Rentina mempelajari setiap liku pekerjaan tersebut. Perusahaan ayah mengalami gejolak hingga hampir gulung tikar. Om Irwan, omnya mengaku sudah melakukan banyak cara untuk menstabilkan permasalahan tersebut. Permasalahan ini dipicu karena mereka salah memilih distributor. Uang yang

  • KALI KEDUA   Kehilangan

    Flashback on“Rentina, ikhlaskan kepergian mereka!” ucap tantenya sambil memeluk tubuh remaja Rentina.Rentina mengatupkan mulutnya. Membungkam kesedihan yang membendung. Hari itu adalah hari yang sangat buruk bagi Rentina. Tak pernah ia bayangkan bahwa hari itu datang, hari dimana ia kehilangan dua orang yang disayanginya yaitu papa dan mamanya.“Tante, kata ikhlas memang mudah diucapkan tetapi, sangat sulit untuk diimplementasikan. Bagaimana aku akan menjalani hariku tanpa mereka? Aku hanya anak tunggal. Aku tak memiliki apapun dan siapapun lagi.”Rentina tahu bahwa ini kehendak Tuhan akan tetapi ia belum siap. Hati dan kepalanya terus berbicara akan sendiri yang akan dihadapinya. Rentina menekuk lututnya kemudian memeluk lutut itu, menggambarkan bahwa ia hanya bisa bertahan dengan dirinya sendiri. Hartanya adalah dirinya sendiri. Ia menangkup dan menangis sekencang-kencangnya. Para pelayat yang mengirimkan doa kepada orangtuanya

  • KALI KEDUA   Apa sebenar penyebabnya?

    “Apa sebenarnya penyebab kalian merusak rumah tangga ku?”Rina tak mampu menahan seluruh gejolak pertanyaan yang telah dari Singapore ia pendam. Rina tak mementingkan waktu jika saat ini antara Rentina dan Dewo sedang bersitegang. Ia hanya ingin tahu agar dadanya tak sesak menahan.Mata Rentina beralih pada Rina. Alih-alih menjawab, ia justru menyunggingkan senyuman seakan mengejek Rina. Senyuman yang dulunya hangat kini menjadi tajam yang mampu menyabik hati Rina.“Karena kamu terlalu sombong, Rina.”Rina terpancing untuk menghampiri Rentina. Entah hanya sekedar mendekatkan telinganya agar memastikan bahwa ia tak salah dengar. Namun, Dewo segera mencegahnya. Dewo menarik tangan Rina dan membisikkan kata-kata penenang.Rina memejamkan mata kemudian mengatur emosinya. Ia tak boleh terpancing demi permasalahan ini cepat diselesaikan. Melihat wajah Rentina terlalu lama akan mempengaruhi kesehatan jantungnya.“Kamu

  • KALI KEDUA   Perlawanan Rentina

    Rina menyunggingkan senyuman kepada Bian setelah mendengar teriakan Indira. Wanita itu sangat kacau dan berantakan. Rina mengira bahwa mentalnya telah terguncang. Ia mendekati Dewo dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi kepada Indira. Dewo hanya menjawab dengan mengangkat bahunya membuat Rina menghela napas malas. Sudah dalam keadaan seperti ini pun Dewo masih sempat untuk bermain rahasia. Di hadapan Rams dan Rentina terbentang sebuah sofa panjang dengan sebuah meja di hadapannya yang berisi banyak makanan dan juga minuman. Dewo mengajak mereka semua untuk duduk. “Rentina, Rams dan Indira kehadiranku membawa mereka semua ke sini bukan untuk menghukum kalian. Aku tahu semua orang pasti pernah melakukan kesalahan tidak terkecuali diriku sendiri. Aku ingin kita menyelesaikan dengan damai dan secara kekeluargaan. Tolong akui semua kesalahan kalian!” Tak munafik bahwa kekesalan Dewo kepada tiga manusia di hadapannya sudah mengubun-ubun tetapi ia masih memiliki h

  • KALI KEDUA   Menuju Akhir

    Pesawat yang ditumpangi mendarat indah di Bandar udara Soekarno Hatta. Dewo beserta rombongan segera menaiki mobil yang telah disediakan. Perjalanan selanjtunya adalah menuju tempat penyekapan Rams dan Rentina. Sepanjang perjalanan, semua tampak tak banyak bicara. Hanya diam dan menerka-nerka akan bagaimana kelanjutan cerita ini.Begitu sampai tempat penyekapan, Salim telah menunggu mereka. Ia segera mendekat dan menyapa satu-persatu. Dewo tersenyum ramah dan juga berjalan di samping Salim.“Lalu, apa yang akan kau lakukan?” Siapapun pasti akan sangat penasaran. Begitu pula dengan Salim. Sudah lama ia menanti hari ini. Ia juga sudah lelah menebak konspirasi di antara semuanya.“Dimana Bema dan Brian?” Dewo berhenti dan memperhatikan sekitar. Hal tersebut juga membuat semuanya berhenti dan mengikuti arah pandang Dewo.“Aku sudah meminta mereka datang tetapi tidak tahu kemana dua anak itu.” Tak ingin membuat suasana hati

  • KALI KEDUA   Mengemis

    Langit cerah menutupi raut kemarahan dari dua anak manusia yang saling berhadapan dengan kondisi tubuh terikat tali. Mereka adalah Rentina dan Rams. Rentina menggerakkan tubuhnya; menggapai-gapai tangan Rams. Ia tak bisa dengan lantang menyuarakan isi kepalanya sebab mulutnya ditutupi lakban hitam yang menyebalkan.Rentina berusaha berbicara lewat mata. Sayangnya Rams nampak tak tertarik, ia memutar lehernya dan lebih memilih menatap dinding yang dipenuhi sarang laba-laba tersebut. Lebih baik melihat itu dari pada menatap Rentina dengan segala gejolak emosinya.“Apa kau tak ingin mengalahkan Dewo di dunia bisnis?” Rams mengingat dengan jelas kata-kata yang diucapkan Rentina dahulu. Kata yang menjadi mantra untuknya melakukan segala cara agar mengalahkan Dewo. Meski Dewo bukan tandingannya di dunia bisnis tetapi Rams mengal

  • KALI KEDUA   Berdamai (lagi)

    Berdamai dengan keadaan adalah jalan yang dipilih Rina meski hati masih berbentur dengan luka masa lalu, tetapi ia begitu sadar bahwa semua karena jebakan. Rina memang mencoba untuk memaafkan Mellisa. Melihat Archi yang sedikit trauma membuat Rina merasa iba. Ia pernah melihat jiwa Byanca terguncang. Oleh sebab itu, ia tak ingin Archi juga nekat melakukan apa yang Byanca lakukan dahulu.Mellisa merasa terharu atas sikap Rina. Ia berulang mengucapkan terima kasih bahkan ia secara refelks memeluk Rina. Semua ini di luar ekspektasinya. Mellisa iri dengan Rina yang memiliki hati begitu lembut. Ia berjanji akan menjadikan dirinya lebih baik lagi untuk membalas kebaikan Rina. Untuk Dewo, ia tak akan mengejarnya lagi. Terserah pada Dewo untuk hidup seperti apa, lagi pula mereka telah berpisah sejak beberapa bulan yang lalu.Usai melepaskan pelukan Mellisa, Rina menatap Dewo dengan ekspresi tak terbaca. Dewo menaikkan sebelah alisnya tanda tak mengerti arti tatapan itu. Rina t

DMCA.com Protection Status