All Chapters of Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri): Chapter 81 - Chapter 90

141 Chapters

Pisau Dapur

Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Bagaimana lukamu?" tanya Kala."Sudah membaik, tapi kalau terkena air akan kelihatan. Grita membuatnya benar-benar seperti tidak ada luka," balas Rasi."Tentang Pelayan itu, Kita sudah mengurusnya. Apa Kau sudah membaca buku tersebut?" tanya Kala."Iya, semuanya tentang senjata yang begitu menakutkan. Aku tidak tahu kalau Ayahku memiliki buku seperti itu," tutur Rasi.Putri Tunisia berkunjung ke istana Rana, Dia di temani oleh para pelayannya. Grita menyambut kedatangannya, lalu mempersilakannya masuk. Grita meminta pelayan istana untuk melayaninya dengan baik, sementara Dia memberitahu Ratu Kosala tentang Putri Tunisia dari Kerajaan Pasir."Ibu Kosala," sapanya."Tunisia bagaimana kabarmu?" tanya Ratu Kosala."Aku baik-baik saja, di mana yang lain?" tanyanya."Raja sedang keluar, sedangkan Rasi bersama teman-temannya ada di belakang istana. Istirahat dahulu, Kau pasti lelah setelah perjalanan panjang
Read more

Akan Terjadi Atau Sudah Terjadi

Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa nama Kakakmu?" tanya Rasi."Dia bukan Kakak kandungku, namanya Shankar," balas Tunisia."Sha-shankar?" tanya Laksmi."Iya, Kau tahu?" tanyanya."Hanya pernah dengar," jawab Laksmi."Kakakku itu sangat baik, sekaligus dingin." Tunisia menceritakan tentang Shankar."Jadi, Dia tidak tinggal bersamamu?" tanya Rasi."Tidak, setelah kejadian buruk yang menimpanya Dia tinggal di istana. Tapi, memutuskan untuk ke Asrama. Sebenarnya hanya Kalian yang tahu soal ini, karena Kakakku itu tidak mau ada tahu rahasia masa lalunya," tutur Tunisia."Rasi tidak boleh tahu tentang Dia?" batin Laksmi.Di AsramaPangeran Sankharsana Akasya, itulah namanya. Seorang pangeran dari kerajaan Akas Apapun yang diinginkan harus ia dapatkan, penuh ambisi,berdarah dingin, dan tidak seorang pun memahaminya. sangat sulit ditebak, tidak ada yang bisa mendekatinya.Ada sesuatu di balik sifatnya yang dingin dan kejam
Read more

Jalan Rahasia

Selamat MembacaHAVE A NICE DAYMalam harinya Rasi terbangun, Dia berjalan dengan hati-hati supaya Laksmi dan Tunisia tidak sampai bangun."Tuan Putri," sapa Anak buahnya."Ada apa?" tanya Rasi."Kami menemukan sesuatu yang mungkin akan membuatmu sangat marah, sebaiknya tidak bicara di sini. Aku takut Kau tidak bisa mengendalikan Dirimu," tuturnya.Rasi dan Anak buahnya pergi ke sebuah tempat yang menjadi pertemuan rahasia Mereka, setelah itu Anak buahnya menceritakan semuanya."Jadi, Naga hitam tersebut adalah hasil dari mantra hitam?" tanya Rasi."Iya, berdasarkan yang Kami tahu dari Marlaka," balasnya."Artinya ada yang sengaja ingin menyingkirkan Agra!" geram Rasi."Aku juga menemukan ini." Anak buah Rasi memberikan sebuah kotak."Apa ini?" tanya Rasi."Segel istana," jawabnya.Rasi membuka kotak tersebut dan benar terdapat segel istana dari Kerajaan tetangga yang menjadi musuh dari Keraja
Read more

Perang Dingin

Selamat MembacaHAVE A NICE DAYUntuk menghindari penduduk kerajaan Mahatra, Rasi menuju ke sebuah tempat penari yang biasanya akan bersenang-senang dengan para pria berhidung belang. Rasi ingin mencari orang-orang yang terlibat, karena mereka pasti akan mendapatkan hadiah dari hasil menjalankan tugas m***uh Agra. Rasi sangat yakin, kalau mereka punya kawanan."Aku perlu pekerjaan," ucap Rasi."Wah lihat ada gadis cantik, melihat wajahmu para lelaki pasti bertekuk lutut di hadapan mu," gumam salah satu gadis penari di sana."Siapa penguasanya? apa kau bisa membantuku?" tanya Rasi menarik tangan gadis itu yang kira-kira seumuran dengannya untuk sedikit menjauh dari yang lain."Kau serius ingin bekerja di tempat seperti ini? apa kau tidak sayang dengan kecantikanmu dan kesucianmu?" tanya gadis itu yang justru membuat Rasi merasa iba, tentu dalam hati Rasi tidak akan melakukan itu."Kau sangat aneh, kau sendiri bekerja di tempat seperti
Read more

Masa Lalu Barga Dan Sanci (1)

Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Sanci," panggil Ayahnya Barga."Iya, Tuan." Sanci datang ke hadapan Ayahnya Barga."Kau antarkan Freya ke kamar tamu, sementara Aku akan bicara dengan Barga," titahnya."Baik, Tuan. Freya, ayo ikutlah," ucap Sanci yang mengantarkan Rasi ke sebuah ruangan yang tampak istimewa."Kenapa Aku dibawa ke sini?" tanya Rasi."Sepertinya Ayah dan anak itu sedang memperebutkan Dirimu," balas Sanci membuat Rasi mengerti."Mereka serakah, baru melihat wanita cantik sudah seperti a*ng dan kuc*ng." Rasi duduk pada ayunan yang ada dalam ruangan itu, tepatnya sebuah kamar."Dulu, Tuan Barga tidak seperti itu." Sanci menutup pintu kamar tersebut."Jadi, Barga seperti apa?" tanya Rasi penasaran."Tuan memiliki masa lalu yang kelam, itu karena keegoisan ayahnya. Tuan Ga," ucap Sanci.FlashbackKedua orang tua Sanci memaksanya untuk ikut bersama mereka menuju tempat Tuan Ga, Ayahny
Read more

Masa Lalu Barga Dan Sanci (2)

Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tolong selamatkan Kami dan gadis-gadis itu. Kami tidak berdaya, karena Raja Mahatra adalah dalang di balik ini semua," ucap Ibunya Barga yang membuat pemuda itu sangat terkejut."Raja Mahatra?" tanyanya seolah tak percaya."Iya, Raja Mahatra. Dia bukan seorang Raja, seharusnya bukan iblis itu Raja Kami. " Ibunya Barga menangis mengingat apa yang telah terjadi."Apa hanya dia dan Anak buahnya? Maksudnya apa tidak ada yang lain?" tanyanya."Kau dari kerajaan Rana. Bagaimana mungkin percaya pada Kami?" ucapnya."Katakan saja siapa yang terlibat! Aku akan menolong kalian, karena saat ini Aku pun segera kembali. Tapi harus tahu dulu, siapa saja yang terlibat. Terlebih, ada yang Aku curigai," ucap pemuda tersebut."Raja....akh!" teriak ibunya Barga, karena terkena panah dari prajurit yang mengetahui kedatangan pemuda itu."Ibu!" teriak Barga yang meraih ibunya terluka oleh panah.Pemuda
Read more

Gudang Senjata

Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tuan, mengapa tidak jadi menolong Gadis itu?" tanya Sanci."Apa gunanya Aku menolong, Kau sendiri sudah dengar apa yang terjadi di kamar itu. Sudah terlambat, semua yang Aku miliki direnggut dariku." Barga menutup pintu kamarnya."Tuan, sadarlah. Kalau begitu ijinkan Aku pergi," ucap Sanci yang mulai takut dengan Barga."Tidak Sanci. Malam ini Kau akan tidur denganku," ucap Barga."Tuan, apa maksudmu. Bukankah selama ini Tuan yang selalu melindungiku?"tanya Sanci tidak percaya akan apa yang dia dengar dari Barga.Barga sudah kalang kabut, sehingga dia menjadi gelap hati. Seluruh pikirannya tertutup dengan api dendam, hingga tidak lagi bisa membedakan mana yang benar dan tidak. Malam itu adalah malam kehancuran, terutama untuk dua gadis.Semenjak saat itulah, sifat Barga tidak jauh berbeda dengan ayahnya. Bedanya, Barga tidak pernah memaksa wanita manapun. Sanci juga tetap tinggal bersama Barga,
Read more

Mencegah Raja

Selamat MembacaHAVE A NICE DAYRasi berusaha bersikap tenang sekaligus waspada, kemudian menoleh pada seseorang yang mencekal tangannya."Barga," ucap Rasi pelan."Kau dari mana?" tanya Barga mendekati wajah Rasi."Hem...Aku tidak bisa tidur." Rasi memalingkan wajahnya."Kenapa? Apa Kau tidak nyaman tidur di sini?" tanyanya."Bukan seperti itu. Aku hanya belum terbiasa, jadi Aku hanya jalan-jalan sebentar untuk membuat Diriku ngantuk." Rasi tersenyum untuk menyembunyikan kebohongannya."Kalau begitu Aku akan menemanimu malam ini," kata Barga."Tidak! Jangan! Aku...Aku tidak bisa tidur denganmu, Kau bukan suamiku." Rasi mundur untuk menjaga jarak."Kalau begitu Aku akan menikahimu," kata Barga yang semakin nekat."Tuan, Aku ke sini untuk bekerja bukan untuk menikahimu." Rasi hampir tidak bisa menguasai dirinya."Jangan panggil Aku Tuan, karena Aku calon suamimu." Barga menarik tangan Rasi untuk ikut dengannya."Barga b
Read more

Freya Pencabut Nyawa

Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSementara itu Rasi dan Sanci tetap berada di dalam kamar Barga, karena Barga tidur di kamar mendiang ibunya. Tidak ada yang berani masuk ke kamar Barga, karena sebelumnya Tuan Ga sudah berjanji tidak akan mengusik putra semata wayangnya semenjak kehilangan istrinya.Rasi dan Sanci tidur bersama dengan nyaman, karena tidak ada lagi gangguan dan besok mereka harus mulai menjalankan rencana yang sudah disusun dengan matang.Di Kerajaan Akash"Sampai kapan Aku akan menjauh darinya?" tanyanya dalam hati.Pangeran tidak bisa tidur, karena untuk kedua kalinya Raja Mahatra meminta dirinya untuk menghadiri perayaan yang diadakan di Kerajaan Mahatra. Merasa terganggu dengan undangan tersebut, akhirnya Pangeran memutuskan untuk duduk.Pangeran mengambil belati yang dalam genggamannya berisikan tanda bulan sabit, karena belati itu sebenarnya ada temannya. Namun, kali ini seseorang yang membawa belati yang satunya b
Read more

Mata-mata

Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Jadi, Kalian...." Tuan Ga tidak berani bersuara, karena belati milik Rasi menyentuh perutnya."Jangan banyak bicara! Atau Aku akan menghabisi mu sekarang juga," ucap Rasi penuh penekanan."Kau tidak akan berani menghabisiku," ucap Tuan Ga dengan penuh percaya diri."Kenapa tidak?" tanya Barga.Mereka bertiga membuka topengnya, kemudian menatap tajam Tuan Ga. Mereka yang tidak lain adalah Rasi, Sanci, Barga, Ila."Saat Kau mengurung Aku dan Ibu di dalam penjara Kau sama sekali tidak memiliki belas kasih, bahkan Ibu sampai meninggal." Barga mencekik Tuan Ga, hingga Dia hampir kehabisan nafas."Lepaskan Barga, Kau akan menyakiti Dia. Tenang, Kita bisa manfaatkan Dia dan nanti Kau bisa menghukumnya." Rasi menghentikan tangan Barga yang hampir saja menghabisi Tuan Ga."Dengar Tuan Ga, sekarat Kau percaya, kan? Bahwa, Kami bisa menghabisi mu kapanpun." Rasi menutup mulut Tuan Ga dengan kain.
Read more
PREV
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status