Kendaraan beroda empat milik Kevin tidak kembali ke rumah besar, kendaraan tersebut berhenti di sebuah rumah bercat ungu muda yang sepertinya baru selesai di renovasi. Kevin turun, tak lama pintu dari rumah tersebut di buka sebelum Kevin dan Liora sampai di depan pintu.
Terlihat sosok Karin berdiri di sana, mengembangkan senyum melihat kehadiran Kevin dan Liora.
“Kalian ayo masuk.” seru Karin.
Liora menoleh ke arah Kevin. “Ini rumahnya mbak Karin sama suaminya?” tanya nya. Kevin mengangguk lalu menggandeng tangan Liora memasuki rumah Altar.
Di dalam rumah tersebut terlihat Altar dan Karin duduk menghadap meja makan, terdapat banyak makanan dan buah-buahan di meja tersebut. Kevin sampai heran melihat adik iparnya makan dengan begitu lahap, terlebih yang di makan bisa di bilang gak wajar. Bagaimana tidak jika yang Altar makan saat ini adalah ubi kayu mentah. Kevin bergidik.
Kevin duduk dan begitupun juga Liora. A
“Liora, sini, Nak.” Panggil Sandra.Liora yang baru turun dari lantai dua kamarnya benar-benar menghampiri Sandra yang kini menjadi ibu mertuanya. Saat itu terlihat Sandra sedang berada di dapur membuat sesuatu.“M.mama bikin apa?” Liora bertanya canggung.Sandra tersenyum. Menghampiri Liora lalu menarik pelan tangan menantu kecilnya itu duduk di salah satu kursi meja makan, menyodorkan su-su ibu hamil untuk Liora.“Kamu kayaknya gak pernah Mama lihat makan nasi. Nanti Kevin biar mama suruh beli makanan sehat biar kamu ada tenaga. Oh ya, ini mama buatin kamu su-su ibu hamil, di minumnya biar calon cucu mama nanti lahiran sehat.”Segelas cairan berwarna pink di terima oleh Liora, kepalanya menatap Sandra yang terlihat sangat baik. Keluarga Kevin sepertinya baik semua, entah itu Karin, Kevin atau ibunya. Namun Liora belum tau betul, mana ayah mertuanya. Saat pernikahan, Liora hanya melihat sekilas tap
Tak terasa kini usia kandungan Liora memasuki bulan ke tiga. Rasa mual dan keinginan yang aneh-aneh jelas sering di minta oleh Liora pada Kevin. Untungnya Kevin adalah suami yang sigap jadi Liora merasa lega, apapun yang ia inginkan saat mengandung bisa di turuti.Pagi ini Kevin baru pulang sejak tadi subuh keluar dari rumah hanya untuk mencarikan Liora buah berduri. Bukan buah durian, tapi buah berduri yang lain. Orang sering menyebutnya buah sirsak atau buah sirkaya. Ternyata buah itu sangat sulit di cari, apalagi nyarinya subuh-subuh.Kevin masih mengantuk, bagaimana tidak jika ia harus keluar rumah di waktu pukul tiga dini hari hanya untuk mencarikan buah yang Liora inginkan. Sepulangnya dari pencarian yang melelahkan, Kevin membaringkan diri dan tak butuh waktu lama bagi Kevin untuk terlelap.“Ih kayaknya enak, aku mau!” tiba-tiba saja Karin datang berniat membantu Liora menghabiskan buah berduri lembut itu.“Aku boleh nyobain?
Malam ini hujan turun sangat deras. Liora berdiri di depan jendela kaca yang tertutup melihat tetesan air hujan yang tidak terlalu kentara karena gelap. Dulu. Ketika hujan seperti ini ibu akan membuat pisang goreng dengan sambal khas buatan sang ibu, ketika menyantap pisang goreng saat hujan seperti ini Liora akan sering membuat candaan dengan ibunya. Liora tersenyum hambar, ia sangat rindu dengan ibu yang sudah bahagia di surga. Sudah hampir setengah tahun ibu meninggal, rasa sedih di tinggalkan masih terasa hingga sekarang. Tak ada kenangan yang sangat berharga selain ingatan yang Liora punya, andai saja rumahnya tidak di jual untuk bayar hutang, Liora pasti masih punya sesuatu yang hingga saat ini bisa menjadi kenangan terakhir sang ibu, tapi kenangan berupa rumah pun bahkan sudah tidak Liora miliki. Ternyata hidup tanpa keluarga seperti ini rasanya. Ibu Liora adalah anak panti asuhan, ayah Liora sendiri anak perantauan yang tidak pernah pul
Tiga minggu kemudian. “Pak Kevin gak akan lama di jakarta ‘kan?” tanya Liora. Kevin sudah menjinjing tas kerja, ia tak perlu membawa baju atau perlengkapan pribadi karena semuanya sudah ada di apartemennya yang ada di jakarta. Kevin memasukkan tas miliknya di kursi samping kemudi, lalu menghampiri Liora. “Seminggu aja kok, kamu yakin gak mau ikut aku ke jakarta? Nanti kalau aku kangen gimana?” “Aku gak mau sendirian kalau pak Kevin lagi gak di rumah. Tapi pak Kevin semangat ya kerjanya.” “Coba sekali lagi, kamu manggil aku apa tadi?” Liora langsung mengulum bibirnya sendiri, sepertinya ia sangat susah di kasih tau agar tidak menyebut Kevin dengan panggilan ‘Pak’ tapi karena memang tidak biasa, hingga sekarang Liora tetep saja kekeh dengan nama yang ia gunakan untuk memanggil Kevin. “Udah ah sana, nanti kamu terlambat.” “Aku gak mau pergi sampai kamu manggil aku dengan nama yang bener.” kekanakan, tapi Kevin hanya
Tiga hari sejak kepergian Kevin ke Jakarta membuat Liora benar-benar kesepian, keinginannya semua di penuhi oleh pengurus rumah tangga, Liora tidak yakin akan perasannya tapi sungguh ia sangat merindukan Kevin sekarang, padahal mereka baru berpisah selama tiga hari.Perut yang sudah mulai membulat buncit di usap oleh Liora, kandungannya sebentar lagi memasuki bulan ke empat, kerap kali Liora merasa begah pada perutnya. Duduk bersandar di sofa sambil mengusap perutnya sendiri.“Sabar ya sayang, papa kamu pasti pulang kok. Mama tau kamu kangen tapi jangan bikin mama yang keliatan kangen banget kayak gini.” Liora menghela nafas, rasanya ingin sekali menelfon Kevin untuk menyuruh suaminya itu pulang.Tapi Liora sadar Kevin di Jakarta untuk bekerja, Liora tidak mau jadi sumber masalah karena di anggap mengganggu pekerjaan Kevin. Kembali Liora menghela nafas, memejamkan mata sebelum berdiri bersiap untuk mandi karena sudah sore.Hanya memakai handuk
Kevin baru saja selesai rapat dengan perasaan lelah dan kondisi tubuhnya yang juga lelah, asisten Kevin memberikan sebotol air mineral ketika Kevin baru saja duduk di kursi kerja.“Apa ada jadwal yang harus aku temui lagi setelah rapat hari ini?” tanya Kevin pada asistennya. Sangat berharap jika pekerjaannya segera berkurang agar ia bisa segera menemui Liora lagi.Seorang lelaki bernama Bimo membuka layar ipad, menggeser layarnya untuk mencari daftar pekerjaan Kevin selanjutnya.“Pukul tiga sore ada pertemuan yang harus Anda datangi dari perusahaan Media Cakrawala.” jawab Bimo.Kevin menghela nafas, menutup botol air mineral yang sudah ia teguk seperempat dari isinya. Meletakkan botol tersebut ke meja sebelum menatap Bimo yang usianya empat tahun lebih dewasa dari Kevin.“Kamu udah nikah?” tanya Kevin.Sejenak Bimo mengernyitkan kening, tapi kemudian mengangguk.“Kamu juga punya anak?&rd
Liora hanya duduk menatap gelapnya malam yang sudah mendominasi bumi indonesia. Entah kenapa membayangkan isi di dalam undangan tadi sampai sekarang membuat Liora merasa terusik, hatinya tidak terima.Sibuk dengan lamunan yang kemana-mana, Liora di kejutkan dengan sebuah pelukan. Liora menoleh melihat kevinlah dalang dari pelukan tersebut, Liora berdiri dari duduknya.“Sejak kapan Pak Kevin pulang?” tanya nya.“Baru aja sampai. Aku kangen banget sama kamu jadi gak bisa nunggu dua hari lagi.” Kevin akan kembali memeluk Liora, tidak tau kenapa tapi rasanya pengen semakin dekat dengan perempuan mungil berwajah menggemaskan ini.Tapi Liora segera mendorong Kevin, kernyitan menguasai kening Kevin, ia terlihat bingung sampai Liora bersuara.“Kamu mandi sana, kamu tuh dari perjalanan jauh masa pulang langsung meluk sih, bau tau.” omel nya, Kevin mengacak rambut poni Liora pelan sambil terkekeh.“Oke,
Kevin terbangun lebih dulu dari Liora, istrinya yang mungil tapi cantik itu masih tidur dengan lelap tanpa busana di balik selimut tebal yang mereka pakai. Kevin tersenyum, semalam terasa nyata, bukan mimpi seperti apa yang pernah ia lakukan pada Liora sebelumnya.Ternyata rasanya seperti itu, baru kali ini dengan sangat sadar Kevin melakukannya dengan wanita dan itu pada istrinya sendiri yang sedang hamil. Kevin segera mengusap perut Liora, seolah memastikan anaknya baik-baik saja. Tapi apa yang Kevin lakukan justru mengusik posisi tidur nyaman Liora.Tersenyum, Kevin menarik Liora lebih dekat sampai Liora membenamkan wajahnya di da-da bidang Kevin yang juga belum memakai baju. Tangan kevin mengusap bahu Liora, membiarkan Liora tetap tidur dengan nyaman.Sesekali Kevin mengecup puncak kepala Liora, kemungkinan setelah apa yang terjadi semalam Kevin akan lebih sering memintanya lagi. Perutnya terasa geli, seperti ada yang menggelitik di dalamnya.Beberapa