Perlahan aku berjalan menuju konter yang berukuran lumayan besar. Mungkin empat ruko digabung menjadi satu bangunan dan dibuat dua lantai dengan warna cat merah. Langkahku terhenti memandang tulisan besar yang terpampang ditembok bagian depan bangunan, "Aa Celluler". Bayangan Kang Yana yang tadi berdiri didepan konter, menghilang begitu saja. Ah, halusinasku terlalu liar. Mana bisa Kang Yana hadir disini. "Bu, Bu, Bu Soraya!" Teguran Bradley mengembalikan otak normalku. "Ah, iya maaf! ayo kita masuk!" Ajakku pada pemuda berkemeja merah dan celana jeans hitam yang berdiri dihadapanku. Entah, mungkin dia memperhatikan gerak-gerikku sejak tadi. Aku jadi merasa insecure, mungkinkah dia memperhatikan tingkahku yang mulai nggak jelas? Terkadang melamun, terkadang marah-marah.
Read more