Semua Bab Jerat Cinta Tuan Vampire: Bab 41 - Bab 50

154 Bab

Kemah

"Memberi hormat pada Sang Raja…." Anggota Klan Vampire yang sudah lebih dulu tiba di tempat penyerangan terakhir kali, menunduk memberikan hormat mereka. Rey berjalan dengan gagah, memakai jubah panjang berwarna hitam dengan keraknya yang berwarna merah. Manik mata birunya memicing, mengamati tempat tersebut. Dari sisa-sisa penyerangan di sebuah tempat persembunyian Klan-nya, masih ditemukan jejak-jejak kaum hitam dan anggotanya. Rey menggeram marah saat tidak sengaja melihat salah seorang anggota Klan yang begitu berjasa selama ini untuk mereka, dibiarkan kaum hitam menggantung di atas atap sampai kehabisan darah.  Mereka sengaja tidak membuat Vampire itu mati menjadi debu untuk mengolok-olok Sang Raja Vampire dan Klan-nya. Mereka tahu kalau Rey pasti akan datang ke tempat itu. "Turunkan dia Michael!" perintah Rey memalingkan wajah. Kaum hitam benar-benar ingin menca
Baca selengkapnya

Perkenalan

Sebuah tenda kemah terlihat paling menonjol diantara yang lain, menarik perhatian Rey. Pria itu berpura-pura berjalan melewati depan kemah tersebut, yang hanya tertutupi sebuah tirai. Ada dua orang kaum hitam yang berjaga di depan sana dengan tongkat panjang dan ujungnya yang runcing. Mereka terlihat sangat waspada, dengan pandangannya yang selalu mengitari setiap sudut, tidak memberi celah sedikitpun. Beberapa kali pria pucat itu mengelilingi kemah tersebut, bergantian dengan asistennya Michael. "Bagaimana? Apa yang kau dapatkan?" Michael mendekati Rey yang sedikit menjauh dari kemah. "Sepertinya King ada di dalam Tuan, namun gosip tentang dia sedang sakit keras mungkin tidak benar."  Rey mengernyit. "Apa maksudmu?"  "Ada dua orang wanita di dalam kemah bersama King, Tuan. Dan menurutku mereka sepertinya sedang bergantian bercinta sekarang." 
Baca selengkapnya

Kekalahan

"Jadi, kau gagal menghabisi anak tuan Heinze, adikku?" Fourd datang ke ruang pertemuan Olympus di kastilnya. Rey dan ayah mereka yang sedang berada di dalam sana, mengalihkan pandangan pada pria penuh tato itu. "Kau disini?" sahut Rey tidak ingin menggubris pertanyaan kakak tirinya. "Ya, aku sengaja datang untuk mendengar penyerangan yang kau pimpin di kota Leipzig. Aku tidak menyangka kau bisa dengan mudah dikalahkan oleh King." Fourd tersenyum mengejek, berhenti di dekat kedua orang itu. "Pria licik itu hanya beruntung saja Fourd. Dia melarikan diri dan tidak mau bertarung denganku!"  "Benarkah? Kau yakin ini bukan karena kebodohanmu?" Rey mengernyitkan dahi. "Apa maksudmu bicara begitu?" "Tidak ada, aku hanya penasaran saja bagaimana kau bisa kalah dengan mudahnya melawan pria yang sakit-sakitan itu!" sahut Fourd setengah mengejek
Baca selengkapnya

Tidak Ada Hubungannya

Olympus tersenyum tipis melihat anaknya berani bersuara demikian pada tetua-tetua mereka. Dia senang karena Rey bisa menunjukkan kewibawaannya sebagai seorang Raja yang dihormati. "Lalu, langkah apa yang akan kau ambil selanjutnya Raja? Kita tidak mungkin berdiam diri menunggu mereka lebih dulu menyerang kita seperti kemarin." Tetua pertama kembali bersuara. "Hari ini aku sudah meminta anggota Klan terhebat kita menyebar ke seluruh penjuru negara ini. Aku memerintahkan mereka memberi penjagaan yang lebih pada kota-kota yang sebelumnya kurang mendapatkan penjagaan yang ketat. Michael juga sudah aku perintahkan untuk mulai mencari keberadaan pemimpin kaum hitam yang tersisa itu. Semoga saja melalui penangan pertama ini, kita bisa memusnahkan mereka secepatnya."  Semua tetua yang ada di sana terdiam, memberi anggukan pada ucapan Rey. Untuk saat ini langkah pertama yang bisa mereka ambil memang hanyalah itu.&nbs
Baca selengkapnya

Sambutan

"Tuan…." Seorang berjubah hitam mendekati pemimpin mereka, King. "Ada apa?" Pria berjambang itu sedang duduk bersandar di kursi malas, menatap ke arah taman bunga belakang kerajaannya. "Seorang dari Klan Vampire sedang menuju kesini, Tuan."  King mengernyit. "Klan Vampire?"  "Iya Tuan," sahutnya sopan. "Siapa?" "Dia adalah anak pertama Olympus, kakak tiri Raja Vampire yang sekarang."  King tersenyum smirk. "Apa dia membawa pasukan Klan-nya kesini?" tanyanya ingin tahu. "Dari yang kami amati, dia hanya seorang diri Tuan. Sepertinya Vampire itu sengaja datang kesini untuk bertemu denganmu."  King mengusap dagunya berpikir. Untuk apa seorang Vampire, anak dari mantan Raja sebelumnya datang kesini sendirian tanpa membawa pasukan Klan mereka. Dia jadi penasaran dengan maksud
Baca selengkapnya

Membuatku Bahagia dan Puas Diatas Ranjang

"Ada apa Rey?" Suci mendekati suaminya yang pagi itu tampak tidak bersemangat. "Kamu sakit?" tanyanya khawatir. Rey tersenyum, menarik wanitanya ikut merebahkan diri lagi di atas ranjang. "Vampire tidak pernah sakit, My Lady. Hanya jika kami terluka atau tidak minum darah, tubuh kami akan lemah yang bisa berakibat pada kematian."  "Lalu kenapa kamu terlihat tidak bersemangat seperti ini? Biasanya kamu selalu bangun lebih dulu daripada aku," tanya Suci masih khawatir dengan keadaan suaminya. "Kamu ingin tahu kenapa?" Suci mengangguk mengiyakan. Dia sudah bersandar dengan nyaman di dada bidang Rey.  "Itu karena aku belum meminum darahmu semenjak kita pulang dari bulan madu."  Suci mendongak, kaget. "Benarkah?"  "Iya, aku seharusnya sudah meminum darahmu sekarang. Apalagi setelah kemarin aku ke kota Leipzig, aku sempat ke
Baca selengkapnya

Kerja Sama

"Tuan, Klan Vampire itu sudah ada disini…." Seorang Kaum Hitam masuk membawa Fourd menemui pemimpin mereka.  "Mau apa kau datang kesini?!" King duduk membelakangi kedua orang itu. Fourd diantar ke halaman belakang kerajaan, tempat King menunggunya. "Aku pikir kau tidak mau bertemu denganku Tuan King yang terhormat…." sahut Fourd santai.  Pria itu masih sempat mengusap jubahnya yang kotor. Kaum Hitam yang mengantarkannya sudah keluar, meninggalkan King dan Fourd di sana. "Katakan saja apa maumu, aku tidak suka kerajaanku dikotori oleh Klan Vampire seperti kalian!" Fourd tersenyum smirk, duduk di sebuah kursi yang disediakan untuknya. King masih duduk membelakangi dia di depan sana. "Aku pikir seorang pemimpin terakhir Kaum Hitam akan menyuguhkan segelas teh untukku sebagai ucapan selamat datang. Kau sungguh tidak pe
Baca selengkapnya

Hanya Tunduk Padaku

"Kenapa?"  "Aku malu Rey…." Suci melepaskan pegangan tangan suaminya saat keduanya baru turun dari mobil. Mereka baru saja tiba di lobby perusahaan Lucky, Corp dan langsung menjadi pusat perhatian para pegawai di sana. "Kenapa harus malu? Kita suami istri sekarang, tidak akan ada yang berani berbicara di belakang kita." Rey kembali meraih tangan istrinya, berjalan masuk ke dalam gedung perusahaan miliknya. Menjadi Raja Vampire, Rey memegang kendali atas semua properti turun temurun keluarga mereka. Dia menjadi satu-satunya yang paling berhak menjalankan semua usaha milik Klan Vampire.  Berjalan menuju lift, Rey menggenggam tangan Suci yang menunduk malu di sampingnya. Wanita itu hanya merasa risih saja saat semua pandangan mata sedang mengarah padanya. "Angkat kepalamu My Lady … apa perlu aku menciummu disini?" ucap Rey dingin.
Baca selengkapnya

Bola Api

"Tuan…." Michael tiba di kastil Raja Vampire setelah seminggu ditugaskan oleh Rey, mencari keberadaan Kaum Hitam.   "Bagaimana? Kau sudah mendapatkan informasi?" Rey duduk di singgasananya dengan tidak sabar.   "Iya Tuan, mereka sudah kembali ke kerajaan Kaum Hitam. Sepertinya anak tuan Heinze yang sakit-sakitan itu tidak akan bersembunyi lagi. Dia sudah terang-terangan ingin berperang dengan Klan kita."    Rey diam mendengarkan laporan asisten sekaligus tabib kepercayaannya. Mendengar dari laporan Michael, Rey tahu kalau King akan selalu siap menyerang mereka kapanpun.   Sepertinya mereka harus segera bergerak sebelum King kembali menyerang Klan Vampire dan menyebabkan banyak kematian seperti tempo hari.   "Kau yakin King memang sakit-sakitan?" tanya Rey memastikan.   Apa yang dia lihat waktu lalu saat berada dikemah, membuat Rey tidak yakin kalau pria
Baca selengkapnya

Kaum Tidak Berguna

"Tuan…!" Seorang Kaum Hitam datang terburu-buru mendekati kamar pemimpin mereka. Sosok berjubah itu mengetuk pintu dengan kuat untuk membangunkan King yang masih tertidur pulas di dalam sana. "Tuan…," panggil dia lagi.  Bau hangus dari arah luar sudah tercium sampai ke kerajaan mereka, sosok Kaum Hitam itu semakin panik dibuatnya. Dia terus mengetuk pintu dengan kuat, hingga King bangun dan menggeram kesal. Pria berjambang itu melayang dengan cepat, membuka pintunya dengan tangan yang langsung mencekik sosok berjubah itu. "Berani sekali kau mengganggu istirahatku?!" marah King dengan pandangan mata berkilat. Cengkraman di lehernya membuat sosok itu kesusahan bernafas dan tidak bisa berbicara dengan benar. King bukan orang yang suka diganggu, apalagi di saat dia sedang tidur. Tubuhnya butuh diistirahatkan lebih lama agar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status