Home / Romansa / Maaf, Mas, Aku Memilih Bercerai / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Maaf, Mas, Aku Memilih Bercerai: Chapter 21 - Chapter 30

36 Chapters

Huru-hara Di pelaminan

Maaf, Mas, Aku Memilih Bercerai (21)****Video dilayar LCD mulai di putar,  terdengar percakapan Clarissa dengan seorang pria matang di atas ranjang tak hentinya membuat Mas Faiz terkejut.Andai kamu punya riwayat penyakit jantung Mas, sudah pasti, kamu akan luluh ke lantai sambil memegangi dada mu yang dihujani batu. Namun sayangnya, tubuhmu masih kokoh menopang berat beban yang kamu pikul. Meski begitu, tatapan matamu kosong dan linglung. Itu sudah cukup nilai tersendiri bagiku. Miris.“Tenang aja sayang, aku cuman manfaatin dia kok. Kalau nanti hartanya udah aku kuasai. Pasti aku bakalan depak Faiz, secara aku gak akan mau pelihara orang yang hobi selingkuh. Baru aku pepet dikit, dia udah rela ninggalin anak dan bininya,” tutur Clarissa.Jemari Clarissa yang lentik itu sudah merayap ke mana-mana. Mereka berdua kembali menikmati purnama bersama.Waw, kalau di pikir-pikir, Mas Faiz ini p
last updateLast Updated : 2021-10-11
Read more

Bagaimana Mas? Bahagia?

Maaf, Mas, Aku Memilih Bercerai (22)****Drama Clarissa belum berakhir, malah kini banyak pertanyaan yang muncul di benakku. Salah satunya tentang keluarganya.Aku tidak melihat satu pun orang yang mengaku menjadi keluarga mempelai wanita. Dimana keluarga Clarissa? Mohon maaf sebelumnya, apa Clarissa ini anak yatim piatu, atau bagaimana? Apa mungkin orang tuanya tidak mengetahui kalau putrinya menikah? Aargh, entahlah.Dipikir bikin pusing, gak dipikir kok aneh, gimana sih.“Lepaskan aku! Mas tolongin aku. Aku gak mau di penjara, Mas Faiz,” teriak Clarissa, pria yang baru saja mempersuntingnya itu bahkan sudah menjatuhkan talak padanya. Sungguh miris, belum ada sehari mereka menikah, hubungan yang mereka jalani ada di ambang kehancuran.Bagaimana rasanya, Clarissa? Kuharap, lebih sakit dari yang kurasakan ini.“Ayo Ibu ikut kami, jangan mempersulit tugas kami. Ibu bisa jelas
last updateLast Updated : 2021-10-12
Read more

Kamu Hancur, Karena Kesalahanmu Sendiri!

Maaf, Mas, Aku Memilih Bercerai (23)****POV Faiz.Pernikahanku ini berakhir berantakan, belum ada sehari aku menikahi Clarissa, ia sudah kujatuhi talak. Di sini pula aku di permalukan, di tonton banyak orang. Sialnya, beberapa tamu undangan itu rekan bisnis. Entah apa yang akan terjadi besok dengan perusahaan.Ternyata, semalam Clarissa memadu kasih dengan pria lain di belakangku. Dan, kini ia malah di bawa ke kantor polisi karena telah merencanakan pembunuhan terhadap Bella.Lihatlah, takdir begitu kejam menamparku, sampai aku sendiri tak tahu lagi harus menaruh wajahku di mana. Ini luar biasa memalukan. Serasa duniaku runtuh seketika.“Kamu hancur Iz, tapi ini belum usai.” Ucapan Mama seakan memberiku peringatan bahwa badai yang menerjangku ini belum sepenuhnya reda. Masih ada masalah lain yang menyusul di sana.Setelah membuat kekacauan, Bella beserta keluarganya meninggalkan tempat
last updateLast Updated : 2021-10-15
Read more

Anda Licik?

Maaf, Mas, Aku Memilih Bercerai (24)****Keesokan paginya, dengan penampilan yang masih berantakan aku meninggalkan hotel, kemeja yang kupakai ini masih kusut, rambut yang acak-acakan, belum lagi celana hitam yang kukenakan, robek di beberapa bagian, paling parahnya di lutut.Aku menyugar rambut kebelakang, menyentak napas kasar. Berjalan tergesa-gesa menuju parkiran, beruntung mobilku tidak jadi kujual.Andai waktu itu aku menuruti perkataan Clarissa, mungkin hari ini aku sudah luntang-lantung di jalan. Meratapi nasibku yang selalu ketipan sial.“Aku gak mungkin datang ke perusahaan dengan pakaian kusut seperti ini, yang ada aku malah jadi bahan olok-olokkan karyawan,” gerutuku yang kini berdiri di samping mobil.Sebelum membuka pintu mobil, aku sempat merogoh dompetku, entah dorongan dari mana aku mengeluarkan foto yang kusimpan di sana, lalu bersandar pada badan mobil.Kutatap
last updateLast Updated : 2021-10-15
Read more

Anakku? Maksudnya?

Maaf, Mas, Aku Memilih Bercerai (25)****“Papa, Isna mau kembang gula.” Isna merengek sambil menyentuh lenganku.Aku menoleh, lalu melirik ke arah telunjuk Isna. Melihat penjual kembang gula di ujung jalan.“Isna mau itu?” tanyaku memastikan.Binar dimatanya membuatku tak tega menolak.“Iya Pa, Isna mau kembang gula,” ulangnya.Aku lantas merogoh kantong celana, memeriksa apakah ada uang di sana.Beruntung, masih ada selembar uang berwarna merah. Ini pasti cukup untuk membeli jajan Isna.“Isna tunggu di sini, biar Papa yang belikan. Jangan kemana-mana yah Nak.”Aku mengusap lembut rambut Isna, gadis kecilku itu mengangguk patuh.“Siap Pa,” katanya sembari memperlihatkan deretan giginya yang putih bersih.Tanpa pikir ulang, aku turun dari mobil, menutup pintunya pelan, k
last updateLast Updated : 2021-10-18
Read more

Kenyataannya?

Maaf, Mas, Aku Memilih Bercerai (26)****“Faiz di mana anakku?! Pasti kamu kan, yang telah membawa kabur putriku!”Suara sergahan itu membuatku terperanjat, putriku?Sejak kapan dia punya anak, menikah saja belum. Lalu anak siapa yang Bang Fahmi maksud?“Anak? Anak siapa Bang?! Kenapa Abang gak pernah bilang kalau sudah punya anak?!”Aku mengusap dada, kala suara lantang Bang Fahmi kembali menyapa gendang telinga.C'k, kenapa dia jadi marah-marah begini.“Gak usah banyak tanya! Di mana Isna sekarang?” tanyanya penuh penekanan.Huh, apa dia tidak bisa bicara pelan-pelan.Akhir-akhir ini Bang Fahmi selalu ikut campur urusanku. Entah itu berhubungan dengan Isna, atau yang lainnya. Ada apa sih dengannya? Aneh.“Isna nggak ada di sini, lagian kenapa Abang cari anakku? Tanya aja ke Bella, dia Ibunya!&rdquo
last updateLast Updated : 2021-10-23
Read more

Semua Orang Harus Tahu!

Maaf, Mas, Aku Memilih Bercerai (27) ****Dua kali tamparan mendarat mengenai pipi kini Bang Fahmi. Aku masih tak percaya dengan apa yang baru saja ia katakan. Putri kecil yang begitu kusayangi itu ternyata bukan darah dagingku. Melainkan darah daging Bang Fahmi. “Fahmi! Mama gak nyangka kamu ternyata sebejat ini, tega kamu yah. Apa yang ada di otak kamu itu, hah. Punya dua anak lelaki gak ada yang bener! Yang satunya bejat, yang satunya lagi tukang selingkuh! Dosa apa yang telah Mama perbuat sampai melahirkan anak seperti kalian ini!” hardik Mama marah-marah. Yah, orang yang menjatuhkan barang tersebut adalah Mama. Entah apa jadinya, saat orang itu adalah Bella. Pasti dia akan syok sambil memegangi dadanya yang berdenyut, sama sepertiku. “Ma, aku minta maaf,” lirih Bang Fahmi. Aku mengumpat pelan, lantas menarik napas berat. Ma
last updateLast Updated : 2021-10-23
Read more

Ketika Seseorang Mati Rasa

Maaf, Mas, Aku Memilih Bercerai (28)****POV Bella. “Isna gak mungkin anak Kak Fahmi ... Kapan kita melakukannya?!” hardikku, kakiku yang bagai jeli ini perlahan bangkit, dengan gontai aku mendekati Kak Fahmi. “Jawab aku, Kak! Aku butuh jawaban! Isna bukan anakmu kan? dia anak Mas faiz kan? Bagaimana bisa? Kapan kita melakukannya! Katakan!” teriakku keras, letupan kecil dalam dada sudah menjalar sampai kepala. Kak Fahmi melengos, tarikan napas berat lagi-lagi ia ambil. Dia bergeming, diamnya serasa menggerogoti jantungku. Aku menarik ujung kemejanya, kemudian memukulnya, aku tidak tahu harus berbuat apa? Aku hancur, hatiku sakit mendengar pengakuannya, kenyataan apa lagi ini? Belum usai masalahku dengan Mas Faiz, kini aku dihadapkan kenyataan buruk yang tak kalah menyakitkan. Kenapa aku dikelilingi orang-orang yang tak punya hati dan perasaan. Bagaimana bisa aku m
last updateLast Updated : 2021-10-27
Read more

Misi Mendepakmu!

Maaf,Mas, Aku Memilih Bercerai  (29)   Menjelang sore aku baru tiba di rumah Mama Diah. Tanpa pikir panjang, aku turun dari taksi, meninggalkan Mama yang kuminta menungguku di dalam. “Eeh, Neng Bella, pasti mau jemput Non Isna?” tanya Pak Mamang saat membukakanku gerbang. Aku menganggukkan kepala. “Iya Mang,” jawabku sembari tersenyum. “Silakan masuk Neng, tadi Non Isna habis main sama Bi Siti, mungkin sekarang lagi makan,” jelas Pak Mamang. “Aku masuk dulu yah Mang?” Tanpa mendengar jawaban Pak Mamang. Aku melesat masuk ke dalam rumah, tidak kujumpai Mama Diah saat aku melewati ruang tamu. Apa mungkin dia dan suaminya belum pulang? “Isna ...” Aku mengedarkan pandangan ke penjuru tempat, sambil memanggil nama putriku. “Bibi, Isna punya boneka besar, tapi di rumah Omah. Kapan-kapan Isna bawa ke sini yah, kita main bareng.” Samar-samar aku mendengar suaranya. Buru-
last updateLast Updated : 2021-11-03
Read more

"Awas, Kamu, Bell!"

Maaf, Mas, Aku Memilih Bercerai (30)****“Itu koper anak saya jangan sampai ketinggalan, sofanya juga kamu angkat. Sekalian meja kacanya, awas jangan sampai pecah.”  Aku mewanti-wanti kedua pria yang sedang mengangkat barang-barang di rumah ini, membawanya menuju truk yang ada di halaman depan. Aku tidak menyangka, Papa akan mengirim orang-orang ini untuk mempermudah misiku. Awalnya aku hanya mau mengambil beberapa barang saja, tapi kala melihat mereka datang. Semuanya berubah. Kalau bisa ambil semuanya, kenapa harus setengah-setengah. Itu lah kenapa aku berubah pikiran.“Ini juga Pak?” tanya Pak Soman yang diangguki oleh Pak Nathan.Aku melempar tatapan ke arah tangga, sepertinya Mas Faiz tidak terganggu dengan suara keributan di sini. Baiklah, akan kukeraskan suaraku hingga beberapa oktaf, sampai ia terjaga dan syok dengan semua ini.  “Iya itu
last updateLast Updated : 2021-11-10
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status