Home / Romansa / Di Balik Skandal Suami / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Di Balik Skandal Suami: Chapter 21 - Chapter 30

92 Chapters

Bercerai

Sekarang aku sudah tinggal kembali bersama kedua orang tuaku. Di kampung halaman yang sejuk dan asri. Bersama Dona tentunya.Tak ada Mas Dani menyusul ke sini ternyata. Mungkin ia belum bisa bertemu dengan kedua orang tuaku karena malu.Ibu dan Bapak sangat syok mendengar ceritaku tentang Mas Dani.Untung saja mereka tak punya riwayat penyakit jantung.Ibu dan Bapak sempat tak percaya.Tapi, setelah aku perlihatkan sebuah bukti foto, baru mereka percaya. Hanya satu bukti foto saja. Itupun yang menurutku paling pantas untuk diperlihatkan. Tak terlalu vulgar.Ibu dan Bapak benar-benar kecewa pada Mas Dani. Bagaimanapun juga selama ini Ibu dan Bapak sangat bangga dan sangat menyayanginya.Kini kami benar-benar menyayangkan atas perilaku buruk Mas Dani.Dengan sifat Mas Dani semacam itu membuatku berpikir, apakah aku terlalu menuntut untuk diberi uang banyak?Kepalaku menggeleng-geleng.Tapi rasanya tidak. Berap
Read more

PoV Dani

bila berkenan tolong tinggalkan like dan komentarnya, yašŸ™šŸ™šŸ˜pov DaniSekarang, mulai hari ini Diandra bukan lagi istriku. Aku telah menjatuhkan talak sesuai keinginannya.Walaupun aku sebenarnya tak ingin berpisah.Aku benar-benar mencintai Diandra.Ya, tapi aku sudah salah langkah.Andai dulu aku tak menuruti hawa nafsu untuk mendapatkan uang instan. Dengan bergaul dengan para tante-tante kaya raya, mungkin aku tak akan berpisah darinya.Tapi semua bukan tanpa alasan.Aku benar-benar tergiur dengan uang.Uang yang bisa kudapatkan dengan mudah. Tanpa capek-capek bekerja.Diandra memang tak pernah menuntut apapun. Tapi Ibu dan Bapaklah yang menuntut supaya aku bisa membalas budi mereka seusai aku menikah.Ibu dan Bapak selalu menuntutku untuk memberi mereka uang
Read more

PoV Dani (2)

"Dani! Apa kamu sudah susul istri kamu itu?" bentak Ibu yang melihatku sedang duduk sendiri di ruang tengah sembari melamunkan anak dan istriku yang sebentar lagi tinggal kenangan saja.Ibu macam bicara pada budak saja. Wajahnya penuh dengan emosi. Berbalik seratus delapan puluh derajat saat ia bicara di hadapan Diandra.Tapi beginilah memang sifat asli ibu. Dan kalau ia tanya soal Diandra, aku telah jatuhkan talak dengan maksud supaya ia tak lagi satu atap dengan lelaki kotor.Malas menjawab pertanyaan Ibu."Kalau istri kamu tidak kembali, siapa yang akan urus kamu?" bentak Ibu kembali.Deg!"Maksud Ibu berkata seperti itu apa?"Aku menoleh ke arah Ibu yang menatapku penuh dengan kedengkian.Hengkang dari kursi dan berdiri.Begitukah tatapan seorang ibyu pada anak yang sedang dilanda masalah?Bahkan masalah itu hadir karenanya?Kepalaku menggeleng-geleng."Kalau kamu tidak bisa ajak istri kamu kemba
Read more

Pra Sidang

Sekarang sudah dua Minggu setelah Mas Dani menjatuhkan kata talaknya padaku. Hari ini adalah hari yang tak akan pernah aku lupakan. Hari ini aku akan resmi bercerai dengan Mas Dani. Karena sidang perceraian sudah di depan mata. Perih! Sekali rasanya. Apalagi saat membayangkan kenangan manis kami bersama. Saat kami memadu kasih dulu. Saat kami bercanda dan tertawa dalam satu atap yang sama. Kini aku melamun dengan air mata yang tiba-tiba terjatuh di pipi. Dona diasuh oleh adik. Saat ini ia tak berada di dekatku. Entah Dona diajak kemana. Mu
Read more

Lambaian Tangan Perpisahan

pov 3*** "Ya Pak Hakim, saya dan Diandra baiknya berpisah. Itu keputusan yang telah kami ambil." Teg! Dani berkata demikian meyakinkan hakim ketua yang sudah duduk sigap dengan jubah hitam yang terlihat menyeramkan. Diandra dan Dani terlihat kecewa dengan batin yang tersiksa oleh kepedihan. Nampaknya Dani sangat berat hati. Tapi dia menginginkan yang terbaik bagi anak dan istrinya. Bagaimanapun juga Dani tak bisa melihat istrinya dekat dengan orangtua Dani kembali. "Betapa perihnya hati ini mendengar cetusan kalimat itu keluar dari mulut kamu, Mas," ka
Read more

Interview Kerja

PoV Diandra*** Hari ini genap sudah dua bulan setelah resmi bercerai dengan Mas Dani. Meskipun sudah bercerai, tapi Mas Dani selalu menyempatkan waktu untuk melakukan video call bersama Dona. Atau sekedar voice call. Bukan tak sakit melihat semua itu. Melihat mereka saling rindu, tapi ini jalan yang telah kami pilih. Pagi ini aku mendapat panggilan interview kerja dari sebuah perusahaan yang jaraknya lumayan jauh dari area rumah. Perusahaan itu baru saja di dirikan dan membutuhkan karyawan yang banyak. Apalagi ada lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuanku. 
Read more

Tanda di Lengan

PoV Diandra*** Subhanallah, puji syukur ke Hadirat Illahi Rabbi. Akhirnya interview berakhir dengan baik. Interview kemarin berjalan lancar hingga aku diterima kerja di bagian staff administrasi bagian keuangan. Walaupun posisinya tidak terlalu tinggi dan gajinya tidak begitu besar, aku tetap mensyukuri. Karena dengan bekerja keras insyaallah akan membuahkan hasil yang lebih baik lagi. Sungguh aku tak menyangka kalau kerja kerasku tak akan sia-sia. Dan mulai hari ini aku sudah bisa masuk kerja. Bukan tak malu pada ibu karena aku harus sering-sering menitipkan putri kecilku, Dona. Tapi bagaimana lagi, aku sangat
Read more

Cerita dari Mbak Miranti

 [Assalammualaikum, Mbak Diandra, ini saya Mbak Miranti. Saya dapat nomor Mbak dari mas Dani. Di save ya, Mbak. Soalnya nomor Mbak yang dulu tak bisa di hubungi. Saya baru tahu kalau Mbak Diandra nomornya baru lagi.] Malam hari itu tiba-tiba gawai baruku berbunyi. Ada pesan masuk dari sebuah nomor yang belum kuketahui. Tapi aku sedikit tak asing lagi. Seperti sering berkomunikasi, pastinya dari nomor lamaku sebelum berganti nomor baru ini. Dan ternyata, itu adalah nomor Mbak Miranti. Mbak Miranti tetanggaku sewaktu masih satu atap dengan Mas Dani. Aku benar-benar senang Mbak Miranti mengirimiku kabar. Segera kubalas pesannya.&nbs
Read more

Ditinggal Pas Sayang

PoV Reza*** "Karin, kamu tiba-tiba ajak aku ketemu kenapa? Kamu masih kangen sama aku, ya," candaku pada Karin. Karin adalah wanita yang telah mengambil hatiku setelah kepergian istri pertamaku. Kemarin malam kami baru saja bertunangan, dan kini ia memanggilku untuk bertemu.  Entah apa yang ingin ia utarakan. "Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, Mas," jawabnya sendu. Kami sudah duduk berdua di kursi taman yang jaraknya kurang lebih tiga ratus meteran dari rumah Karin. Taman dekat danau yang sering kami pilih untuk sekedar bertemu melepas rindu. 
Read more

PoV Reza (2)

PoV Reza***  Saat ini aku sedang mengendarai roda empat untuk menuju rumah sakit. "Hallo, Mbak, gimana keadaan Mama sekarang? Apa dia sudah membaik?" tanyaku pada Mbak Siska ditelepon dengan nada panik akan keadaan mama. "Ibu sudah membaik, Mas, tadi untungnya ada beberapa karyawan yang segera membawa ibu ke rumah sakit terdekat." Mendengar jawaban dari Mbak Siska aku sedikit merasa lega. Tapi belum begitu lega kalau aku tak melihat sendiri keadaan mama. Jarak yang akan aku tempuh sekitar satu setengah jam. Lumayan lama untuk sampai di rumah sakit itu. 
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status