Aku melihat apa yang terjadi dari mata Sunny, dia baru saja menggulingkan batang pohon besar di gunung. Membuat para kesatriaku berlari-lari sangat kencang, untuk menghindari batang pohon tersebut yang bisa mengenai mereka. Ada yang membuatku terkejut, dia terlihat lelah harus berlari terus, karena itulah dia menguatkan kuda-kudanya dan menatap tajam batang pohon besar itu. Dengan sigap dia langsung membelah batang pohon tersebut menjadi dua bagian dan tidak menyentuhnya. Dia adalah Elda, kesatria yang berkepala botak yang pernah membuatku mabuk. “Lumayan,” ucapku sambil meminum tehku. Di cafe ini pun aku masih menjadi pusat perhatian orang-orang. Mungkin mereka mempertanyakan, berasal dari keluarga bangsawan mana aku. Pakaian yang bagus, wajah yang tampan serta etika makan yang baik. Para wanita itu bagaikan rubah yang lapar. Padahal aku telah menyembunyikan rambutku, kalau aku membiarkan rambutku terlihat, mereka pasti akan berlari ke sini. Aku meneguk tehku lagi. Setelah ti
Last Updated : 2022-05-29 Read more