Home / Romansa / PEWARIS TERSEMBUNYI / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of PEWARIS TERSEMBUNYI : Chapter 31 - Chapter 40

176 Chapters

Part 31. Dia kekasihku

"Hah...." ucap Endrea, dirinya sangat tidak percaya dengan ucapan Arya, Endrea melihat ke arah Arya. "Makan malam?" tanya Endrea mengulangi ucapan Arya. "Iya Adikku, Papa dari Kevin Bernama Jack menikah dan dia ingin merayakan pernikahan dengan menggundang kami makan malam, kamu tahu Jack menikah dengan siapa?" tanya Arya dengan menatap mata Endrea.Endrea sebenarnya tidak suka ditatap seperti itu apalagi dirinya baru saja menangis, tapi Endrea penasaran Endrea mengangkat kedua bahunya tanda dirinya tidak tahu. "Jack menikah dengan Ibi tirimu," uhar Arya. Kata-kata Arya selalu berputar di kepala Endrea, itu artinya dirinya akan bertemu dengan Bibi Liana, apakah dirinya siap, apakah ini sudah waktunya. Endrea berjalan mondar mandir disalon kecantikan milik Emue, menunggu kedatangan Arya."Aku merasa kalau kamu dan Arya sudah berkencan," ujar Emur mengejutkan Endrea yang sedang memikirkan Arya, yang belum j
Read more

Part 32. Makan malam menegangkan

"Kamu cantik juga gadis kecil," bisik Bibi Liana, tangan Liana mengusap-usap lengan Endrea tetapi usapan itu menjadi menyakitkan saat Liana menekankan kuku panjangnya ke lengan Endrea.Endrea hanya dapat memejamkan matanya, Arya sedang sibuk menjawab pertanyaan wartawan sampai tidak menyadari bahwa Endrea tengah kesakitan sekarang. Arya berbalik dan memeluk Endrea, Liama sudah kembali ke meja dengan tersenyum puas berhasil menyakiti Endrea tanpa perlawanan, Arya merasakan tangannya basah Arya langsung menarik tangannya. "Ya ampun darah," ucap Arya dengan nada tertahan. Arya mara karena dirinya bisa lengah dalam menjaga Endrea, dirinya yang memasukkan Endrea ke kandang macan tetapi dirinya tidak menjaganya, Arya membawa Endrea ke kamar dan meminta pelayan untuk membawakan obat. Arya langsung mengobati luka Endrea sebisa dirinya, dengan meniup pelan lukanya tidak terlalu parah tapi akan terasa sangat perih saat terkena air nan
Read more

Part 33. Tidur disofa

"Kamu tidur dimana?" reflek Endrea bertanya seperti itu, Arya yang merasa diperhatikan langsung mengangkat kedua alisnya."Aku bisa tidur disofa," jawab Arya, karena di apartemen miliknya hanya memiliki satu kamar, saat membeli apartemen ini Arya tidak pernah berpikir akan membawa seorang wanita ke dalamnya. "Karena aku tidak punya saudara perempuan, jadi kamu pilih saja baju miliku yang menurutmu nyaman buat tidur, semua berada di lemari," ucap Arya tanpa melihat ke arah Endrea. "Terimakasih," jawab Endrea kemudian masuk ke dalam kamar dan menguncinya, lemari milik Arya sangat besar dan bercat putih.Endrea berjalan ke arah lemari dan membukanya di pintu paling kanan Endrea melihat tumpukan handuk dan ada celana dalam milik pria, setelah mengambil handuk Endrea langsung menutup pintunya.Tangannya berpindah ke pintu sebelahnya di dalamnya hanya ada jas-jas milik Arya dengan berbagai warna dan semua tertata dengan rapih, Endrea kembali
Read more

Part 34. Gara-gara secangkir kopi

Endrea hanya bisa mengangguk, Endrea mulai meracik kopi hitam karena airnya juga sudah matang, pancake buatannya juga sudah matang semua, Endrea melihat ke arah Arya yang sedang menatap ke arahnya, merasa Endrea sedang menatapnya Arya menaikkan kedua alisnya.Arya tidak bisa memalingkan wajahnya melihat Endrea yang memakai baju miliknya, dan itu kebesaran saat dipakai oleh Endrea jadi tidak perlu memakai celana lagi karena baju itu sudah menjadi dres buat Endrea. "Kopinya sudah jadi, bisa minta tolong bawakan ke meja aku akan membawa pancakenya," perintah Endrea.Arya terpaksa bangun dan mengambil dua cangkir kopi yang aromanya sudah memenuhi seluruh ruangan, sesampainya di meja makan Arya langsung mengambil satu pancake dan memakannya, rasa lembut dan manis langsung menyatu dimulutnya. Sudah lama Arya tidak memakan sarapan seperti ini, biasanya Arya selalu beli dan rasanya kadang tidak cocok dilidahnya, tapi mulai sekarang tidak lagi, karena
Read more

Part 35. Gaya rambut baru

Sedangkan dibag ketiga ada setelan kantor, dan saat Endrea mengeluarkan dres lemon ada satu barang terjatuh ke lantai, saat melihat apa yang jatuh mata Endrea langsung melebar."Ya ampun," gumam Endrea langsung memgambil celana dalam yabg terjatuh. Endrea melihat ke arah Arya yang sedang menatapnya dengan tersenyum penuh arti, Endrea membalas dengan melebarkan matanya. "Apa kamu melihatnya?" tanya Endrea. "Iya, memangnya kenapa?" Arya balik bertanya kepada Endrea."Tidak apa-apa, terimakasih semua ini," ucap Endrea kemudian berlari ke kamar dan mengunci pintunya dari dalam.Endrea merasa sangat malu bagaimana bisa celana dalam yang jatuh, disisi lain hatinya senang awalnya dia bingung apakah harus pergi menggunakan baju Arya yang kebesaran, ternyata Arya sudah menyiapkan semua untuknya. Setelah mandi Endrea berjalan ke ranjang dan membuka tas untuk mengeluarkan make up miliknya, kali ini Endrea menggunakan dres w
Read more

Part 36. Kamu terlambat Endrea

Ting... Tong... Bel apartemen Arya terdengar, Arya memerintahkan Endrea untuk membuka pintu, saat pintu terbuka menampakan seorang perempuan cantik dengan pakaian serba hitam, badannya tegak dan rambutnya disanggul, wanita itu tersenyum ramah ke arah Endrea begitu juga sebaliknya."Kenapa tidak diajak masuk?" tanya Endrea yang sudah berdiri dibelakang Endrea."Tidak perlu Pak, maaf saya datang terlambat tadi ada kendala sedikit waktu di jalan," ucap wanita itu kepada Arya. "Tidak masalah, Endrea dia Delina orang yang akan menjagamu saat kamu keluar dari apartemen ini," ucap Arya kepada Endrea dengan menunjuk ke arah Delina. "Tapi aku juga harus bekerja, masa iya Delina akan ikut denganku?" tanya Endrea yang belum tahu apa mangsud semua ini."Mulai sekarang kamu tidak lagi bekerja menjadi Asisten Yuana, karena Liana telah mengetahui kamu masih hidup dan ini sangat berbahaya untukmu," jelas Arya dengan mereka berjalan menuju li
Read more

Part 37. Poin ke lima

"Kamu terlambat untuk datang Endrea kim, tapi itu lebih baik daripada tidak sama sekali," ucap Pak Irawan dengan memberikan satu lembar kertas kepada Endrea untuk dibacanya. "Kamu baca syarat itu terlebih dahulu, karena saya cuka menyimpan fotokopynya saja jadi itu menjadi tugas kamu untuk mencari dimana Mamamu menyimpan yang aslinya," ucap Pak Irawan. Endrea menerima kertas tersebut dan mulai membacanya, lima poin penting agar Endrea bisa mendapatkan semua harta kekayaan milik Mamanya, tapi yang membuat Endrea terkejut poin ke empat dan ke lima. Dimana disitu tertulis Endrea akan mendapatkan semuar harta milik saya jika dia sudah berusia dua puluh dua tahun, dan poin ke lima Endrea harus sudah menikah, jika tidak dapat memenuhi ke lima syarat tersebut Endrea tidak akan mendapatkan apapun. Lima bulan lagi Endrea berusia dua puluh dua tahun, jika dirinya belum menikah maka harta Mamanya akan dinikmati oleh Bibi Liana dan keturunanny
Read more

Part 38. Masak untuk makan siang

"Masalah suami itu kamu tidak perly khawatir, aku bisa dan mau menjadi suamimu," celetuk Arya membuat tangan Endrea terhenti saat menata sayuran ke dalam kulkas. Saat melihat Endrea tengah sibuk memasukkan sayuran ke dalam kulkas, Arya malah memikirkan syarat yang diberikan oleh almarhum Mamanya Endrea, yang sebagaimana dikertas itu tertulis mengharuskan Endrea sudah menikah. Arya membayangkan jika dirinya yang menjadi suami Endrea maka sangat dengan mudah dirinya dapat membalas dendamnya yang selama ini Arya pendam sendiri. Pikiran Arya kembali pada saat sembilan tahun yang lalu.Flas back on AryaPagi itu di rumah yang sederhana seorang Kakak, beradik sedang sarapan mereka adalah Arya dan Jack, jack selesai terlebih dahulu dan meninggalkan Arya denga kekasihnya Amel."Sayang aku hamil," bisik Amel ditelinga Arya. Tentu Arya terkejut tapi juga senang mendengarnya, dia memang tumbuh menjadi remaja nakal dan sek
Read more

Part 39. Aku mau menjadi suamimu

"Aku juga," keluh Arya tapi tetap menuruti perintah Endrea, jika tidak dirinya tidak tahu jurus apalagi yang akan dikeluarkan oleh gadis satu ini "Tidak susah mengeluh ini juga buat perut kamu," omel Endrea kemudian tangannya dengan cekatan meniriskan ayam yang sudah matang. Lalu mulai menumis bumbu yang sudah dihalusnya tidak lama kemudian aroma wangi bumbu langsung memenuhi seluruh ruangan, membuat Arya terbatuk."Nyalakan mesin yang ada diatas kompor biar baunya tidak kemana-mana," perintah Arya.Endrea ingin menyalakannya tapi tubuhnya yang pendek tidak sampai, Endrea meloncat-locat seperti anak kecil yang sedang meminta jajan, Arya yang melihat itu langsung menggendong pinggang Endrea. Membuat Endrea berteriak, tapi terdiam saat Arya memerintahkannya untuk menyalakan mesin penyedot asap dengan cepat."Ya ngga perlu gendong juga, kamu kan bisa bantu nyalakan," ujar Endrea dengan memajukan bibirnya. "Kamu ti
Read more

Part 40. Saudara tiri

Arya tidak tahu kenapa saat berkata seperti itu hatinya seperti tersentuh dan jantungnya berdetak lebih cepat, Endrea juga tidak tahu Arya jujur atau tidak tetapi saat berada dalam pelukan Arya, Endrea merasa sangat nyaman. Apakah dirinya sedang jatuh cinta, Arya sendiri juga bingung selama ini dirinya tidak pernah lagi tertarik dengan lawan jenis, tetapi berbeda sekali saat dirinya dekat dengan Endrea, ada rasa ingin melindungi dan tidak rela saat Endrea berjalan dengan pria lain."Jam satu nanti aku mau ke kantor," ucap Arya. "Apakah aku boleh ikut?" tanya Endrea jujur dirinya ingin sekali bertemu dengan Yuana, apakah dirinya sudah mendapatkan asisten kembali atau malah bekerja sendiri. "Tentu saja, kalau begitu aku cuci muka terlebih dahulu," pamit Arya. Jam satu lebih sepuluh menit mereka berangkat ke kantor, saat sampai di kantor seperti biasa karyawan menatap Endrea tidak suka, tetapi Arya malah memeluk pinggang Endrea
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status