"Kau sungguh keterlaluan, Nalan. Aku istrimu, kenapa kau menyakitiku dengan kata-kata kejam seperti itu?" tanyaku bangkit dari ranjang dan mengepal erat tangan ini, mengejarnya keluar kamar. Kami kembali berdebat di ruang tengah, setelah pintu kamar kuketuk keras hingga membuatnya keluar dan menatap nyalang. Aku tak terima dengan ucapannya, jadi, kuputuskan untuk menyelesaikan semuanya hari ini. "Omonganku memang benar, meski kau istriku, tapi hanya di atas kertas. Sedikitpun tak boleh menyentuhku, jika kau lakukan itu lagi. Maka kau memang wanita murahan," hinanya dengan suara keras sembari membalikkan badan menatap ke arahku. Tak habis pikir dengan pikirannya, dia merasa wanita baik adalah pengganggu suami orang, sementara istri yang jelas sah dianggap murahan. Apakah otaknya sudah semakin rusak sejak kepergian, Serra? "Kalau kau menganggap aku
Last Updated : 2022-02-09 Read more