Beranda / Romansa / HALCYON / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab HALCYON: Bab 21 - Bab 30

39 Bab

BAB 21 : Kasak Kusuk

“Kaivan ada kesini nggak?”“Ha? Eh nggak ada kak. Mas Kaivan belum ada kemari sejak kemarin” seorang pegawai di La Casa menjawab dengan sedikit gugup. Ia terkejut karena tiba-tiba ditanyai perihal atasannya oleh seorang wanita cantik saat tengah asyik mengelap meja.“Oke, thanks!” Alanna berbalik dengan cepat dan segera meninggalkan La Casa.Gadis itu mulai bingung kemana lagi ia harus mencari kekasihnya yang sudah beberapa hari mengabaikannya padahal mereka sudah berbaikan beberapa waktu yang lalu. Ditambah kejadian yang menimpa perusahaan keluarganya tersebut pasti membuatnya terkejut batin Alanna.Pagi ini bahkan ia sudah mampir kerumah Kaivan namun pembantunya bilang tuannya tersebut sudah pergi kerumah sakit namun ia tidak diberitahu rumah sakit mana yang dimaksud dengan dalih Kaivan tidak memberitahukan kepada pembantunya  dimana Nyonya Besar rumah ini dirawat.Menghubungi Sheira juga percuma saja, sel
Baca selengkapnya

BAB 22 : Siuman

Kaivan baru saja merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu ketika sebuah deringan dari panggilan masuk menyeruak dari smartphonenya.Nama Bunda tertera di layar, namun kali ini ia tidak lagi merasa kesal saat membaca nama itu di layar smartphonenya karena sudah pasti ada kabar terbaru mengenai neneknya.“Halo Bun”“Van kamu bisa kerumah sakit sekarang? Nenek sudah siuman”“Beneran Bun? Syukurlah, aku kesana sekarang”“Jangan ngebut ya, hati-hati di jalan nak” tutup Adiba mengakhiri teleponnya.Rasa lelah Kaivan seolah sirna bergantikan rasa senang yang membuncah, akhirnya neneknya sadarkan diri. Sejak kemarin neneknya hanya terbaring dan tidak sadarkan diri, sebenarnya Kaivan masih sangat mencemaskan kondisi neneknya akan tetapi keruwetan mengurus perusahaan tidak memberikannya kesempatan untuk memikirkan hal lain selain pekerjaannya. Kaivan hanya mengganti baju dan membasuh wajahnya dengan air da
Baca selengkapnya

BAB 23 : Lovebird Meet Again

Seminggu setelah dirawat di rumah sakit  akhirnya kematin sore  Nyonya Sari sudah diperbolehkan pulang. Om dan Tante Kaivan sudah kembali ke rutinitas mereka sejak 3 hari yang lalu, rumah mewah itu kembali terasa lengang.Di pagi yang tenang tiba-tiba rumah Nyonya Sari kedatangan seorang tamu yang sudah beberapa kali datang selama beberapa hari terakhir namun tidak kunjung bertemu dengan tuan rumah yang dicarinya. Tamu itu adalah Alanna.Pagi ini Alanna sengaja pagi-pagi sekali mendatangi rumah Nyonya Sari agar dapat menemui Kaivan. Ia merasa sangat kesal dengan kekasihnya tersbeut karena hampir dua pekan ia merasa benar-benar diabaikan.Karena tidak bisa mengelak lagi akhirnya Kaivan menemui Alanna karena desakan mbok Ratmi yang iba melihat Alanna selalu mencari Kaivan. Dengan wajah yang masih mengantuk mau tidak mau Kaivan harus segera turun sebelum mbok Ratmi menyeret tuan mudanya tersebut turun dari kamarnya.Saat tiba di ruang tamu ia melih
Baca selengkapnya

BAB 24 : Peluang dan Resiko

Dua bulan berlalu setelah insiden kebakaran pabrik yang membuat perusahaan Nyonya Sari terseok-seok, penyebab kebakaran sudah dirilis oleh penyidik kepolisian sepekan yang lalu dan hasilnya adalah adanya konsleting hubungan arus pendek yang membuat percikan api dan meledakkan beberapa bahan kimia yang ada disekitarnya serta menghanguskan sebagian besar area pabrik.Kaivan menghela nafas panjang di kursi kerjanya, di depannya Pak Banu mengamatinya dengan senyum tersungging mencoba menghibur Kaivan.“Kamu sudah bekerja kerasa selama ini Kaivan, tidak masalah kalau saat ini kita masih belum bisa keluar dari masa krisis ini. Saya sangat paham bahwa kamu sudah berusaha dengan sangat keras mempertahankan stabilitas perusahaan” tukas Pak Banu memberi semangat.“Tapi kita gagal mendapatkan kontrak kerjasama dengan mereka pak, ini semua seharusnya tidak seperti ini. Mereka adalah harapan terakhir kita untuk menyelamatkan perusahaan”“
Baca selengkapnya

BAB 25 : Akhir Cerita Cinta

Semenjak Kaivan memfokuskan dirinya untuk mengelola perusahaan warisan neneknya, hubungan Kaivan dan Alanna juga perlahan mulai meredup. Kaivan yang kekurangan waktu dan Alanna yang kekurangan perhatian membuat mereka mulai merenggang. Alanna bukannya tidak mengerti situasi akan tetapi ia merasa selama ini sudah sangat mengalah dengan kondisi serta tingkah Kaivan bahkan jauh sebelum ia menduduki pucuk tertinggi dalam kepemimpinan perusahaannya saat ini, Alanna sudah sangat berusaha mengimbangi Kaivan yang kadang mengorbankan perasaannya untuk menjaga perasaan kekasihnya tersebut.Namun kali ini entah kenapa Alanna merasa ia sudah tidak setangguh dahulu, rasa sayangnya kepada Kaivan perlahan memudar. Awalnya ia berfikir akan sanggup menunggu Kaivan dengan segala kesabaran yang ia miliki akan tetapi insiden dua bulan yang lalu saat Kaivan mulai menghilang dan sulit ditemui cukup menguras stok kesabaran yang dimiliki Alanna.Walaupun pada akhirnya mereka telah berdamai ak
Baca selengkapnya

BAB 26 : Pandangan Baru

Perpisahan dengan Alanna sedikit banyak membuat Kaivan merasa tidak nyaman, walau bagaimanapun selama ini ia mulai terbiasa dengan kehadiran dan perhatian Alanna walau tak jarang hal tersebut juga malah membuat ia merasa risih.Malam ini ia memutuskan untuk mengunjungi La Casa berharap bisa menjernihkan isi kepalanya sekaligus  membangun kembali suasana hatinya yang mulai porak poranda. Sekalipun ia mengakhiri hubungannya dengan baik-baik saja namun tentu saja di dunia ini tidak ada perpisahan yang benar-benar baik-baik saja.Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, jika pengunjung tidak banyak biasanya sebentar lagi Kafe akan tutup. Kaivan segera memarkirkan mobilnya di area parkir, terlihat beberapa kendaraan masih terparkir rapi. Syukurlah kafe masih beroperasi seperti biasanya walau sudah dua bulan terakhir ia tidak menjamah La Casa, batin Kaivan.Saat ia membuka pintu dan berjalan kearah frontliner terlihat Namara yang terkejut dengan kedatangan Kaivan
Baca selengkapnya

BAB 27 : Tawaran

Kaivan menyesap es kopinya dengan enggan, pikirannya kalut memikirkan ekspresi Alanna beberapa jam yang lalu.Ia berusaha mengalihkan pikirannya dengan men-scroll layar smartphonenya, menikmati berselancar di media sosial sekedar untuk merefresh kembali pikiranna yang tak menentu.Sesekali ia tersenyum melihat beberapa video pendek  yang di unggah oleh netizen, lumayan untuk hiburan dan melepas stress pikirnya.“Astaga!” seru Azrico  saat ia membuka pintu ruang kerjanya.“Sialan, gue kira setan taunya buaya!” Lanjut Azrico.“Bangke!” balas Kaivan seraya membalas hi five dari sahabatnya tersebut.“Gue kira lo lupa jalan kesini”“Enggaklah, gila kali gue”“Lo nggak minat ngewarisin La Casa buat gue? Padahal gue sempet ngarep”“Lo gue tinggal dua bulan kelakuan lo makin kayak setan ya Co!” tukas Kaivan seraya memiting leher Azrico,
Baca selengkapnya

BAB 28 : Curhat Alanna

Malam ini Alanna memutuskan untuk membuang semua kesedihannya ia memilih untuk menghabiskan malam disebuah club di wilayah selatan ibukota. Ia sengaja pergi seorang diri karena ia tengah enggan berbicara dengan siapapun.Ditengah riuhnya suasana club dengan musik yang berdentum keras Alanna tampak seorang diri duduk didepan meja bartender seraya memainkan ujung gelasnya yang tinggal setengah. Ini adalah salah satu club yang terkadang ia kunjungi bersama Kaivan.Sedetik kemudian ia meruntuki keputusannya, seharusnya ia mencari club lain bukannya malah datang ketempat dimana ia dan mantan kekasihnya itu membuat kenangan.Meskipun begitu Alanna tidak beniat untuk berpindah tempat, ia terlalu malas untuk beranjak mencari tempat baru yang jaraknya mungkin saja cukup jauh dari tempatnya saat ini.Beberapa kali terlihat ada beberapa pria yang berusaha mendekati Alanna, namun pada akhirnya mereka mengurungkan niatnya karena tidak mendapatkan respon apapun dari Al
Baca selengkapnya

BAB 29 : Tukang Servis Laptop

La Casa terlihat ramai seperti biasanya, terlihat kesibukan di berbagai sudut kafe karena semua tempat telah terisi penuh padahal hari ini bukanlah akhir pekan. Beberapa pekan terakhir kursi-kursi pengunjung jarang sekali menganggur dalam waktu yang lama. Setidaknya setengah jam setelah kepergian pelanggannya kursi-kursi itu segera terisi kembali dengan pelanggan baru.Kaivan memunculkan badannya dari balik pintu, ini adalah kedatangannya yang kedua semenjak ia menjabat sebagai CEO di PT. Penta Holytex. Dua minggu berlalu sejak kedatangannya untuk yang terakhir kali membuat ia sedikit merasa lega, setidaknya walau perusahaannya sedang tidak baik-baik saja akan tetapi bisnis food and beverage-nya tidak mengalami kendala apapun.Setelah ia memesan es kopi seperti biasanya kepada Ben ia segera beranjak ke ruang kerjanya yang berada di salah satu sudut kafe ini.Dengan cekatan Ben membuatkan pesanan Bosnya tersebut.Sepintas Ben teringat akan kejadian dua pek
Baca selengkapnya

BAB 30 : Mission Complete

Sudah 4 jam berlalu sejak Namara tenggelam dengan kesibukannya di depan laptop Kaivan, sesekali ia mengambil waktu istirahat untuk melepas kepenatan matanya yang sedari tadi berhadapan dengan layar berukuran 13 inchi tersebut. Kaivan sedari tadi juga tengah sibuk dengan komputer di meja kerjanya, entah apa yang sedang dikerjakannya namun Namara bersyukur dengan kesibukannya tersebut Kaivan tidak memiliki waktu untuk sekedar mengomentarinya. “Nara lo makan dulu deh, udah jam 7” tegur Kaivan. “Nggak usah, makasih. Gue lagi tanggung nih” jawab Namara tanpa melepaskan tatapannya dari layar. “Gue nggak mau ya laptop gue nggak kelar karna lo keburu pingsan kelaparan” “Ya Tuhan, lo kira gue umur berapa sih Van?” “Kali aja lo lupa buat makan” “Gue sih bisa aja lupa, tapi perut gue kan enggak. Ntar kalo laper dia juga bakal bunyi” “Ck! Serah lo deh” Kaivan kembali mengabaikan Namara dan melanjutkan kesibukannya dengan komputer d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status