Home / Romansa / Istri Imutku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Istri Imutku: Chapter 11 - Chapter 20

79 Chapters

Bab 10

“Makan nasi, ya?” ucap Kevin, Liora menggeleng keras kepala.“Aku udah kenyang pak. Mangga yang pak Kevin tadi lumayan besar loh, aku udah abis tiga, masa iya gak kenyang makan mangga sebanyak itu.”“Tapi dari tadi siang kamu gak makan nasi loh, nanti kalau sakit gimana?” tanya Kevin.Liora menggeleng tetap menolak. Kevin menghela nafas, ia lalu mengambil bekas kulit rambutan sebelum di buang ke tempat sampah. Liora terlihat santai berbaring di tempat tidur begitu buah yang Kevin bawakan ludes tak tersisa sedikitpun.Kevin hari ini merasa cukup lelah, tak pernah Kevin duga kalau manjat pohon mangga ternyata menguras tenaga ekstra. Saat Kevin akan berbaring di samping Liora, Kevin di buat kaget karena Liora langsung turun dari tempat tidur.“Kamu gak mau tidur?” tanya Kevin heran.“Pak Kevin mau tidur satu ranjang sama saya?” Liora balik bertanya.Kevin menggaruk belakang teli
Read more

Bab 11

Pagi hari menyapa. Kevin terbangun karena mendengar suara Liora dari arah kamar mandi. Segera Kevin bergegas menghampiri Liora yang sudah lemas duduk di atas closet.Wajah Liora memerah. Kevin terlihat panik, saat Kevin akan menyentuh tangan Liora, perempuan itu kembali mual tidak karuan. Mengeluarkan apapun yang ada di dalam perut, namun yang keluar hanya cairan kental.Kevin berlari keluar kamar, mencari Mbok Inem salah satu asisten rumah tangga.“Mbok! Mbok!” seru Kevin. Orang yang di panggil lari dari arah belakang menghampiri Kevin.“Ada apa, Den?” tanya mbok Inem kaget.“Punya minyak masuk angin gak mbok? Liora butuh itu soalnya.” Ucap kevin.“Bentar, Den. Mbok ambilkan.”Kevin mengangguk dan menunggu. Tak lama terlihat Sandra menghampiri Kevin.“Liora kenapa, Vin?” tanya nya.“Mual-mual mah, wajahnya merah banget. Kevin khawatir.” Jawab Kevin.
Read more

Bab 12

Sudah siang, Kevin menjaga Liora dengan penuh khawatir. Kondisi istrinya itu kini seperti boneka yang tak bertulang. Dokter juga sudah memeriksa keadaan Liora, meski belum sepenuh membaik tapi kini sudah terlihat mendingan.Kedua bola mata bening dengan pupil hitam menatap ke arah Kevin. Lelaki yang sekarang telah menjadi suminya, tak pernah terbayangkan sebelumnya jika Kevin akan menjadi suami masa depan Liora, dulu saat pertama kali bekerja di butik Karin, Liora sempat tertarik dengan sosok Kevin saat pertama kali bertemu.Siapa yang tidak menyukai pria tinggi, berkulit putih bersih. Wajah lembut tanpa ada sedikitpun sifat kejam dari dari sana, Kevin juga orang yang ramah seperti Karin, belum lagi Kevin adalah pebisnis muda yang berhasil mengembangkan perusahaan keluarga. Siapapun pasti akan menyukai lelaki seperti Kevin, bisa di bilang Kevin adalah pria idaman.Tapi kevin sekarang justru terjebak dengan seorang istri seperti Liora, Gadis miskiin yang bahkan t
Read more

Bab 13

 Kendaraan beroda empat milik Kevin tidak kembali ke rumah besar, kendaraan tersebut berhenti di sebuah rumah bercat ungu muda yang sepertinya baru selesai di renovasi. Kevin turun, tak lama pintu dari rumah tersebut di buka sebelum Kevin dan Liora sampai di depan pintu.Terlihat sosok Karin berdiri di sana, mengembangkan senyum melihat kehadiran Kevin dan Liora.“Kalian ayo masuk.” seru Karin.Liora menoleh ke arah Kevin. “Ini rumahnya mbak Karin sama suaminya?” tanya nya. Kevin mengangguk lalu menggandeng tangan Liora memasuki rumah Altar.Di dalam rumah tersebut terlihat Altar dan Karin duduk menghadap meja makan, terdapat banyak makanan dan buah-buahan di meja tersebut. Kevin sampai heran melihat adik iparnya makan dengan begitu lahap, terlebih yang di makan bisa di bilang gak wajar. Bagaimana tidak jika yang Altar makan saat ini adalah ubi kayu mentah. Kevin bergidik.Kevin duduk dan begitupun juga Liora. A
Read more

Bab 14

 “Liora, sini, Nak.” Panggil Sandra.Liora yang baru turun dari lantai dua kamarnya benar-benar menghampiri Sandra yang kini menjadi ibu mertuanya. Saat itu terlihat Sandra sedang berada di dapur membuat sesuatu.“M.mama bikin apa?” Liora bertanya canggung.Sandra tersenyum. Menghampiri Liora lalu menarik pelan tangan menantu kecilnya itu duduk di salah satu kursi meja makan, menyodorkan su-su ibu hamil untuk Liora.“Kamu kayaknya gak pernah Mama lihat makan nasi. Nanti Kevin biar mama suruh beli makanan sehat biar kamu ada tenaga. Oh ya, ini mama buatin kamu su-su ibu hamil, di minumnya biar calon cucu mama nanti lahiran sehat.”Segelas cairan berwarna pink di terima oleh Liora, kepalanya menatap Sandra yang terlihat sangat baik. Keluarga Kevin sepertinya baik semua, entah itu Karin, Kevin atau ibunya. Namun Liora belum tau betul, mana ayah mertuanya. Saat pernikahan, Liora hanya melihat sekilas tap
Read more

Bab 15

  Tak terasa kini usia kandungan Liora memasuki bulan ke tiga. Rasa mual dan keinginan yang aneh-aneh jelas sering di minta oleh Liora pada Kevin. Untungnya Kevin adalah suami yang sigap jadi Liora merasa lega, apapun yang ia inginkan saat mengandung bisa di turuti.Pagi ini Kevin baru pulang sejak tadi subuh keluar dari rumah hanya untuk mencarikan Liora buah berduri. Bukan buah durian, tapi buah berduri yang lain. Orang sering menyebutnya buah sirsak atau buah sirkaya. Ternyata buah itu sangat sulit di cari, apalagi nyarinya subuh-subuh.Kevin masih mengantuk, bagaimana tidak jika ia harus keluar rumah di waktu pukul tiga dini hari hanya untuk mencarikan buah yang Liora inginkan. Sepulangnya dari pencarian yang melelahkan, Kevin membaringkan diri dan tak butuh waktu lama bagi Kevin untuk terlelap.“Ih kayaknya enak, aku mau!” tiba-tiba saja Karin datang berniat membantu Liora menghabiskan buah berduri lembut itu.“Aku boleh nyobain?
Read more

Bab 16

  Malam ini hujan turun sangat deras. Liora berdiri di depan jendela kaca yang tertutup melihat tetesan air hujan yang tidak terlalu kentara karena gelap. Dulu. Ketika hujan seperti ini ibu akan membuat pisang goreng dengan sambal khas buatan sang ibu, ketika menyantap pisang goreng saat hujan seperti ini Liora akan sering membuat candaan dengan ibunya. Liora tersenyum hambar, ia sangat rindu dengan ibu yang sudah bahagia di surga. Sudah hampir setengah tahun ibu meninggal, rasa sedih di tinggalkan masih terasa hingga sekarang. Tak ada kenangan yang sangat berharga selain ingatan yang Liora punya, andai saja rumahnya tidak di jual untuk bayar hutang, Liora pasti masih punya sesuatu yang hingga saat ini bisa menjadi kenangan terakhir sang ibu, tapi kenangan berupa rumah pun bahkan sudah tidak Liora miliki. Ternyata hidup tanpa keluarga seperti ini rasanya. Ibu Liora adalah anak panti asuhan, ayah Liora sendiri anak perantauan yang tidak pernah pul
Read more

Bab 17

  Tiga minggu kemudian. “Pak Kevin gak akan lama di jakarta ‘kan?” tanya Liora. Kevin sudah menjinjing tas kerja, ia tak perlu membawa baju atau perlengkapan pribadi karena semuanya sudah ada di apartemennya yang ada di jakarta. Kevin memasukkan tas miliknya di kursi samping kemudi, lalu menghampiri Liora. “Seminggu aja kok, kamu yakin gak mau ikut aku ke jakarta? Nanti kalau aku kangen gimana?” “Aku gak mau sendirian kalau pak Kevin lagi gak di rumah. Tapi pak Kevin semangat ya kerjanya.” “Coba sekali lagi, kamu manggil aku apa tadi?” Liora langsung mengulum bibirnya sendiri, sepertinya ia sangat susah di kasih tau agar tidak menyebut Kevin dengan panggilan ‘Pak’ tapi karena memang tidak biasa, hingga sekarang Liora tetep saja kekeh dengan nama yang ia gunakan untuk memanggil Kevin. “Udah ah sana, nanti kamu terlambat.” “Aku gak mau pergi sampai kamu manggil aku dengan nama yang bener.” kekanakan, tapi Kevin hanya
Read more

Bab 18

Tiga hari sejak kepergian Kevin ke Jakarta membuat Liora benar-benar kesepian, keinginannya semua di penuhi oleh pengurus rumah tangga, Liora tidak yakin akan perasannya tapi sungguh ia sangat merindukan Kevin sekarang, padahal mereka baru berpisah selama tiga hari.Perut yang sudah mulai membulat buncit di usap oleh Liora, kandungannya sebentar lagi memasuki bulan ke empat, kerap kali Liora merasa begah pada perutnya. Duduk bersandar di sofa sambil mengusap perutnya sendiri.“Sabar ya sayang, papa kamu pasti pulang kok. Mama tau kamu kangen tapi jangan bikin mama yang keliatan kangen banget kayak gini.” Liora menghela nafas, rasanya ingin sekali menelfon Kevin untuk menyuruh suaminya itu pulang.Tapi Liora sadar Kevin di Jakarta untuk bekerja, Liora tidak mau jadi sumber masalah karena di anggap mengganggu pekerjaan Kevin. Kembali Liora menghela nafas, memejamkan mata sebelum berdiri bersiap untuk mandi karena sudah sore.Hanya memakai handuk
Read more

Bab 19

Kevin baru saja selesai rapat dengan perasaan lelah dan kondisi tubuhnya yang juga lelah, asisten Kevin memberikan sebotol air mineral ketika Kevin baru saja duduk di kursi kerja.“Apa ada jadwal yang harus aku temui lagi setelah rapat hari ini?” tanya Kevin pada asistennya. Sangat berharap jika pekerjaannya segera berkurang agar ia bisa segera menemui Liora lagi.Seorang lelaki bernama Bimo membuka layar ipad, menggeser layarnya untuk mencari daftar pekerjaan Kevin selanjutnya.“Pukul tiga sore ada pertemuan yang harus Anda datangi dari perusahaan Media Cakrawala.” jawab Bimo.Kevin menghela nafas, menutup botol air mineral yang sudah ia teguk seperempat dari isinya. Meletakkan botol tersebut ke meja sebelum menatap Bimo yang usianya empat tahun lebih dewasa dari Kevin.“Kamu udah nikah?” tanya Kevin.Sejenak Bimo mengernyitkan kening, tapi kemudian mengangguk.“Kamu juga punya anak?&rd
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status