Home / CEO / Dua Istri CEO / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Dua Istri CEO: Chapter 91 - Chapter 100

103 Chapters

Bab 91 Kepergian Vio

Hawa siang ini sangat panas, seperti suasana yang ada di dalam sebuah ruangan. Kyra bahkan enggan menatap Vio yang ada di depannya. Kedua tangan dia letakkan di depan dada dengan wajah dia palingkan ke arah jendela. Matanya menatap ke luar dengan kosong."Jika tidak ada yang ingin kamu katakan, aku akan pergi." Kyra bangkit dari duduknya dan bersiap untuk berjalan ke arah luar tetapi Vio dengan cepat menahan lengan Kyra. Kyra langsung menoleh ke arah Vio dan memberikan tatapan tak suka. Vio dengan cepat menarik tangannya kembali."Maaf." Vio menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. "Kembalilah, Kyra." Suara lembut Vio terdengar begitu tulus tetapi tidak bagi Kyra. Gadis muda itu justru terlihat semakin kesal. Wajahnya mengeras dan kedua tangannya mengepal erat.Dia menoleh dan terlihat wajahnya yang tegang. Tatapannya tajam seolah dia ingin menelan Vio hidup-hidup. "Aku akan pulang jika kamu pergi dari rumah," ucapnya tegas.Vio shock mendengar ucapan Kyra. Hingga bibirnya y
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

Chapter 92 Semua Orang Pergi

Brian menatap kosong sembari jari telunjuknya dia ketuk-ketukkan pada meja. Dia ingin segera menyusul Azzura tetapi dia tidak bisa meninggalkan Vio sendirian. Vio masih membutuhkan banyak perhatian. Brian memang telah membayar orang untuk mencari Azzura di Swiss tetapi sampai saat ini belum memberikan kabar. Sepertinya Tuan Wijaya begitu rapat menyembunyikan keberadaan putrinya.Lamunan Brian terhenti ketika mendengar suara ketukan pintu. Tidak lama setelahnya Risa masuk sembari membawa beberapa berkas di tangannya."Ini surat perjanjian dengan PT. Sejahtera yang bapak minta. Saya juga sudah mengirif soft copynya ke email Bapak," ucap Risa dengan sopan sembari meletakkan berkas di atas meja Brian. Brian dengan cepat meraih berkas itu dan memeriksa isinya. Dia manggut-manggut dan terlihat puas dengan hasil pekerjaan Risa."Baik. Kamu boleh keluar!" Brian meletakkan kembali berkas itu dan memberi isyarat dengan tangan agar Risa keluar. Namun saat dia hendak memutar kursi, suara Risa men
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

Bab 93 Janji Selamanya

Setelah mengetahui jika Vio juga meninggalkannya, Brian langsung mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari Vio. Dia sendiri datang menemui Handoko karena Brian yakin jika Vio tidak mungkin meninggalkan ayahnya.Setiba di rumah Handoko, Brian mengetuk pintu terlebih dahulu. Tidak lama setelahnya pintu terbuka dan perawat yang merawat Handoko bingung ketika melihat Brian."Ada apa, Tuan? Apa ada yang tertinggal?" tanya perawat itu. Dahi Brian mengerut mendengar pertanyaan itu. "Apa maksudmu?"Kini giliran dahi perawat itu yang berkerut. "Bukankah Tuan dan Nyonya tadi datang untuk membawa Tuan Handoko? Nyonya Vio bilang jika Tuan menunggu di dalam taksi.""Apa? Kenapa kamu percaya?" Mendapat bentakan dari Brian, perawat itu hanya bisa menunduk sembari meminta maaf. "Maafkan saya, Tuan. Saya pikir--""Kamu pikir apa? Di mana otak kamu? Bagaimana mungkin aku naik taksi dan tidak turun membantu Vio membawa mertuaku. Kamu benar-benar bodoh!" Brian terlalu murka hingga dia terus menunj
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

Bab 94 Beruang Hitam

Malam harinya, Brian langsung berangkat ke Swiss. Dia sudah mendapatkan lokasi pasti di mana Azzura saat ini tinggal. Dia berangkat bersama dengan beberapa orang kepercayaannya. Meski berat hati meninggalkan Vio tetapi dia percaya jika kali ini Vio tidak akan meninggalkannya. Dan setelah dia berhasil membawa Azzura pulang, dia baru akan memperbaiki hubungannya dengan Kyra. Kyra keras kepala seperti Azzura, jadi jika saat ini Brian datang Kyra tidak akan pernah mau menemuinya.Setelah melakukan perjalanan selama lebih dari 17 jam, akhirnya Brian tiba di Aberdeen Airport di Jenewa. Di sana, dia sudah ditunggu oleh beberapa orang yang menjemputnya dengan menggunakan mobil SUV berwarna hitam. Ada 3 mobil SUV yang menunggunya di luar bandara."Apakah kamu yakin jika alamat yang kamu berikan itu adalah alamat yang benar?" tanya Brian pada Vincent yang sedang menyetir di sampinnya."Tentu saja, Bos. Saya yakin 1000 persen jika Nyonya Azzura ada di rumah itu." Vincent berkata dengan keyakina
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

Bab 95 Bantuan Adrian

Brian mengemudi dengan ugal-ugalan meski cuaca sangat buruk. Salju turun dengan lebat sehingga mengganggu pandangan. Namun meski begitu Brian bisa menyusul mobil Adrian dan memotong jalan hingga Adrian terpaksa menghentikan mobilnya mendadak.Brian menutup pintu mobil dengan keras hingga menimbulkan bunyi. Dia segera berjalan ke arah Adrian dan kembali menggedor kaca mobil lelaki itu."Adrian! Keluar kamu!" Emosi telah menguasai Brian sehingga dia tidak bisa bersikap sabar. Dia sebagai suami Azzura tidak diperbolehkan bertemu dengan wanita itu tetapi kenapa Adrian bisa bertemu dengannya?Adrian ciam cukup lama. Dia mengatur napasnya berusaha untuk tetap tenang dan setelah beberapa saat dia pun membuka pintu mobilnya."Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bersikap seperti preman?" Adrian mengangkat wajahnya, menyiratkan jika dia tidak takut dengan Brian. Keduanya saling menatap tajam, seolah masing-masing menyimpan kebencian.Amarah telah menguasi Brian hingga dia tidak bisa bersikap ten
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

Bab 96 Melepaskan Azzura

Suara klakson dari mobil Adrian membuat penjaga yang ada di pos melongok. Ketika tahu jika itu mobil Adrian, mereka pun membukakan pintu."Apa Tuan Wijaya telah datang?" tanya Adrian pada penjaga yang membukakan pintu untuknya. Sebelum menjawab, penjaga itu melirik ke arah lelaki yang duduk di sebelah Adrian. Keningnya berkerut tanda jika dia memiliki keraguan tentang orang yang dibawa Adrian.Adrian yang menyadari lantas menoleh sekilas ke arah Brian. "Ah ... ini adalah asistenku. Aku mengajaknya karena aku membutuhkan bantuannya. Keadaan Azzura sudah sangat buruk, dan aku takut dia melukaiku."Brian termenung ketika mendengar ucapan Adrian. Apakah keadaan istrinya sudah seburuk itu? "Jangan buat keributan!" Brian menoleh saat Adrian mengucapkan sesuatu. Adrian baru saja menutup kaca jendela mobil dan hendak menjalankan mobilnya kembali.Brian masih diam seperti orang kebingungan. Hingga akhirnya dia membuka mulutnya dan bertanya, "Apa keadaan Azzura memang seburuk itu?" Separuh jiw
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

Bab 97 Brian dan Wijaya

"Ada apa, Adrian?" Suara seseorang yang sangat mereka kenal, membuat mereka terhenti. Baik Brian maupun Adrian merasa takut hingga tidak ada satu pun yang menoleh. "Adrian! Kenapa kamu diam saja!" Terdengar langkah kaki mendekat dan Adrian pun terpaksa membalik badan. Dia tesenyum menyambut Tuan Wijaya yang semakin mendekat. Dia tidak menyangka jika lelaki tua itu akan datang lebih awal dari biasanya. "Ehm ... saya membius Azzura karena dia tadi mengamuk, Om," jelas Adrian sembari menggeser tubuhnya menutupi punggung Brian. Meski Brian masih menyamar tetapi tidak menutup kemungkinan Tuan Wijaya bisa mengenali menantunya tersebut. Walau bagaimana pun mereka telah menjadi ayah mertua dan menantu dalam waktu yang cukup lama.Tuan Wijaya menghela napas panjang. "Apa ada pengobatan yang bisa menyembuhkannya secara penuh? Aku akan membayarnya berapa pun itu." Itu adalah sebuah keputus asaan dari seorang ayah terhadap keadaan putrinya. Azzura adalah anak satu-satunya dan dia adalah duniany
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Bab 98 Kesadaran Wijaya

Wijaya berjalan cepat ke arah ranjang Azzura. Dia lantas menarik bagian belakang kemeja yang dikenakan Brian dan mendorong lelaki itu hingga membentur tembok. Masih belum puas, Wijaya kembali mendekati Brian dan menarik wig yang lelaki itu gunakan. Wajah Wijaya langsung merah padam ketika mengetahui jika Brian yang sedari tadi bersama dengan anaknya.Sejak melihat lelaki yang menggendong Azzura, Wijaya sudah mencurigai jika itu adalah Brian. Pasalnya tidak mungkin Adrian memperbolehkan lelaki lain menyentuh Azzura. Dan kali ini kecurigaannya terbukti. Wijaya benar-benar marah ketika mengetahui jika Adrian telah menipunya."Apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah sudah aku katakan untuk tidak mencari Azzura lagi?" bentak Wijaya pada Brian. Darahnya naik karena dia enggan Brian menyentuh Azzura lagi. Meski Wijaya mengetahui jika pernikahan kedua Brian adalah keinginan Azzura tetapi dia belum merelakan hal itu. Dia sudah tidak peduli Brian bersama siapa saat ini tetapi dia tidak ingin Br
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Bab 99 Kenyataan Tentang Vio

Setelah kejadian itu, Wijaya tidak melarang kedatangan Brian. Dia senang karena Azzura menjadi semakin ceria. Meski sesekali dia kumat dan mengamuk tetapi Azzura lebih sering tersenyum. Brian setiap hari datang bersama dengan Adrian dan selalu menemani Azzura. Entah itu membaca novel atau merajut. Lelaki itu begitu sadar dan telaten menemani Azzura hingga dia melupakan keberadaan Vio. Dia bahkan belum menghubungi Vio lagi sejak hari itu.Vio terus-terusan melihat ke arah ponselnya. Sudah berhari-hari suaminya pergi dan belum memberi kabar padanya. Tentu saja dia khawatir terjadi hal buruk pada Brian. Brian hanya menghubungi sekali ketika lelaki itu keluar dari bandara dan dalam perjalanan menuju hotel."Ada apa, Nak? Kenapa kamu terlihat gelisah? Apa Brian belum menghubungimu?" Handoko muncul dari dalam kamarnya. Tangan kanannya menekan sebuah tombol sehingga kursi roda miliknya berjalan dengan otomatis.Vio hanya meringis. Dia bahkan tidak menceritakan hal ini pada ayahnya tetapi ken
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Bab 100 Mencoba Memperbaiki

Setelah mendengar semuanya dari Handoko, Vio pun berniat mengunjungi makan sang ibu. Selama ini, Handoko memang tidak pernah memberitahukan tentang ibunya. Handoko selalu menyembunyikan kenyataan tentang sang ibu. Dan Vio menjadi terbiasa untuk tidak bertanya. Yang terpenting baginya adalah dia memiliki seorang ayah yang hebat.Sudah beberapa saat Vio duduk di depan batu nisan tanpa mengucapkan apa pun. Dia tidak tahu bagaimana harus menyapa sang ibu karena dia tidak pernah melakukannya seumur hidup.Masih dengan mulut yang tertutup, Vio mulai menggerakkan tangannya untuk mencabut rumput di atas gundukan tanah. Sesekali ekor matanya melirik ke arah nama yang ada di batu nisan."Maafkan aku baru bisa datang, Bu. Aku baru mengetahui tentangmu." Vio menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan air mata yang hendak jatuh. Meski dia tidak mengenal apa pun tentang ibunya tetapi Vio bisa merasakan kesedihan yang dialami sang ibu. Untung ada Handoko yang akhirnya membuat ibunya bertahan meski
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status