“Pagi, Sayang!” Aku mendengar suamiku menyapa ku pagi ini. Meski seluruh tubuh masih terasa lemas untuk kugerakkan tapi, tangan kokohnya menuntun aku bangun. “Makan, gih! Aku udah masakin nasi goreng daging cincang tadi sewaktu kamu masih tidur, Sayang. Karena lima menit lagi aku harus ke kantor, Sayang.” Beni berucap sembari memakai kemeja dengan gerakan cepat. “Iya, Sayang. Thanks, ya, karena kamu udah perhatian banget sama aku dan juga si kembar.” Aku berdiri sembari memasangkan dasi polos berwarna navy yang kusembunyikan di bawah kerah kemeja Beni. “Sama-sama, Sayang. Kan, kita keluarga.” Beni menjawab sambil menatap mataku yang belu berkedip untuk beberapa saat karena terkesima pada sang lelaki di hadapanku saat ini. “Oh, iya, Sayang. Kamu ada pindahin arsip di meja depan, nggak? Soalnya tadi aku cari-cari ngga ketemu,” tanya Beni serius seperti ekspresi mengingat-ingat. “Iya, Sayang. Ada. Kemarin aku taruh d
Last Updated : 2022-01-27 Read more