"HP kamu nyala, Mas." Hani menunjuk kantong celana Aiman di mana bunyi dering terdengar dari sana. Aiman tersenyum, walau dipaksakan. "Ya, udah. Mas, keluar dulu, ya. Angkat telepon dulu, mungkin dari polisi yang menangani kasus Hanan." Baru Hani akan melayangkan protes, kenapa tidak diangkat di sana saja, tetapi Aiman sudah berlalu. Meninggalkannya setelah menepuk pelan pundaknya. Hani hanya bisa menatap punggung sang suami yang akhirnya menghilang di balik pintu, kemudian mencari ponselnya sendiri. Ingin berkabar dengan orang tuanya. "Ada-ada aja Mas Ai, ini. Nada dering saja, disamain," gumam Hani sambil tersenyum kemudian menggeleng, dan kembali mencari ponselnya.
Read more