"Hah...." ucap Endrea, dirinya sangat tidak percaya dengan ucapan Arya, Endrea melihat ke arah Arya.
"Makan malam?" tanya Endrea mengulangi ucapan Arya.
"Iya Adikku, Papa dari Kevin Bernama Jack menikah dan dia ingin merayakan pernikahan dengan menggundang kami makan malam, kamu tahu Jack menikah dengan siapa?" tanya Arya dengan menatap mata Endrea.
Endrea sebenarnya tidak suka ditatap seperti itu apalagi dirinya baru saja menangis, tapi Endrea penasaran Endrea mengangkat kedua bahunya tanda dirinya tidak tahu.
"Jack menikah dengan Ibi tirimu," uhar Arya.
Kata-kata Arya selalu berputar di kepala Endrea, itu artinya dirinya akan bertemu dengan Bibi Liana, apakah dirinya siap, apakah ini sudah waktunya.
Endrea berjalan mondar mandir disalon kecantikan milik Emue, menunggu kedatangan Arya.
"Aku merasa kalau kamu dan Arya sudah berkencan," ujar Emur mengejutkan Endrea yang sedang memikirkan Arya, yang belum j
"Kamu cantik juga gadis kecil," bisik Bibi Liana, tangan Liana mengusap-usap lengan Endrea tetapi usapan itu menjadi menyakitkan saat Liana menekankan kuku panjangnya ke lengan Endrea.Endrea hanya dapat memejamkan matanya, Arya sedang sibuk menjawab pertanyaan wartawan sampai tidak menyadari bahwa Endrea tengah kesakitan sekarang.Arya berbalik dan memeluk Endrea, Liama sudah kembali ke meja dengan tersenyum puas berhasil menyakiti Endrea tanpa perlawanan, Arya merasakan tangannya basah Arya langsung menarik tangannya."Ya ampun darah," ucap Arya dengan nada tertahan.Arya mara karena dirinya bisa lengah dalam menjaga Endrea, dirinya yang memasukkan Endrea ke kandang macan tetapi dirinya tidak menjaganya, Arya membawa Endrea ke kamar dan meminta pelayan untuk membawakan obat.Arya langsung mengobati luka Endrea sebisa dirinya, dengan meniup pelan lukanya tidak terlalu parah tapi akan terasa sangat perih saat terkena air nan
"Kamu tidur dimana?" reflek Endrea bertanya seperti itu, Arya yang merasa diperhatikan langsung mengangkat kedua alisnya."Aku bisa tidur disofa," jawab Arya, karena di apartemen miliknya hanya memiliki satu kamar, saat membeli apartemen ini Arya tidak pernah berpikir akan membawa seorang wanita ke dalamnya."Karena aku tidak punya saudara perempuan, jadi kamu pilih saja baju miliku yang menurutmu nyaman buat tidur, semua berada di lemari," ucap Arya tanpa melihat ke arah Endrea."Terimakasih," jawab Endrea kemudian masuk ke dalam kamar dan menguncinya, lemari milik Arya sangat besar dan bercat putih.Endrea berjalan ke arah lemari dan membukanya di pintu paling kanan Endrea melihat tumpukan handuk dan ada celana dalam milik pria, setelah mengambil handuk Endrea langsung menutup pintunya.Tangannya berpindah ke pintu sebelahnya di dalamnya hanya ada jas-jas milik Arya dengan berbagai warna dan semua tertata dengan rapih, Endrea kembali
Endrea hanya bisa mengangguk, Endrea mulai meracik kopi hitam karena airnya juga sudah matang, pancake buatannya juga sudah matang semua, Endrea melihat ke arah Arya yang sedang menatap ke arahnya, merasa Endrea sedang menatapnya Arya menaikkan kedua alisnya.Arya tidak bisa memalingkan wajahnya melihat Endrea yang memakai baju miliknya, dan itu kebesaran saat dipakai oleh Endrea jadi tidak perlu memakai celana lagi karena baju itu sudah menjadi dres buat Endrea."Kopinya sudah jadi, bisa minta tolong bawakan ke meja aku akan membawa pancakenya," perintah Endrea.Arya terpaksa bangun dan mengambil dua cangkir kopi yang aromanya sudah memenuhi seluruh ruangan, sesampainya di meja makan Arya langsung mengambil satu pancake dan memakannya, rasa lembut dan manis langsung menyatu dimulutnya.Sudah lama Arya tidak memakan sarapan seperti ini, biasanya Arya selalu beli dan rasanya kadang tidak cocok dilidahnya, tapi mulai sekarang tidak lagi, karena
Sedangkan dibag ketiga ada setelan kantor, dan saat Endrea mengeluarkan dres lemon ada satu barang terjatuh ke lantai, saat melihat apa yang jatuh mata Endrea langsung melebar."Ya ampun," gumam Endrea langsung memgambil celana dalam yabg terjatuh.Endrea melihat ke arah Arya yang sedang menatapnya dengan tersenyum penuh arti, Endrea membalas dengan melebarkan matanya."Apa kamu melihatnya?" tanya Endrea."Iya, memangnya kenapa?" Arya balik bertanya kepada Endrea."Tidak apa-apa, terimakasih semua ini," ucap Endrea kemudian berlari ke kamar dan mengunci pintunya dari dalam.Endrea merasa sangat malu bagaimana bisa celana dalam yang jatuh, disisi lain hatinya senang awalnya dia bingung apakah harus pergi menggunakan baju Arya yang kebesaran, ternyata Arya sudah menyiapkan semua untuknya.Setelah mandi Endrea berjalan ke ranjang dan membuka tas untuk mengeluarkan make up miliknya, kali ini Endrea menggunakan dres w
Ting... Tong...Bel apartemen Arya terdengar, Arya memerintahkan Endrea untuk membuka pintu, saat pintu terbuka menampakan seorang perempuan cantik dengan pakaian serba hitam, badannya tegak dan rambutnya disanggul, wanita itu tersenyum ramah ke arah Endrea begitu juga sebaliknya."Kenapa tidak diajak masuk?" tanya Endrea yang sudah berdiri dibelakang Endrea."Tidak perlu Pak, maaf saya datang terlambat tadi ada kendala sedikit waktu di jalan," ucap wanita itu kepada Arya."Tidak masalah, Endrea dia Delina orang yang akan menjagamu saat kamu keluar dari apartemen ini," ucap Arya kepada Endrea dengan menunjuk ke arah Delina."Tapi aku juga harus bekerja, masa iya Delina akan ikut denganku?" tanya Endrea yang belum tahu apa mangsud semua ini."Mulai sekarang kamu tidak lagi bekerja menjadi Asisten Yuana, karena Liana telah mengetahui kamu masih hidup dan ini sangat berbahaya untukmu," jelas Arya dengan mereka berjalan menuju li
"Kamu terlambat untuk datang Endrea kim, tapi itu lebih baik daripada tidak sama sekali," ucap Pak Irawan dengan memberikan satu lembar kertas kepada Endrea untuk dibacanya."Kamu baca syarat itu terlebih dahulu, karena saya cuka menyimpan fotokopynya saja jadi itu menjadi tugas kamu untuk mencari dimana Mamamu menyimpan yang aslinya," ucap Pak Irawan.Endrea menerima kertas tersebut dan mulai membacanya, lima poin penting agar Endrea bisa mendapatkan semua harta kekayaan milik Mamanya, tapi yang membuat Endrea terkejut poin ke empat dan ke lima.Dimana disitu tertulis Endrea akan mendapatkan semuar harta milik saya jika dia sudah berusia dua puluh dua tahun, dan poin ke lima Endrea harus sudah menikah, jika tidak dapat memenuhi ke lima syarat tersebut Endrea tidak akan mendapatkan apapun.Lima bulan lagi Endrea berusia dua puluh dua tahun, jika dirinya belum menikah maka harta Mamanya akan dinikmati oleh Bibi Liana dan keturunanny
"Masalah suami itu kamu tidak perly khawatir, aku bisa dan mau menjadi suamimu," celetuk Arya membuat tangan Endrea terhenti saat menata sayuran ke dalam kulkas.Saat melihat Endrea tengah sibuk memasukkan sayuran ke dalam kulkas, Arya malah memikirkan syarat yang diberikan oleh almarhum Mamanya Endrea, yang sebagaimana dikertas itu tertulis mengharuskan Endrea sudah menikah.Arya membayangkan jika dirinya yang menjadi suami Endrea maka sangat dengan mudah dirinya dapat membalas dendamnya yang selama ini Arya pendam sendiri.Pikiran Arya kembali pada saat sembilan tahun yang lalu.Flas back on AryaPagi itu di rumah yang sederhana seorang Kakak, beradik sedang sarapan mereka adalah Arya dan Jack, jack selesai terlebih dahulu dan meninggalkan Arya denga kekasihnya Amel."Sayang aku hamil," bisik Amel ditelinga Arya.Tentu Arya terkejut tapi juga senang mendengarnya, dia memang tumbuh menjadi remaja nakal dan sek
"Aku juga," keluh Arya tapi tetap menuruti perintah Endrea, jika tidak dirinya tidak tahu jurus apalagi yang akan dikeluarkan oleh gadis satu ini"Tidak susah mengeluh ini juga buat perut kamu," omel Endrea kemudian tangannya dengan cekatan meniriskan ayam yang sudah matang.Lalu mulai menumis bumbu yang sudah dihalusnya tidak lama kemudian aroma wangi bumbu langsung memenuhi seluruh ruangan, membuat Arya terbatuk."Nyalakan mesin yang ada diatas kompor biar baunya tidak kemana-mana," perintah Arya.Endrea ingin menyalakannya tapi tubuhnya yang pendek tidak sampai, Endrea meloncat-locat seperti anak kecil yang sedang meminta jajan, Arya yang melihat itu langsung menggendong pinggang Endrea.Membuat Endrea berteriak, tapi terdiam saat Arya memerintahkannya untuk menyalakan mesin penyedot asap dengan cepat."Ya ngga perlu gendong juga, kamu kan bisa bantu nyalakan," ujar Endrea dengan memajukan bibirnya."Kamu ti
Endrea dan Semuel duduk berdampingan, Tuan Wu memerintahkan mereka untuk makan Endrea sedikit ragu saat ingin memasukan makanannya ke dalam mulut takutnya makanan itu sudah diberi racun."Makanlah," perintah Tuan Wu kembali. Kemudian mereka mulai menikmati makan malam dengan diam, setelah makan malam Tuan Wu mengajak Endrea dan Semuel untuk ke ruang keluarga ada sesuatu yang ingin Tuan Wu sampaikan."Sem...." panggil Tuan Wu."Iya Kek," jawab Semuel kemudian membenarkan duduknya melihat ke arah Kakeknya."Intan sudah lama meninggalkan kita bersama disini, apa kamu belum bisa muve on darinya?" tanya Tuan Wu."Maksud Kakek apa?" tanya Semuel."Hehe... Kakek tahu kamu sudah bisa melupakan Intan dan kamu juga sudah menemukan calon penggantinya, jangan kira Kakek tidak tahu dengan apa yang kalian lakukan," Tuan Wu menghentikkan ucapannya."Jadi kapan kali
Kevin masuk dan berjalan ke arah Yuana yang sedang bermain dengan Ardan di ruang keluarga, Kevin duduk di depan Ardan dan ikut bermain."Dik, Aku mau ke kantor sebentar setelah itu aku akan kembali lagi kesini," pamit Kevin kepada Yuana."Iya hati-hati di jalan Mas, kamu tenang saja disini ada aku," jawab Yuana.Kemudian Kevin berjalan ke arah kamar yang semalam digunakan oleh Yuana tidur, untung dirinya membawa baju ganti untuk ke kantor.Tiga puluh menit kemudian Kevin keluar dari kamar setelah berbicara dengan Yuana, Kevin keluar dari rumah dan membawa mobilnya menuju ke kantor.Tiga hari berlalu sekarang keadaan Endrea sudah membaik dan sudah bisa bekerja seperti biasa, saat ini Endrea, Kevin dan Yuana sedang menikmati udara segar dilantai atas rumah Endrea."Aku senang akhirnya kamu kembali seperti sedia kala lagi," ujar Kevin."Hanya sakit seperti itu saja, kenapa kalian khawatir sekali," jawan
"Ngga aku mau pulang saja, kasian Ardan di rumah sendirian," ucap Endrea dengan nada lemas"Iya sudah nanti aku antarkan ke rumah ya," ucap Semuel kemudian menyiapkan barang bawaan Endrea dan juga dirinya.Semuel mengeluarkan ponselnya dari saku dan menelepon Kevin, dipanggilan Kedua teleponnya baru diangkat."Halo, Vin kamu tolong jagain Ardan dulu sampai kami pulang ya," perintah Semuel kepada Kevin."Memangnya kalian dimana sih, dari semalam ngga pulang?" tanya Kevin diseberang sana."Nanti juga kamu tahu, sudah dulu ya," ucap Semuel kemudian mematikan sambungan teleponnya.Semuel membantu Endrea memakaikan sendalnya, kemudian memapah Endrea keluar dari kamsr hotel, Semuel mengantar Endrea ke kursi samping kemudi.Tidak lupa Semuel memasangkan sabuk pengaman, setelah itu Semuel menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Endrea."Kamu tidak mau periksa dulu En?" tanya Semuel kepada Endrea,
Selanjutnya mereka melakukan adegan yang seharusnya belum mereka lalukan sekarang, keduanya tenggelam dalam kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Satu jam kemudian Semuel membaringkan tubuhnya disamping Endrea, kemudian memeluk Endrea dengan sangat erat dibalik selimut.Endrea hanya terdiam memadangi langit-langit kamar, memikirkan apa yang baru saja dirinya lalukan bersama Semuel."Bagaimana kalau aku hamil?" celetuk Endrea, Semuel mencium pipi Endrea."Aku akan menikahimu segera, kamu tidak perlu khawatir," bisik Semuel ditelinga Endrea."Sekarang mandi ya setelah itu kita makan malam," perintah Semuel kepada Endrea."Tetapi aku tidak membawa baju ganti," ujar Endrea dengan melihat ke arah Semuel.Semuel keluar dari selimut dan berjalan ke arah sofa, kemudian kembali ke ranjang dan memberikan satu bag kepada Endrea."Ini aku sudah menyiapkannya tadi, tapi aku tidak tahu itu muat atau
"Sudah selesai, sekarang kita mau kemana lagi?" tanya Semuel ketika sudah berada di depan Endrea, Endrea menatap mata Semuel kemudian menghela nafasnya. "Pulang dulu ya, aku mau ketemu sama Ardan setelah itu baru," jawab Endrea. "Baru apa kenapa tidak dilanjutkan?" tanya Semuel. "Baru kita ke hotel," jawab Endrea dengan berbisik ditelinga Semuel, Semuel tersenyum kemudian mengusap telinganya yang terasa geli. "Cepat buka mobilnya panas ini," perintah Endrea. "Perintahnya yang bener dong sayang," pinta Semuel, Endrea mendengus kemudian memalingkam wajahnya ke arah lain. "Buka mobilnya Mas panas ini," perintah Endrea, dengan tertawa Semuel membuka kunci mobilnya. Jam setengah dua siang Endrea baru sampai di rumah, tadi dirinya sudah makan siang bersama Semuel, tidak lupa Endrea membeli kue untuk Ardan. "Ardan," teriak Endrea saat masuk ke dalam rumah, Endrea melihat Ardan sedang menonton televisi.
"Kamu harus bertangung jawab Endrea, kamu sudah berkali-kali membuat kepalaku sakit," gumam Semuel, Endrea melototkan matanya apa maksud yang dipikirkan calon suaminya pikir Endrea."Maksudnya bagaimana daritadi aku diam saja?" tanya Endrea dengan nada kebingungan."Kamu tahu dengan sikapmu yang seperti itu mampu membangunkan sesuatu ditubuhku," celetuk Semuel."Ya terus aku harus apa?" tanya Endrea yang belum tahu apa maksud perkataan calon suaminya."Malam ini aku mau kamu menginap dihotel bersamaku, tapi tidak dengan anak-anak," pinta Semuel."Gila apa ngga aku ngga mau, kita itu baru calon suami istri aku ngga mau melakukan itu," ujar Endrea yang sekarang sudah tahu apa maksud Semuel."Aku tidak akan memaksanya, tapi aku mohon untuk malam ini saja," pinta Semuel dengan nada memohon."Ya sudah, malam ini dihotel tapi jangan macam-macam," ancam Endrea."Iya sayang," jawab Semuel kemudian me
Endrea berbalik ingin memukul Kevin tapi Kevin menghindar, Endrea mengejar Kevin dengan berkata "Bisa diam ngga sih,"."Mami lagi apa?" tanya Ardan yang baru turun dari kamarnya dan melihat Mami dan Omnya sedang berlarian."Ngga sayang, itu si Om nakal," jawab Endrea kemudian menggendong Ardan dan membawanya ke meja makan, Yuana hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya dan Endrea.Sebentar lagi Kevin sudah mau menjari seorang Ayah tapi tingkahnya masih seperti anak kecil saat bertemu dengan Endrea, tapi Yuana tidak pernah melarangnya selagi itu membuat suaminya bahagia."Makan yuk ini semuanya sudah siap," ajak Yuana kemudian mereka bertiga jalan ke arah meha makan dan mulai menikmati soto ayam buatan Yuana.Selesai sarapan Yuana dan Kevin pamit pulang karena mereka harus berangkat ke kantor, begitu juga Endrea harus bersiap untuk bekerja.Endrea mengantarkan Kevin sampai di depan rumahnya, Endrea kembali
"Lain kali jangan memaksa orang yang sedang hamil, itu tidak baik," gerutu Endrea, Kevin hanya bisa memamerkan giginya yang putih dan tangannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Jam sebelas malam mereka baru selesai makan malam, Kevin dan Yuan pulang terlebih dahulu malam ini mereka aka menginap di rumah Endrea.Sedangkan Endrea dan Semuel masih ingin menikmati malam berdua, Semuel memerintahkan Endrea untuk menatap ke arahnya."Coba lihat ke arahku dan tatap mataku," perintah Semuel kepada Endrea.Endrea menurut dan langsung menatap mata Kevin, mereka saling bertatap kemudian Semuel memalingkan wajahnya ke arah lain."Kamu cantik, aku tidak menyangka kamu mau menerima cintaku," ujar Semuel dengan menggengam tangan Endrea."Tugas kita masih satu lagi," ujar Semuel.Endrea melihat ke arah Semuel dengan menaikan sebelah alisnya kemudian bertanya "Apa?"."Kita harus mendapatkam restu Kakek, setelah itu kita b
"Seperti anak remaja saja yang mudah tersingung," gumam Endrea kemudian dirinya tersenyum dan mematikan ponselnya dan meletakan kembali ke meja kamar.Siang ini Endrea berencana ingin pergi ke mal untuk berbelanja barang yang sudah habis, karena Ardan baru saja tertidur jadi Endrea menitipkan Ardan kepada Lia, agar dirinya bisa leluasa belanja.Endrea berjalan ke arah garasi dan memgeluarkan mobil pajero putihnya, Endrea membawa dengan perlahan mobil itu ke mal.Semuel yang sedang berada dibalkon kamarnya melihat mobil Endrea keluar, Semuel menghembuskan nafas lega kemudian tersenyum itu artinya Endrea sudah tidak lagi marah dengan ucapan Kakeknya.Hari berganti hari tidak terasa sudah satu minggu sejak pernyataan cinta Semuel waktu itu, sekarang waktunya Endrea memberikan jawaban kepada Semuel.Dan selama satu minggu itu juga hubungan mereka semakim dekat, Ardan dan juga Qila juga terlihat sangat dekat Qila sudah mengangap