Semua Bab Di Balik Skandal Suami: Bab 41 - Bab 50

92 Bab

41

PoV Diandra"Maaf, Mas Reza. Ada hal yang ingin saya tanyakan. Tapi sedikit pribadi, hem. Apa, Mas Reza tidak keberatan," pintaku ringis pada Mas Reza. Bibirku menyeringai malu, namun aku butuh informasi itu.Kusapu seluruh rasa malu pada wajah ini sesaat demi Mas Dani."Ehem, memangnya kamu mau nanya apa? Kalau soal jodoh, saya belum dapat, hehe," jawabnya sambil bercanda. Membuat jariku sejenak menggaruk kepala. Malu pada diri ini naik satu tingkat.Aku menyeringai. "Hem, bukan itu, Mas. Tapi ... apa Mas Reza kenal dengan tanda di lengan ini?" jelasku sembari memperlihatkan sebuah foto pergelangan lengan Mas Dani. Namun aku crop hingga yang terlihat hanyalah pergelangannya saja. Tak dengan wajah Mas Daninya."Maaf, ya, Mas," ucapku permisi sembari lebih jelas memperlihatkan foto itu.Wajah Mas Reza menyelidik. Dia nampak mengingat-ingat sesuatu tentang foto yang kuperlihatkan. Pandangannya fokus horizontal pada layar gawai enam koma
Baca selengkapnya

42

PoV Diandra"Dona? Diandra? Kalian malam-malam kesini?" tanya Mas Dani heran saat melihat kami sudah berada di rumahnya malam-malam. Karena tadi aku mencoba menghubungi nomornya. Aku memberitahu kalau aku dan Dona sudah berada di tempat tinggalnya.Ternyata Mas Dani memang sedang mengantar penumpang, dia benar-benar bekerja sampingan sebagai tukang ojek online."Ayah!"Dona langsung merengek ingin di pangku oleh Mas Dani. Wajah Dona nampak ceria dan sumringah, apalagi ia habis terbangun.Seperti biasa. Dona mencium punggung tangan ayahnya. Lalu saat itu juga Dona berpindah pangkuan.Sedangkan aku, yang biasanya mencium punggung tangannya takzim, kini tak lagi. Karena sekarang, status kami sudah berubah menjadi mantan.Haaah ... menyakitkan sekali."Sayang Ayah! Kamu sehat, Nak?" kata Mas Dani membuat batin ini mengharu. M
Baca selengkapnya

43

PoV Dani"Tunggu! Apa kamu benar-benar Abangku?" Kulepaskan kembali pelukan ini. Karena aku masih tak percaya kalau aku bisa bertemu keluargaku."Iya, Revan. Ini Abang kamu, Reza. Apapun yang ada di diri kamu mirip dengan adikku. Kamu lihat wajah kita?" kata Bang Reza demikian dengan keadaan isak tangis."Tapi? Bang, apa kalian benar-benar tidak membuangku dulu?" Kupastikan lagi, karena keraguan masih terus menyelundup di selip-selip kebahagiaan."Demi Tuhan, kami tidak pernah membuang kamu! Justru, justru saat itu tim SAR dan kepolisian mencari-cari dimana kamu berada. Bahkan, jasad pun tak mereka temukan. Hingga ... Satu bulan kemudian, polisi menyatakan. Kalau kamu hilang dan di perkirakan telah meninggal." Bang Reza menjelaskan."Aku juga masih tak percaya, tapi, tapi kita sekarang bertemu!" imbuhnya lagi sembari menatap haru diri ini.Diandra menyaksikan kami sembari menangis, dan dia menganggukkan kepalanya bermaksud
Baca selengkapnya

44

PoV Reza"Assalamualaikum! Mah!"Aku masuk ke dalam rumah lalu berteriak memanggil mama. Ini baru pukul sembilan malam, biasanya mama belum tidur. Apalagi Nessia, dia pasti sedang chatingan atau teleponan, seusai belajar."Iya, Den! Ibu ada di kamar," sahut Mbok Ati menghampiriku dengan segera.Lalu, tak lama setelah itu mama datang. Mungkin mama mendengar teriakanku. Karena kamar mama berada di lantai bawah. Lantai yang sedang kupijak.Mbok Ati kembali pergi meninggalkan kami. Biasanya yang datang itu Mbak Sum, jawab salam sambil menggoda-goda. Namun kini mungkin ia sedang berada jauh dari areaku."Za? Kok teriak-teriak? Ini bukan hutan, lho!" ujar mama dengan nada bercanda. Mama orangnya tegas namun lembut dan humoris. "Mama duduk dulu, Reza mau bicara sama Mama," kataku sembari memboyong tubuh mama untuk duduk di sofa. Kuraih kedua bahunya sambil mendudukan mama."Ada apa, sih? Oh ya, kok kamu baru sa
Baca selengkapnya

45

PoV DaniIbu dan bapak masih menatap heran kedatanganku bersama mama dan Bang Reza. Wajah mereka memancarkan tanda tanya."Mah, Bang Reza. Ini Bapak dan Ibu yang selama ini merawat Dani.""Dan, Pak. Mungkin Ibu sudah cerita sama Bapak. Tentang aku yang sudah menemukan orangtua kandungku. Dan ... ini mereka."Ibu dan bapak nampak saling menoleh. "Iya,Dani. Bapak sudah dengar ceritanya dari Ibu kamu." Bapak menanggapi."Jadi? Ibu dan Bapak yang sudah temukan anak saya?" Mama memastikan.Dengan tatapan sayup mereka saling bersua. Aku membawa keluarga kandungku untuk bertemu dengan keluarga angkatku."Bu, Pak. Terimakasih banyak, kalian sudah menyelamatkan Putra kandung saya ini. Saya sangat ucapkan terimakasih sekali, Pak, Bu," kata mama dengan sendu bicara pada ibu dan bapak."Iya, Bu. Sama-sama. Tapi, apa Dani akan ikut tinggal bersama Ibu dan juga kalian?" tanya ibu dengan ekspresi wajah kes
Baca selengkapnya

46

PoV DaniHuwh ....Sebelum keluargaku tahu lebih jauh dari orang lain, lebih baik aku jujur pada mama dan Bang Reza sekarang juga.Aku tak mau membuat mereka malu. Sebelum aku di perkenalkan di perusahaan, dan mambuat imege perusahaan mama buruk. Karena tingkahku dulu.Tadi aku sudah datang ke kantor tempat kerjaku. Namun aku belum memutuskan untuk resign. Kenapa?  Karena aku belum tahu, apakah mama dan Bang Reza akan menendangku, soal pekerjaanku dulu.Kalau aku kemarin bilang akan segera resign, semata-mata untuk membuat mama percaya kalau aku akan segera keluar kerja. Aku tak mau mama berfikiran kalau aku lebih mementingkan pekerjaan lain. Padahal ada alasan dibalik itu."Mah, Bang Reza. Ada hal yang ingin aku bicarakan pada kalian."Aku menghampiri mama yang sedang nonton televisi. Dan kebetulan, Bang Reza pun datang. Sembari membawa secangkir kopi susu panas kelihatannya."Kamu mau bicara apa, Sayang?"
Baca selengkapnya

47 Diambang Kepergian

PoV Dani"Dani jawab yang sejujurnya. Bang Reza mau kamu jujur. Sebenarnya apa yang sudah kamu kerjakan? Kamu bercanda?" tegas Bang Reza kembali menanyakan diluar kamar mama.Mama sudah di bawa ke kamar untuk di baringkan. Tadi mama sudah sempat siuman ketika si Mbok menciumkan wewangian, semacam kayu putih ke hidung mama.Bang Reza terus menerus mempertanyakan dosa yang telah kuperbuat."Ya itulah kenyataannya, Bang Reza. Aku ini bukan laki-laki baik-baik seperti yang kalian pikirkan!"Maaf Bang.Bang Reza bertengadah."Dengan semua kejujuran kamu, kamu telah membuat mama syok, Dani! Kamu gak pikirkan kesehatan mama!" bentak Bang Reza kembali.Kusenderkan punggung ini di dinding luar kamar mama. Lalu tubuh ini kujatuhkan dengan perlahan."Bang Reza. Aku gak mau kalian tahu soal diriku yang kelam dari orang lain. Aku
Baca selengkapnya

48 Keputusan Mama

 PoV DaniLangkah ini sudah hampir menuju keluar."Tunggu, maafkan Mama, Nak. Mama dan Abang kamu tak mau kamu pergi lagi."Mama berteriak memanggilku saat langkah kaki ini sudah sampai di tengah pintu keluar kamar mama.Seketika langkahku terhenti dengan penuh gemetar.Terdiam dan hening."Maaf, Mah. Kalau Dani tetap disini, Dani hanya akan membuat Mama dan kalian semua malu. Karena ... kelakuan Dani."Dengan bertengadah bibir ini berucap amat perih. Air mata yang ingin jatuh pun kini kutahan karena aku tak mau mama bersedih.Mama malah menangis.Lalu dengan susah payah bibirku berucap. "Mama, Dani sangat menyayangi kalian semua. Tapi karena kasih sayang Dani itu, Dani tak mau membuat keluarga ini malu. Dani sangat sayang pada kalian."Gemetar di tubuh ini bagai tergonca
Baca selengkapnya

Dan Pada Akhirnya

PoV Author"Ini adalah anak saya yang dulu pernah hilang. Namanya Dani. Memang dulu nama Dani itu adalah Revan. Namun, orangtua angkat Revan memberi nama anak saya Dani. Jadi, mulai sekarang Dani anak saya ini akan ikut berkecimpung dalam bisnis ini. Berdampingan dengan si cikal anak saya Reza."Bu Susanti memperkenalkan Dani di kantor pusat pada seluruh staff dan karyawan.Semua nampak berbisik-bisik mengagumi Dani. Karena memang wajah mereka mirip sekali. Jadi mereka sama sekali tak meragukan apapun dari Dani."Kami semua ucapkan selamat pada Ibu dan Mas Reza yang telah berkumpul kembali dengan keluarga. Dengan Mas Dani ini yang barusaja kembali. Kami semua dan saya pribadi mengucapkan selamat datang di kantor. Dan selamat bergabung Mas Dani. Semoga kita bisa saling bekerja sama membangun perusahaan menjadi semakin maju." Sambut salah seorang general manajer di kantor pusat tersebut.
Baca selengkapnya

Ada Tawa Di Akhir

PoV DiandraPagi menjelang siang ini aku dan Adinda Diva, em maksudku, Diva adikku, kami sedang bermain di halaman depan rumah."Assalamualaikum!"Suara ucapan salam kudengar tiba-tiba. Namun kedengarannya tidak hanya satu orang. Sontak kepala ini menengok ke sumber suara.Aku dan Diva kaget."Waalaikum salam." Aku dan Diva menjawab salam mereka penuh dengan kegembiraan namun kaget. Kok mereka tiba-tiba datang."Mas Dani, Bu Susanti, Mas Reza?" Hatiku bertanya-tanya.Tante, em maksudku Bu Susanti segera berjalan cepat ke arahku dan meraih Dona dengan segera. Yang sekarang telah menjadi cucunya.Aku benar-benar tak menyangka kalau mereka akan datang kesini bertiga.Mas Dani dan Mas Reza masih berdiri dari arah kejauhan. Mereka tersenyum sembari membawa sesuatu di tangan mereka masing-masing. "Ya ampun, gimana kabarnya cucu Oma?" Bu Susanti membuatku terharu saat ia menanyakan ka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status