"Tuan…." Michael tiba di kastil Raja Vampire setelah seminggu ditugaskan oleh Rey, mencari keberadaan Kaum Hitam.
"Bagaimana? Kau sudah mendapatkan informasi?" Rey duduk di singgasananya dengan tidak sabar.
"Iya Tuan, mereka sudah kembali ke kerajaan Kaum Hitam. Sepertinya anak tuan Heinze yang sakit-sakitan itu tidak akan bersembunyi lagi. Dia sudah terang-terangan ingin berperang dengan Klan kita."
Rey diam mendengarkan laporan asisten sekaligus tabib kepercayaannya. Mendengar dari laporan Michael, Rey tahu kalau King akan selalu siap menyerang mereka kapanpun.
Sepertinya mereka harus segera bergerak sebelum King kembali menyerang Klan Vampire dan menyebabkan banyak kematian seperti tempo hari.
"Kau yakin King memang sakit-sakitan?" tanya Rey memastikan.
Apa yang dia lihat waktu lalu saat berada dikemah, membuat Rey tidak yakin kalau pria
Dukung terus karya author, yuk 🤗 Terima kasih 🌹
"Tuan…!" Seorang Kaum Hitam datang terburu-buru mendekati kamar pemimpin mereka.Sosok berjubah itu mengetuk pintu dengan kuat untuk membangunkan King yang masih tertidur pulas di dalam sana."Tuan…," panggil dia lagi.Bau hangus dari arah luar sudah tercium sampai ke kerajaan mereka, sosok Kaum Hitam itu semakin panik dibuatnya. Dia terus mengetuk pintu dengan kuat, hingga King bangun dan menggeram kesal.Pria berjambang itu melayang dengan cepat, membuka pintunya dengan tangan yang langsung mencekik sosok berjubah itu."Berani sekali kau mengganggu istirahatku?!" marah King dengan pandangan mata berkilat.Cengkraman di lehernya membuat sosok itu kesusahan bernafas dan tidak bisa berbicara dengan benar.King bukan orang yang suka diganggu, apalagi di saat dia sedang tidur. Tubuhnya butuh diistirahatkan lebih lama agar
"Bagaimana tugasmu semalam Michael?" Rey duduk di belakang meja kerja ruangannya. Mereka sedang berada di perusahaan Lucky, Corp sembari menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tertunda karena penyerangan Kaum Hitam tempo hari. "Semuanya berjalan dengan lancar Tuan, pemimpin Kaum Hitam terakhir itu pasti sedang kewalahan mencari bibit tanaman herbalnya sekarang. Ladang mereka sudah hangus, rata dengan tanah!" Rey tersenyum puas mendengar laporan asistennya, Michael memang selalu bisa diandalkan. "Kerja bagus Michael, aku yakin pria licik itu tidak bisa berbuat apa-apa saat ini. Nanti setelah pesta perayaan perusahaan selesai, kita akan mulai menyerang kerajaan mereka. Pastikan kaumnya kesulitan mencari bibit-bibit tanamannya!" "Baik Tuan." Michael menunduk memberi hormat, undur diri dari hadapan Rajanya. "Tunggu Michael…!" tahan Re
"Kamu mau kemana malam-malam begini Rey?" Suci mengernyit melihat suaminya sudah tampak rapi dengan jubah panjang berwarna merah tua, menjuntai sampai ke bawah.Pria yang ditanya tersenyum, mendekati Suci di kursi sofa ruang tengah kastilnya."Ada yang harus aku kerjakan sebentar My Lady. Aku hanya akan ke ujung kota mengunjungi Klan kami yang bertugas berjaga di sana.""Tapi ini sudah malam Rey, apa tidak bisa besok pagi atau setelah pulang kantor saja kamu kesana?" protes Suci tidak ingin ditinggalkan."Kamu lupa suamimu ini adalah Vampire?" Rey mengusap dagu runcing wanitanya."Vampire tidak keluar berjalan-jalan saat matahari sedang terik-teriknya bersinar. Tenang saja, aku tidak akan lama. Kamu bisa menungguku di kamar," sambung Raja Vampire itu setengah membujuk istrinya.Sebagai seorang pemimpin tertinggi Klan yang punya banyak kewajiban da
"Permisi, Pak. Ini laporan perencanaan pesta yang kita bahas kemarin." Olivia menyerahkan sebuah lembaran kertas ke atas meja Michael.Pria bertubuh kekar itu sedang fokus mengerjakan pekerjaanya ketika Olivia masuk ke dalam ruangan mereka."Aku pikir kau yang akan mengurus semua itu Olivia…?"Olivia mengernyit. "Kenapa saya, Pak? Bukannya kemarin Pak Rey berkata kita harus mengurusnya bersama? Aku sudah memberikan laporan perencanaan kita juga pada Pak Rey tadi, dia bilang kita harus mengurus ini semua sama-sama."Michael berdecak, kembali menyibukkan dirinya dengan lembaran kertas yang lain di atas meja."Aku tidak punya waktu Olivia … kau saja yang mengurus pesta itu. Lagipula kau adalah wanita, kau yang lebih tahu bagaimana merencanakan sebuah pesta yang baik!" sahutnya tidak mau ambil pusing dengan ucapan wanita itu.Olivia mendengus
"Rey….""Ada apa?""Bisakah nanti malam aku pergi dengan Olivia?" tanya Suci meminta izin.Rey sedang duduk membaca di ruang perpustakaan dalam kastil saat Suci masuk ke dalam sana menemuinya."Kamu mau kemana dengannya?" Rey meletakkan buku, meminta istrinya duduk di atas pangkuan dia.Suci mendekat dengan patuh, melingkarkan tangannya ke leher Rey."Kami hanya akan belanja dan makan malam saja Rey. Sudah lama kami tidak pernah lagi keluar berjalan-jalan bersama."Rey mengangguk, mengusap lembut rambut panjang wanitanya. "Apa perlu aku menemanimu?""Tidak perlu, nanti setelah kamu selesai melakukan tugas malammu mengecek para Klan yang berjaga. Kamu bisa menyusulku kesana kalau kamu mau.""Baiklah kalau begitu, aku akan mengutus beberapa Klan-ku untuk pergi denganmu
"Capek sekali, kakiku sampai sakit berkeliling mall ini." Olivia duduk di dekat Joseph yang sama menggerutunya dengan kekasihnya.Pria itu membawa hampir sepuluh tas belanjaan di tangan, hasil perburuan Olivia di dalam toko-toko yang mereka masuki."Lain kali aku tidak mau menemanimu belanja lagi!" Joseph berucap dengan wajah yang terlihat lelah.Semua belanjaan Olivia dia letakkan begitu saja di lantai dekat meja restoran di mana mereka duduk."Aku tidak menyuruhmu menemaniku, kan? Kamu yang memaksa ingin ikut, jadi berhenti protes kepadaku!" sahut Olivia sedikit tersinggung dengan ucapan Joseph barusan."Iya, iya … aku yang salah. Harusnya aku tidak mengikuti kalian berdua malam ini!" Olivia mendengus, melipat tangannya di depan dada.Telinganya juga sudah sakit mendengar keluhan dari bibir Joseph sejak tadi. Pria itu juga sempat tidak ma
"Apa yang terjadi Auntie?" Rey datang dengan wajah yang khawatir.Pria itu belum lama dihubungi oleh pamannya Aaric, saat dia masih memeriksa penjagaan diujung kota.Rey langsung kembali ke kastil dengan cepat mendengar Suci ada bersama dengan bibi dan pamannya."Istrimu pingsan Rey, dia hampir saja dibawa oleh kaum hitam tadi…," sahut Selena duduk di pinggir ranjang di mana Suci terbaring."Apa, kaum hitam?!" kaget Rey."Iya, aku tidak sengaja bertemu dengan mereka saat kaum hitam akan membawa Suci ke dalam lift," terang Selena menjelaskan kronologi ketika mereka berada di dalam satu mall yang sama."Kenapa kau bisa membiarkan Suci berjalan sendirian tanpa penjagaan Rey? Kau lupa kaum hitam masih terus mengejar istrimu?!" sambung Selena menatap tajam keponakannya.Meski baru beberapa kali bertemu dengan Suci saat makan
Masuk ke dalam kastil, Michael mengikuti Rajanya begitu selesai melaksanakan tugas yang diberikan Rey.Pria bermanik mata biru itu menunggu Michael di ruang kerja dalam kastil, dan sedang berdiri di depan jendela, menatap keluar dengan pandangan mata penuh kebencian."Di mana bajingan itu berada Michael?!" Rey bersuara setelah tahu asistennya sudah masuk di dalam ruangan bersamanya."Sepertinya dia sedang bersembunyi di suatu tempat. Kami tidak menemukan dia di rumahnya. Dia pasti sudah tahu kaum hitam yang membawa Ratu telah gagal melakukan tugasnya, dan memilih kabur sebelum ditangkap oleh kita."Rey mengepalkan tangannya kuat, kecurigaannya tempo hari ternyata benar. Dia tidak menyangka Joseph akan bergerak hari ini disaat Suci lepas dari pengawasannya."Tapi Rey, darimana kamu tahu pria itu adalah salah satu dari kaum hitam?" tanya Michael masih penasaran de
Hai … Akhirnya novel kedua author di Platform ini selesai … Setelah hampir sempat terbengkalai dan kadang up karena kesibukan, author bisa menamatkan juga Tuan Vampire kita hari ini … Terima kasih untuk semua pembaca setia Tuan Rey dan Suci yang selalu setia menanti up … Terima kasih juga untuk pembaca yang sudah beli koin dan ngasih Vote untuk pasangan Vampire dan manusia kita, yah … Tidak ada kata-kata yang cukup menggambarkan kebahagiaan serta rasa terima kasih author untuk semua pembaca … Dan seperti pengumuman-pengumuman author sebelumnya, author akan umumkan pemenang Giveaway kita berdasarkan vote atau pemberi GEM 3 terbanyak … Nama-namanya adalah sebagai berikut:: 1. Sari Ariswati dengan jumlah 57 GEM 2. Sheril Warouw dengan jumlah 33 GEM 3. Ziza Ziz S dengan jumlah 30 GEM Untuk para pemenang bisa langsung DM author @adamvanda yah … Bagi pemenang yang tinggal di luar Pulau Jawa, author minta maaf nanti ongkirnya ditanggung pemenang yah … Atau bisa juga japri auth
"Kau apa…!?" "Aku akan mengakhiri kesepakatan kita hari ini." Rey tertegun selama beberapa saat, kaget mendengar pengakuan pemimpin terakhir Kaum Hitam di depannya. Setelah berbicara dengan Suci malam tadi, King pergi menemui Raja Vampire di kastilnya. Kedatangan pria berjambang itu sempat membuat seluruh penjaga kastil heboh termasuk Michael. Pria itu dengan sigap menahan King, menanyakan apa maksud kedatangannya ke sini. Rey yang saat itu tengah berada di kamar beristirahat, langsung keluar begitu mendengar suara keributan dari luar. "Besok kau bisa menjemput wanitamu di kerajaanku. Aku sudah mengatakan padanya dia bisa pergi besok pagi bersamamu." King menyambung ucapannya, berbicara lantang duduk berhadapan dengan Rey. Tidak terlihat keraguan sedikitpun diwajah King, dia sudah siap dan menerima semua takdir cinta bertepuk sebelah tangannya pada Suci. Rey masih diam mencerna perkataan King. Datang ke kastilnya disaat hampir pagi dan mendengar berita tidak terduga ini dari
Pukul delapan malam Suci memberanikan diri mengetuk pintu kamar King yang tepat bersebelahan dengan kamarnya.Dengan rasa gugup dan pikiran yang bersalah, Suci meyakinkan dirinya untuk bertemu dengan King malam ini juga.Entah keberanian dari mana sampai wanita yang hanya memakai gaun tipis dengan jubah panjang yang menutupinya berdiri di depan pintu kayu jati besar yang perlahan terbuka dari dalam.King menampakkan dirinya dengan wajah terkejut. "Nona?" ucapnya kaget.Suci tersenyum tipis dan masuk ke dalam tanpa dipersilahkan oleh King. Pria itu tertegun beberapa saat dan menutup kembali pintu kamarnya perlahan."Apa aku mengganggu malammu?" tanya Suci berdiri membelakangi pria bertubuh kekar itu."Ti-tidak. Aku hanya sedang membaca buku saja," jawab King sedikit gugup.Suci mengedarkan pandangan menatap ke seluruh sudut kamar King yang
"Nona …." King mendekati wanita yang tengah sibuk dengan kegiatannya di taman samping kerajaan Kaum Hitam.Sembari menunggu Rey, suaminya. Suci mengambil beberapa bunga mawar putih dan merah yang sengaja ditanam King di sekitar sana.Selain ingin membuat Suci betah, King ingin wanita itu punya kesibukan di kerajaannya selain duduk berjam-jam bersama Raja Vampire.King tahu Suci pasti akan sangat bahagia jika ada bunga-bunga cantik yang ditanam di tempat itu."Kau … ada apa kau ke sini?" risih Suci.Dia hanya tidak mau Rey salah paham jika melihat King ada di sana bersamanya disaat Rey belum datang."Aku hanya ingin bicara sebentar denganmu," ucap King tanpa basa basi.Suci menghembuskan nafas panjang, beranjak dari dekat taman dan duduk di kursi panjang tempat dia dan Rey biasa menghabiskan waktu bersama. Bunga yang Su
"Bisakah kau jelaskan apa maksud semua ini, Nona?!" Thomas masuk ke dalam kamar istri pemimpinnya setelah Nani lebih dulu masuk ke sana. Maid pribadi Suci hanya tertunduk begitu Suci menatapnya bertanya-tanya melihat Thomas juga ikut masuk bersamanya. "Apa maksudmu menjelaskan semua ini, Thomas?" Suci bangkit dari sofa sudut kamar, mendekati pria dan wanita Kaum Hitam itu. "Ini … aku menemukan ini dari Nina!" Thomas menunjukkan botol kecil berisi cairan berwarna merah yang tinggal sedikit. Suci mengernyit kemudian beralih menatap Nina lagi. Dia mengerti kenapa maid pribadinya hanya tertunduk sejak Nina masuk ke sini. "Tolong jelaskan kenapa Nona meminta Nina memasukkan ini ke dalam ramuan obat Tuan King!" sambung Thomas tidak sabar. Suci terlihat membuang nafas kasar, melewati Thomas dan berhenti di depan jendela kamarnya. "Apa aku perlu menjelaskan kepentingan pribadiku padamu?!" Suci melipat tangan di depan dada. "Meskipun kau Kaum kepercayaan King, bukan berarti kau berhak
"Thomas!""Iya, Tuan?""Aku merasa ada yang tidak beres." King duduk seperti biasa mengamati dari jauh pasangan suami istri yang kemarin sempat bertengkar, kini sudah berbaikan.Rey dan Suci duduk berdekatan di kursi taman samping kerajaan Kaum Hitam dengan kemesraan mereka.Sempat bertengkar malah membuat keduanya semakin mesra satu sama lain. Suci bahkan tidak sungkan lagi mencium pipi dan bibir Rey di sana, tidak peduli ada di mana mereka saat ini."Apa maksud Tuan ada yang tidak beres?" Thomas bertanya."Tubuhku. Ada yang tidak beres dengan tubuhku." Thomas mengernyit, semakin bingung dengan maksud ucapan pemimpinnya."Aku merasa tubuhku semakin sehat sekarang. Kemarin tabib juga berkata demikian. Kondisi tubuhku perlahan membaik, katanya."Thomas diam, mencoba menelaah perkataan King. Dari
"Ini sudah dua hari My Lady. Apa kamu masih tidak ingin menemuiku?" Rey mengetuk pintu kamar Suci dari luar.Wanitanya masih saja tidak mau bertemu dengan Rey setelah pertengkaran mereka waktu itu. Suci sengaja mengunci diri di kamar setiap kali Rey datang menemuinya seperti hari ini."Tolong jangan mengacuhkan aku My Lady. Aku merindukanmu," ucap Rey dengan wajah yang sendu.Suci tidak terdengar menyahutinya dari dalam. Rey semakin sedih dan merasa bersalah. Tidak tahu sampai kapan wanitanya akan mendiamkan dia seperti ini."Mungkin istriku masih marah padamu Tuan Rey." King mendekati Raja Vampire dari arah depan lorong menuju kamar.Pria berjambang itu tampak bahagia melihat Rey terus diacuhkan Suci. Selama mereka bertengkar, King sudah banyak melewati waktu-waktu yang indah bersama Suci.Dengan Suci dan Rey bertengkar seperti ini, intensitas pertemuan kedu
"Kamu masih marah?" Rey diam tidak menjawab.Suci menghembuskan nafas panjang, duduk di samping suaminya. Sejak kemarin Rey tidak mau berbicara dan hanya diam duduk di dekatnya di taman samping kerajaan Kaum Hitam.Mengetahui wanitanya menjaga pemimpin Kaum Hitam semalaman membuat hati Rey kesal. Pria itu sengaja mendiamkan Suci agar bisa memberi peringatan padanya kalau apa yang dilakukan Suci pada King tidak dia suka."Lalu kamu mau aku bagaimana Rey? Apa aku harus membelah tubuhku menjadi dua demi bisa menyenangkan hati kamu dan dia?!" Suara Suci terdengar meninggi seiring rasa putus asanya membujuk pria pucat itu.Bagi Suci, Rey sangat egois dan tidak memikirkan posisinya juga sebagai istri King. Meski tidak pernah menganggap pernikahan mereka ada, namun sebagai wanita manusia yang punya belas kasih, Suci merasa wajib membantu King terlepas dari rasa cinta Kaum Hitam itu padanya.
"Nona … apa yang Nona lakukan?!" pekik wanita maid yang baru saja masuk ke dalam dapur kerajaan."Tidak perlu berteriak begitu, Nina. Suaramu bisa membangunkan satu kerajaan!" Suci terkejut, membuang nafas panjang sebelum melanjutkan apa yang sedang dia lakukan di dalam dapur."Ma-maaf, Nona. Tapi apa yang Nona lakukan? Ini—" "Jangan berkata apa-apa, Nina," potong Suci cepat. "Kau diam saja di sana dan perhatikan apa yang aku lakukan!" Wanita keturunan Kaum Hitam dengan seragam maid putih hitam seketika bungkam menutup mulutnya rapat.Bau amis darah begitu tercium menyengat hampir ke seluruh penjuru dapur. Buru-buru wanita berambut pendek itu menutup semua pintu dan jendela yang ada di sana, takut jika ada Kaum lain yang melihat apa yang terjadi di dalam dapur."Nona seharusnya tidak melakukan ini. Tuan King akan sangat marah jika mengetahui apa yang Nona lakukan." Nina kembali bersuara melihat banyaknya darah yang menetes dari telapak tangan Suci.Suci tengah mengumpulkan darahnya