“Sayang, udah, dong! Ah, paling juga ada orang yang lewat, mungkin tetangga sebelah kali,” ucapku mencoba membuat keadaan menjadi tenang kembali. “Iya, Sayang. Makasih, ya, karena kamu aku jadi lebih tenang sekarang. “Oh, iya. Yuk kita makan malam, Sayang. Aku tadi ada masak nasi goreng kesukaan kamu lho. Tandi Andin jaga Andita bantuin aku masak. Mereka seneng banget, Sayang. “Wah, pasti enak banget kayaknya ya, Sayang. Yuk!” Aku meraih tangan Beni lalu mengajaknya keluar dari kamar. Belum jauh melangkah, tiba-tiba aku berhenti, “Sayang, kamu jalan aja dulu ke ruang makan, Ya? Aku mau ke kamar si kembar dulu.” “Oke, Sayang. Kamu hati-hati, ya, kalau ada apa-apa panggil aku saja,” ucap Beni dan berjalan hingga ke ruang makan. Saat kakiku melangkah berbalik, aku merasa seperti ada yang mengikuti dari belakang. Karena tak ingin menoleh, akhirn
Baca selengkapnya