"Kenapa, Karina? Ada apa di Singapura?"Arjuna meremas tangan isterinya semakin erat. Ia memang tidak bisa melihat wajah Karina yang bersembunyi di lengannya, tapi ia bisa merasakan sesuatu aneh karena jemari mereka semakin basah."Karina? Kamu baik-baik saja?" tanya Arjuna menarik dagu isterinya hingga bisa menatap langsung kedua netra itu."A-aku baik-baik saja, mas. Hanya sedikit deg-degan, kalau benar hamil, aku akan sangat bahagia" ujarnya membuat senyum di bibir. Bibir itu bergetar, halus."Bahagia? Sungguh?" ujar Arjuna masih memegangi dagu Karina."Aku serius, mas. By the way, kamu udah mendingan? Hari ini gak ke restoran, kan? Aku mau di rumah aja dengan kamu" kata Karina melepaskan diri dari genggaman Arjuna."Oh, iya. Aku harus ke restoran. Mungkin agak siang. Kita istirahat saja dulu" jawab Arjuna sambil menunjuk ponselnya di meja rias Karina.Menyerahkan ponsel ke Arjuna, lalu kembali menempel manja di lengan suaminya. Ik
Baca selengkapnya