Home / Romansa / Gerald Sang Penakluk / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Gerald Sang Penakluk: Chapter 21 - Chapter 30

38 Chapters

21) Bab

Saat tiba di rumah sakit, aku benar-benar tersentak tak percaya. Ternyata di sana sudah ada Tante Sonya yang sedang menjenguk Ustad Buyamin. Awalnya aku hampir tak percaya jika Tante Sonya benar-benar menjenguk suaminya Umi Yani. Mengapa mereka saling kenal? Setelah dijelaskan baru aku paham. Perushaan Mas Budiana ternyata salah satu partner bisnis perusahaan Tante Sonya. Antara mereka sudah sering bekerja sama, bahkan Tante Sonya sudah lama saling mengenal. Ketika mengetahi Mas Budiana ada di Bogor, Tante Sonya langsung menemuinya sekalian menjenguk Abinya Mas Budianan yang perawatannya akan dipindah ke Jakarta. “Seperi sebuah sinetron ya, Ger,” ucap Tante Sonya saat kami berdiri berdua melepas ambulance yang akan membawa suaminya Umi Yani ke Jakarta. “Amazing banget Tante, hehehe,” balasku masih sedikit excited. “Tante aja sampe kaget saat Umi Yani bilang kalau yang nemein dia selam di rumah sakit itu Gerald. Aku rasa pasti kamu, karena nama Gerald di sini sangat jarang. Dan ter
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more

22) Bab

Oh my God, dia bahkan lebih cantik dari mantan pacar kilatku, atau siapapun gadis-gadis yang pernah tertidur di bawah perutku. Ini benar-benar cantik yang mengundang hasratku. Dan seketika itu juga aku merasakan dunia dan juga waktu berputar sangat lambat. Setelah aku mengunci pintu, Tante Sonya duduk di ujung ranjang putih, menghadap ke jendela membelakangiku. Aku duduk di kursi yang tersedia di sana dan kami saling diam-diaman untuk beberapa saat. Aku bingung harus memulai dari mana. Kami benar-benar dua insan berbeda kelamin yang terjebak di sebuah kamar dalam keadaan saling ragu. Mungkin berasa ingin khilaf tapi tipis-tipis aja. Apakah Tante Sonya merasa menyesal telah mengundangku ke kamar ini? Kamar terasa hening dan beku. “Gerald…” “Sonya..” Kami saling menyapa dalam waktu yang bersamaan hingga membuat kami tertawa. Aneh sekali seperti ada sebuah kesepakatan untuk saling memanggil nama. Ini baru pertama terjadi dan syukurlah, suasana kamar kembali mencair setelah kami sa
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more

23) Bab

Suara ponsel Tante Sonya menghentikan semua aktivitas kami. ‘Anjing!’ Suara hape itu, benar-benar telah menghancurkan semuanya. Kami bangkit dan saling bertatapan. Tante Sonya lalu berdiri dan berjalan mendatangi tasnya yang berisi hape sialan itu. “Stttt!” Tante Sonya memberi isyarat agar aku tidak bersuara, sesaat setelah membaca nama yang masuk dalam panggilan ponselnya. ‘Sepertinya dari suaminya!’ batinku. Aku pasrah, mungkin Tante Sonya akan merapikan semua pakaiannya lalu mengajakku pulang. Sepertinya mood dia pun akan hancur dan birahinya pun sudah pergi entah kemana. Atau jangan-jangan dia sadar jika semua ini tidak seharusnya terjadi. Aku melirik jam dinding dan ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 13.53 WIB. Lama juga kami tadi bercumbu. Aku masih telanjang dada, menatap jendela yang juga masih tertutup tirai. Dan tiba-tiba ada sesuatu yang hangat menempel di punggungku. Terasa sangat kenyal tapi terbungkus. Dua lengan pun kemudian melingkar di ketiakku dan ada yang m
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more

24) Bab

Saat bicara demikian, batang rudalku makin menegang, hingga terkesan makin besar dan panjang. Tante Sonya kembali tersenyum menatapku dari bawah sana. Lalu dia mainkan jemarinya pelan dan lembut sekali. Tak berapa lama, kepalanya pun mulai maju mendekat. Lalu dia mengecup batang rudalkuku seraya memejamkan mata. “Ooooh ssssst..” Aku mendesis seraya mendongak menatap langit-langit meresapi nikmatnya jilatan pertama lidah Tante Sonya pada kepalanya rudalku. Mendengar desisan dan lenguhnaku, Tante Sonya mengulangnya terus dari bawah ke atas. Dan dengan penuh perasaan dia pun melenguh dan mendesis, membangkitkan datah mudaku kian bergelora. Benar-benar aku bisa menikmati tiap ulasan ujung lidahnya pada hampir seluruh kepala dan batang rudalku. Pengalaman memang tidak bisa berbohong. Permainan Tante Sonya jelas beda dengan beberapa wanita yang sudah sangat berpengalaman. Dia masih terasa sedikit kaku dan ragu. Ya, sesuai pengakuannya memang baru dua kali bercinta dengan lelaki yang buka
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more

25) Bab

Dua hari setelah keberangkatan Tante Sonya ke Jepang, hidupku terasa agak hampa. Selain karena di kostan tinggal sendirian, ibu kost pun menjenguk cucunya entah untuk berapa lama. Bisasanya tak kurang dari satu minggu. Aku pun mulai sedikit bingung dengan keadaanku saat ini. Selama ini aku selalu kekuarangan dalam bidang keuangan. Terlalu lama hidup dalam keprihatinan, namun sejak bertemu dengan Tante Sonya, aku merasa kehidupan ekonomiku berubah, terlebih lagi setelah bertemu dengan Umi Yani dan keluarganya yang juga sangat baik. Selain aku memiliki pinjaman motor dari Umi Yani, aku pun memiliki tabungan uang tak kurang dari 30 juta. Jumlah yang bahkan tidak pernah aku impikan sebelumnya. Berasa mendadak jadi sultan. Uang tersebut memang sudah aku alokasikan untuk membantu modal warung ibuku di kampung, namun…. Saat ini ibuku memang sedang sangat membutuhkan sejumlah uang untuk menambah modal usahanya, namun dia tidak pernah memintaku untuk mencari uang. Dia hanya memintaku untuk b
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more

26) Bab

[Lagi tegang ya, Say? Keliatan banget gede dan panjangnya] Begitu chat yang dia kirim padaku. [Iya nih, Bu, saya terangsang banget lihat Ibu. Ya, beginilah akhirnya rudal saya tegang banget. Semua gara-gara ibu] Oh my God. Pendidikan sesat dari sahabatku ternyata benar-benar sudah aku kuasai. [Sayang, ah, vagina aku juga mulai gatel, ini.] Aku membaca chat tersebut dengan penuh hayal dan syahwat. Lalu aku memandang lagi ke arah Tante Intan dari jauh. [Bu Intan...?] Aku mengirim chat tanpa kelanjutan, sengaja aku lakukan itu untuk membuatnya semakin penasaran. [Apa gantengku yang rudalnya gede panjang?] balas Tante Intan dengan emosi love dan kiss. Setelah membaca pesan tersebut, kami saling pandang kembali dari kejauhan. [Boleh nggak, Bu?] Aku mengirim chat pertanyaan. [Boleh apa, gantengku?] balas Tante Intan. [Lantai dua sepi loh Bu, saya mau istrirahat dulu di sana ya] Begitulah chat di anatara kami di tengah-tengah acara ulang tahun pernikahan orang tua Dito. Dari kejauha
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more

27) Bab

Acara di rumah Dito berkahir sekitar pukul tiga sore. Aku pun langsung kembali ke kosta. Sesuai arahan Tante Intan aku pun menunggu pekerjaan apa yang akan dia berikan nanti. Malam ini batal karena suaminya mengajak Tante Intan ke Jakarta. Namun demikian dia tetap memberikan uang tips yang lumayan besar. Sebenarnya aku juga sudah tak sabar ingin segera pulang untuk memberikan uang pada ibuku. Namun Dito belum siap karena masih banyak kegiatan keluarganya. Aku sendiri tidak berani memberikan uang itu jika bukan dengan Dito yang omongannya pasti dipercaya ibu walau bohong. Bolehkah aku berbohong pada ibu walau untuk kebaikan? Entahlah. Hari-hari berlalu seperti biasanya. Kuliahku berjalan sesuai dengan jadwal. Interkasiku dengan tetangga pun sangat baik. Sesuai pesan Umi Yani, aku pun berusaha menjauh dari Umi Anisa. Untung saja Pak Ustad belum memintaku untuk membenatu pekerjaannya. Umi Yani pun beberapa kali kirim chat menyatakan rindunya padaku, namun dia punya kesempatan untung p
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more

28) Bab

Pemandangan yang ada dalam gubug itu benar-benar membuatku serasa jantungku hampir copot. Mas Sugeng dan Mbak Wulan bukan hanya sedang ngobrol berbisik-bisik namun Mbak Wulan mulai menggelinjang pelan dalam dekapan Mas Sugeng. Sementara itu Mas Sugeng yang tubuhnya kekar sedang mencumbu payudara dan leher Mbak Wulan dengan penuh nafsu. Posisi mereka saling berhadapan duduk di atas tikar. Tangan Mas Sugeng sibuk bergerilya di payudara dan selangkangan Mbak Wulan bergantian. Setelah puas, gantian Mbak Wulan yang ambil kendali, dia membuka baju yang dipakai Mas Sugeng, hingga menampakkan dadanya yang bidang dan berbulu tebal. Lalu Mas Sugeng berlutut di depan Mbak Wulan yang mengelus-elus dadanya yang bidang itu. Kemudian Mbak Wulan menjilati puting susu Mas Sugeng dengan pelan. Mas Sugeng pun terlihat merem-melek menikmati cumbuan istri tetangganya itu di dadanya. Tak lama kemudian, tangan Mbak Wulan mulai bergerilya di sekitar selangkangan Mas Sugeng yang cuma memakai kain sarung. M
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more

29) Bab

Tak terasa seminggu sudah berlalu. Dito masih sibuk dengan urusan keluarganya. Tante Intan pun tidak ada kejelasannya. Apalagi Tante Sonya yang ada di Jepang. Sepertinya mereka memang sudah melupakan aku. Ketika Ibu kost sudah kembali, maka aku pun memutuskan untuk pulang kampung. Bukan ingin segera memberikan uang, namun sudah kangen sama suasana kampung juga ibu, nenek dan kedua adikku. Urusan uang mungkin aku harus lihat-lihat dulu situasinya. Saat ini aku sedang beristirahat ngopi di warkop, sebelum melanjutkan perjalanan pulang yang akan melintasi hutan larangan. Langit masih terang benderang jadi masih bisa bersantai. “Hai Ger. Wah makin keren aja, nih!” Seseorang menepuk pundakku dengan sangat keras. “Eh, Zal, ngopi-ngopi, Bro!” balasku sambil menggeser duduk memberikan tempat buat Rizal, sahabat lamaku yang tiba-tiba muncul laksana jailangkung. “Mau pulang kampung?” tanyanya basa-basi setelah memesan kopi pada sang pelayan warkop. “Yoi, biasalah. Lu sendiri ngapain ada d
last updateLast Updated : 2023-06-18
Read more

30) Bab

Sebenarnya sampai hari ini pun, aku masih belum percaya dengan kejadian waktu kelas tiga SMA itu. Bu Nina, guru agama kami yang bena-benar sangat alim dan bahkan suaminya juga sama alimnya, ternyata mempunyai sisi liar bersama Rizal. Harus aku akui, ketika dulu Rizal memang bintangnya di sekolah. Ganteng, lumayan cerdas, tajir dan isi kepalanya super mesum. Selalu punya cara untuk menaklukan wanita manapaun yang dia incar. Tidak terkecuali Bu Nina, si istri sholehah itu. Nanti biar Rizal yang cerita sendiri keseruannya. Tak berselang lama aku dan Rizal pun bersiap untuk berpisah. Rizal mendapat telpon dari seseorang yang diminta untuk memeriksakan motornya yang mogok. Aku juga harus segera berangkat sebelum hari menjadi gelap, karena membonceng istrinya Pak Endang. “Gini aja, Zal. Gua mungkin semingguan di kampung. Gimana kalau subuh minggu depan lu tunggu gua di sini. Terus kita bareng ke kota. Sambil nyari atau nunggu kerjaan buat lu kan bisa bantu-bantu dulu di rumah teman gua.
last updateLast Updated : 2023-06-18
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status