Home / Urban / Pemuda yang tidak terduga / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Pemuda yang tidak terduga: Chapter 121 - Chapter 130

154 Chapters

BAB 121

Hendrik menunggu mereka di depan pintu, Elisa menemani duduk di samping Hendrik di kursi di depan pintu menghadap air mancur.  Karena merasa terlalu lama, Hendrik mengajak Elisa jalan mengelilingi pekarangan istana ini , ternyata bukan saja di bagian depan ada air mancur, di sebalah kiri juga ada taman labirin yang di tengahnya ada tempat bermain anak anak yang lengkap, segala permainan ada disini dan di sebelah kiri ada taman bunga yang indah dan bermacam macam bunga ada di taman ini , berjalan lebih kedalam mereka menghampiri kolam renang dan disana ada pintu yang menghubungkan dengan ruang makan dan dapur. Tanpa terasa mereka telah menghabiskan waktu tiga puluh menit mengelilingi pekarangan istana ini dan mereka masuk keruang makan yang telah tersedia delapan macam masakan terhidang di atas meja makan. Me
Read more

BAB 122

Hendrik berjalan santai menuju ruang tamu dan mereka membahas rencana mereka semua disini. “Saya ingin ada semua yang mengurus istana ini, William apakah satpam yang kamu pimpin bisa digunakan disini? Saya mau satpam itu berjaga disini selama 24 jam, kamu boleh mengaturnya sendiri, saya rasa kalau satpam tidak perlu tinggal disini. Tapi kalau pelayan harus tinggal di dalam, saya juga perlu tukang kebun dan yang membersihkan pekarangan di luar istana ini, termasuk kolam renang dan menara. “ “Kalian atur saja, John kamu bisa mengaturnya bersama Hans dan William, saya butuh satu orang yang menjadi kepala semuanya, apakah kalian ada calon untuk mengisi kedudukan itu?”  Kata hendrik memberi pengarahan untuk semuanya dan untuk pesta
Read more

BAB 123

Saat membuka pintu, Hendrik sekali lagi dibuat takjub oleh perbuatan anak anak nya, sungguh sepertinya ilmu di alam sana dibawa kemari semua ke istana ini. Seluruh ruangan itu dilapisi oleh tabir sihir, sehingga apapun juga yang dilakukan Hendrik di ruangan ini tidak dapat disadap oleh siapa juga dan alat alat canggih memenuhi ruangan ini, dari sini, Hendrik bisa melihat seluruh istananya dengan layar hologram yang dapat dilihat dan dimainkan oleh Hendrik tanpa adanya layar, semua itu akan muncul dengan sendirinya di saat Hendrik ingin melihat tempat mana juga. Sungguh ini adalah istana di dunia manusia yang dilapisi sihir legendaris. Jadi mulai sekarang, jika Hendrik akan melawan siapa juga, dia pasti dilindungi oleh alam semesta yang berhubungan dengan badan Hendrik dan sihir putra mahkota atau jenderal.
Read more

BAB 124

Kakek itu melihat Hendrik dengan takjub, dan bertanya:” Bolehkah saya tahu apa panggilan Tuan sekarang?”  “Panggil saja saya Hendrik.” Kata Hendrik santai. “Hah…, kamu Tuan Muda Hendrik Snowander? Benarkah Itu?” Tanya pemimpin restoran itu. “Menurut kamu, siapa?” Tanya Hendrik ketus. “Maafkan saya tuan Muda, saya kurang hormat dan tidak sopan, barusan.” Kata pemimpin itu sambil membungkuk badan memberi hormat. “Sudah lupakan saja, itu masakan masih banyak sisanya, bagikan kepada yang lain, biar ikut mencicipi masakan buatan kakek kamu.” Kata Hendrik. “Saya rasa cukup sampai disini pertemuan kali ini, ingat lukisan itu jangan terbuka dahulu, sebelum saya memberitahukan i
Read more

BAB 125

“Sampai kapan mereka dihukum?” Tanya Elisa. “Tidak tahu, jika hukumannya selesai, rantai yang mengikat mereka akan hilang sendiri, mereka akan muncul di rumah mereka masing masing, tapi selama enam bulan mereka akan ingat perjalanan mereka selama di hukum.” kata Hendrik menjelaskan. “Lalu sampai kapan hukuman itu? Apa yang menentukan hukuman itu?” Tanya Elisa lagi. “Hukuman itu ditentukan oleh pikiran mereka, jika mereka menerima kesalahan, seperti terlalu sombong dan mudah menghina orang lain dan jika mereka merasa itu adalah hal yang tidak benar, mereka akan segera bebas, tapi jika mereka tidak puas akan hukuman ini dan selalu mengutuk orang yang menyebabkan mereka dihukum, maka hukuman itu susah selesainya.” Kata Hendrik. “Contohnya?” Tanya Elisa.
Read more

BAB 126

Amanda duduk santai di sofa ruang tamunya dan berusaha menenangkan diri sambil memandang marah kepada Hendrik. Melihat itu Hendrik tersenyum dan berkata:” Ibu, kamu akan berterima kasih terhadap saya atas perbuatan saya terhadap keluarga Stefanus Nicken. Bukankah selama ini mereka selalu menghina ibu, ibu jangan marah sama saya, mulai sekarang harus baik dengan saya, jika ibu dan ayah mau tinggal bersama kami di istana itu.” “Ibu, ikuti saja nasehat Hendrik, ibu tidak akan menyesal , ibu akan bahagia jika ikut keinginan Hendrik, ibu mau pakai gaun indah untuk pesta , besok kita belanja , ayah juga sekalian, saya akan mengajak Maureen, saya akan menyuruh dia cuti selama enam hari, bisakah itu Hendrik?” Kata Elisa. “Coba tanya John, katakan saya yang menyuruh kamu tanya untuk cuti Maureen.” Kata Hendrik masuk ke ka
Read more

BAB 127

Setelah selesai mereka mengatur taktik dan waktu sudah menunjukkan jam sepuluh, Hendrik mengajak Elisa dan Maureen turun untuk mengajak ayah dan ibu mertuanya ke mall di bangunan ini dengan Small dan dua pengawal untuk nanti yang membantu mereka membawa belanjaan. “Hayo, ayah dan ibu, Small kamu ajak dua orang untuk membantu kamu dan Elisa suruh Elisabet ke butik number one untuk membeli baju juga, tunggu kita disana, hayo. Pakai Lift disini saja.” Kata Hendrik sambil berjalan ke Lift untuk menuju ke mall di belakng bangunan ini. Mereka keluar di lantai dua dari Lift kantor dan menuju ke belakang untuk ke mall.. Satpam mall dengan satpam kantor tidak sama tapi semuanya dibawah wewenang Bobby. Sebenarnya satpam mall kurang yakin dengan Hendrik yang hari ini hanya mema
Read more

BAB 128

SetelaH Kartu debit nya dikembalikan, Hendrik mengajak ayah mertuanya ke tailor jas, untuk membeli setelan jas lengkap beberapa setel untuk keperluan pesta..Darren telah menunggu mereka.“Kakak Hendrik! Untuk apa membeli baju baru.” Tanya Darren bingung.“Untuk pesta peresmian rumah , saya telah membeli rumah baru.” Kata Hendrik..“Kapan?” Tanya Darren.“Lima hari lagi dan kamu dengan Elisabet boleh datang , ajak juga adik dan orang tuan kamu.” kata Hendrik.“Dimana?” Tanya Darren.“Istana Puncak Gunung Berlian.” kata Hendrik.
Read more

BAB 129

“Kita makan siang dulu di restoran ya, saya mau mencicipi masakan di restoran baru yang baru dibuka, Bobby, restoran mana yang baru dibuka, hayo kita makan disana.” Kata Hendrik. “Restoran di lantai enam , seafood kepiting besar , itu yang baru dibuka disini, pemiliknya kebetulan teman sekolah saya, hayo, kita kesana.” Kata Bobby. “Kita sewa kamar saja, biar lebih pribadi.’ Kata Hendrik. Bobby memesan kamar pribadi untuk mereka dan di saat Bobby ingin keluar… “Makan bersama saja, Bobby , kamu dan para pengawal pesan satu meja, kami bertujuh satu meja, nanti biar dibayar dengan kartu debit ini.” Kata Hendrik. “Hendrik, kamu ada uang darimana? Jangan terlalu boros, jika Tuan Hendrik Snowander marah, melihat kamu terlalu bo
Read more

BAB 130

Hendrik mengajak Maureen ke Hotel Hendrieta lantai teratas untuk ketemu kakek Baskoro Snowander. Sesampai di hotel, mereka turun di lobby dan seperti biasa Hendrik selalu memakai pakaian santai , kaos biasa dan celana pendek. Untuk melewati pintu, mereka tidak ada masalah sampai ke lobby, terlihat hotel yang ramai, ya, kerena hari ini adalah malam tahun baru dan hotel mengadakan acara yang meriah untuk menyambut tahun baru. “Hai, lihat ada sampah yang masuk ke hotel, heran ya, kenapa tidak diberhentikan saja di depan pintu?” kata kata sumbang bermunculan dan… “Hai, cantik, jangan jalan dengan sampah ini, lihat penampilannya saja tidak ada apa apanya, mana mungkin ada uang? Hayo, ikut saya saja , kita rayakan malam tahun baru ini.’ Kata seorang pria yang ceriwisan.
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status