Home / Romansa / Sad Boy / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Sad Boy: Chapter 71 - Chapter 80

101 Chapters

71. Pertemuan Ketiganya

Sore hari setelah urusan mereka selesai di kantor, Bryan, Seon dan Nalan secara bersamaan turun dari mobil. Ketiganya bertemu di pelataran parkir apartemen Nalan.   "Ngapain kalian berdua ke sini?" tanya Nalan tak suka melihat keduanya. Niat hati ingin pulang, untuk bercinta dengan Mayra. Namun, secara bersamaan kedua pengganggu datang mengusik niatnya.   "Aku ingin bertemu dengan adikku, apa itu salah?" Seon bertanya balik dengan ketus.    "Aku ingin membahas sesuatu dengannya," jawab Bryan datar.  Keduanya berbohong, tujuan mereka datang karena merindukan Mayra yang sudah lama tak pernah mereka melihat. Kesibukan membuat Seon dan Bryan, tak pernah bisa melihat gadis yang dicintainya. Namun, komunikasi tetap berjalan.   "Bisakah kalian
last updateLast Updated : 2022-04-03
Read more

72. Nalan Yang Mulai Dilema

Tangan Nalan terkepal sempurna, tatkala pengakuan dua orang yang berada disamping kanan dan kirinya. Sebegitu menariknya kah Mayra di mata dua lelaki ini? Sementara yang ia tahu, sang istri hanya orang biasa.   Namun, hal yang paling tak disangkanya, tanpa rasa malu kedua lelaki itu mengungkapkan perasaan mereka pada orang yang jelas-jelas merupakan suami sahnya. Mereka anggap apa Nalan?  "Jika, kukatakan kami telah melakukan selayaknya suami-istri di atas ranjang, apa kalian masih menginginkan Mayra?" tanya Nalan sinis. Dia yakin tak akan ada laki-laki yang tertarik pada wanita yang telah dijamah, meski suami sendiri.  Keduanya tertegun mendengar hal itu, mereka sejenak diam. Bahkan, Bryan yang sedang mengunyah kue buatan Mayra, seketika menghentikan hal itu. Dan langsung meneguknya secara paksa.  Seon menyeringai, "Sek
last updateLast Updated : 2022-04-03
Read more

73. Pelajaran Untuk Serra

Serra mendatangi Eden yang berada di Villa milik lelaki paruh baya nan gagah. Memoles diri secantik mungkin dan memakai pakaian yang teramat terbuka untuk menemuinya.  Wanita itu sudah paham, saat dipanggil Eden ke Villanya. Ingin menghabiskan beberapa hari bersamanya, bercinta tanpa harus diganggu dengan Bryan.  Dia menuju ruang televisi di mana pria perkasa itu berada, menonton sambil meminum segelas anggur merah.   "Sayang, apa kau merindukanku?" tanya Serra langsung mendaratkan bokongnya disebelah Eden yang memegang segelas anggur merah di tangan sambil menggoyangkannya.  Eden tetap fokus pada layar besar yang ada didepannya, mengacuhkan kedatangan wanita yang membuatnya marah besar. Wanita yang sangat tidak patuh dan diam-diam membangkang dibelakangnya.  Eden tak suka dengan wanita
last updateLast Updated : 2022-04-03
Read more

74. Teror

Benda pipih yang terletak di atas nakas samping ranjang Mayra, membangunkan Nalan yang sedang tidur dalam dekapan sang istri.  Semalam ia membuat dirinya kelelahan, rindu yang mendera, nafsu yang menggebu dan amarah membuncak akibat ulah dua lelaki yang datang hanya untuk istrinya. Hingga Nalan melampiaskan segalanya di atas ranjang, selepas makan malam.  Nalan berdecak kesal dengan dering ponsel yang tak kunjung berhenti, meski diabaikan.  "Siapa sih?" rutuknya meraih ponsel tersebut. "Nomor yang tak dikenal?" Nalan mengangkat. "Halo."   "Selamatkan sahabat terbaikmu, sebelum nyawanya meregang di tanganku," suara yang tak dikenalnya sedang mengancam dengan tawa yang besar. Nalan membulatkan mata, tersentak.   Lelahnya pun hilang, ia menyibak selimut yang membaluti dirinya. Tanpa mengen
last updateLast Updated : 2022-04-03
Read more

75. Pertemuan Terakhir

Setelah membereskan yang kejadian hari ini, Bryan  menghubungi Mayra. Dia membutuhkan perempuan itu saat ini, hanya Mayra yang bisa membuatnya tenang dan menghilngkan rasa penatnya.   Beruntung perempuan itu mau menemuinya di apartemen miliknya yang lumayan jauh. Mendengar kabar hari ini, Mayra langsung mendatanginya. Khawatir dengan lelaki tersebut yang sudah dianggapnya sahabat. Bagaimanapun, ia masih mengingat kebaikannya yang telah menolongnya.   "Kak Bay!" seru Mayra tatkala masuk ke dalam apartemen tersebut. Dia melihat lelaki itu sedang merenung membelakangi sofa, menatap ke jendela dengan tatapan kosong.  Bryan berbalik saat mendengar suara yang sangat membuatnya senang. Menampilkan senyuman termanis menyambut kedatangan wanita yang dicintainya.  "Kau sudah datang?" tanyanya lembut melangkah pelan.
last updateLast Updated : 2022-04-03
Read more

76. Menghilangnya Bryan

Sebulan berlalu, sejak pertemuan Bryan dan Mayra. Lelaki polos itu tak pernah lagi ada kabar, bak ditelan bumi, ponselnya pun sudah tak aktif.   Hal ini membuat Marco terus mencari keberadaan Bryan tanpa henti, ia khawatir sesuatu telah terjadi pada sahabatnya. Mengingat bukanlah orang yang suka menghilang tanpa jejak.   Mayra juga turut ikut serta pencarian Bryan, bahkan Serra sangat terluka dengan menghilangnya sang Suami tanpa alasan. Berbagai pikiran negatif merasuki wanita berparas cantik itu, ucapan Eden terus merasuk di kepalanya.   Marco dan Atras mengerahkan semua anak buahnya sebisa mungkin untuk mencari keberadaan Bryan, tapi hasilnya nihil. Namun, mereka tidak patah semangat.    Suatu hari, mereka adakan pertemuan di apartemen Nalan. Berkumpul mendiskusikan tentang Bryan yang mendadak hila
last updateLast Updated : 2022-04-03
Read more

77. Pesan Mawar Putih Berlumur Darah

Ting! Tong!Suara bel pintu berbunyi, Mayra segera membuka pintu. Seorang pria yang diperkirakan usianya hampir 40 tahun, berpakaian seperti pengantar barang."Nona Mayra?" tanya sang Kurir dengan ramah."Ya, saya!" jawab Mayra heran, ia sedang tak berbelanja online. "Ada apa?""Ada kiriman atas nama anda, Nona," jawab pak kurir sembari memberikan box berwarna pink disertai pita merah di atasnya. Mayra menerima paket itu, melihat siapa pengirimnya. Dia membuka box besar itu di depan kurir. "Aaaaahhh!?" Mayra berteriak lantang hingga suaranya terdengar sampai ke lift tempat Seon menginjakkan kakinya. Dia kaget dan buru-buru mendatangi adiknya yang jelas sangat dihafal suara itu.
last updateLast Updated : 2022-04-03
Read more

78. Depresinya Seorang Ibu (Pov Mayra)

Setelah mendengar kabar dari Seon tentang orang yang paling berjasa dalam hidupku, rasanya tak bisa dipercaya. Syok dan ada kesedihan mendalam yang teramat sakit.  Atras yang memberi kabar mengejutkan melalui Seon, benar-benar sulit kuterima dan mencerna setiap detail cerita tentang kematian Bryan yang begitu tragis.  Datang ke pemakaman Bryan, di sana seorang ibu renta yang duduk di kursi roda sembari terus menangis sesunggukan. Bisa dipastikan beliau adalah cinta pertama lelaki baik itu, Serra yang tidak berhenti menjerit menangis di atas gundukan tanah sembari memeluk, seperti bukan air mata palsu yang di keluarkan.   Apakah Serra benar-benar merasakan kehilangan suaminya? Atau justru ini akan menjadi sebuah malapetaka dalam rumah tanggaku?     Air mata ini terus berlinang, tanpa bisa berhenti. Ku
last updateLast Updated : 2022-04-03
Read more

79. Bercerai

Tiga tahun telah berlalu, selama itu jua Nalan menjalin hubungan dengan dua wanita sekaligus. Tak ada yang bisa dilepaskannya, termasuk Mayra. Tanpa sepengetahuan sang Istri, lelaki berwajah garang itu menjalin hubungan dengan Serra di belakang.  Mayra tahu kelakuan Nalan dibelakangnya, tapi ia memilih diam dan mengabaikan. Cintanya masih sama, walau sang Suami tak kunjung berubah. Bahkan, janji Bryan dahulu belum menemukan titik terang. Dia pasrah dan tak ingin mencarinya, karena sama saja akan mengungkit rasa bersalah.   Serra pun sejak kehilangan Bryan, tak mau melepaskan Nalan. Tidak ada tempat lagi untuk dirinya bersandar, mengingat ibunda mendiang suaminya mengalami gangguan mental. Dan kini, Atras yang merawatnya. Namun, cintanya pada sang Suami tak hilang, meski sudah beberapa tahun berlalu.   Suatu hari, Nalan mengunjungi Serra di apartemen B
last updateLast Updated : 2022-04-03
Read more

80. Positif Hamil

"Oek!""Oek!" Baru saja terbangun di pagi hari, Mayra merasakan mual dan ingin muntah. Perutnya pun tak nyaman, ia bangkit dari ranjang sesegera mungkin menuju westafel.  "Oek!" "Oek!"  Mayra memuntahkan sedikit isi perutnya, lalu mencuci mulut dengan kran air.  "Aku kenapa ya?" tanya Mayra keheranan. "Perut sangat tidak nyaman, apa aku salah makan?" pikirnya sembari memegangi perut.  "Mayra!" Seon memanggil adiknya seraya mengetuk pintu pelan. "Ayo, sarapan," ajaknya lagi.  Mayra membuka pintu dan mengikuti langkah Seon menuju meja makan, di sana Amara telah duduk manis.  "Bau apa ini? Baunya ngga enak?" cecar Mayra menutup hidung. Amara dan Seon saling berpandangan heran. 
last updateLast Updated : 2022-04-03
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status