Home / Romansa / Love at The Sunset / Chapter 1 - Chapter 5

All Chapters of Love at The Sunset: Chapter 1 - Chapter 5

5 Chapters

1. Pertemuan

Ddrrr... Ddrr... Ddrr...Suara Ponsel bergetar di balik saku jaketnya.“Kau tidak lupa hari ini bukan?” sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya.Suasana kampus tampak begitu ramai, seorang anak gadis tengah di pandangi oleh beberapa anak laki-laki di kampus. Ya! Itu bukan kali pertama gadis itu mendapat tatapan dari para pria. Sepertinya dia tengah asik memainkan ponselnya, sesekali dia menyerup minuman yang telah dipesannya sedari tadi.“Aku harus mencari tambahan uang lagi untuk kebutuhan dua tahun di sana. Apa aku kerja paruh waktu saja sambil menulis naskah baru?” gumannya dalam hati.Sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya lagi. Membuatnya begitu terburu-buru pergi.Sebuah kafe bernuansa modern di padukan dengan desain klasik kuno masuk ke dalam sebuah kafe. Suasana tidak begitu ramai, namun terdapat beberapa pengunjung.“Oh, Vin. Sini ....” sebuah sapaan untuk gadis itu dari seorang wanita umurnya
Read more

2. Stress Karena Kerja

Sebuah suara keyboard terdengar, begitu cepat.Dddrrr... Ddrrr... Ddrrrr...Suara getaran terdengar dari arah ponsel, tapi ia hanya menengok sekilas dan kembali melanjutkan aktifitasnya.“Ahhh... selesai juga,” kata gadis itu. “Syukurlah, akhirnya bab kali ini selesai juga, rasanya kurang greget. Tapi sudah jam segini. Sebaiknya aku revisinya besok,” katanya sambil merengangkan tubuhnya.“Hhhhmm... Hanya pesan dari Editor,” katanya memeriksa pesan yang masuk kemudian menyimpan kembali ponselnya di atas meja.Ia sangat kesal setelah pertemuan beberapa waktu lalu dengan Editornya. Hal itu membuatnya tidak mengangkat panggilan telpon itu.Ia focus dengan apa yang saat ini diketik olehnya. Tangannya bekerja di keyboard laptop. Otaknya tidak focus pada pekerjaan, hal itu membuatnya mengikuti hatinya, menulis apa yang dia pikirkan.Suasana malam tampak begitu mencekamkan. Hawa dingin serasa menusuk sampai
Read more

3. Pertemuan

“Hei Psiko,” sebuah suara memanggil.Vinara melihat kearah kiri-kanannya, serta belakangnya.“Kau memanggilku?” tanya Vinara.“Emang siapa lagi yang ku panggil jika bukan kau,” kata gadis yang di memanggil Vinara.“Kau cari ribut denganku?” tanya Vinara sambil memasang wajah sinisnya. “Apa kau tidak ingat, jika aku bisa membuatmu masuk rumah sakit? Apa kau mau seperti dulu?” tanya Vinara. “Coba saja, jika kau ingin kembali ke rumah sakit dengan patah tulang lagi,” kata Vinara sambil berbisik di telinga gadis itu.Gadis itu hanya terdiam ketika Vinara mengucapkan hal yang membuatnya begitu merinding.Tidak ada yang tahu pasti, apa yang sebenarnya terjadi pada saat masuk kuliah yang membuat beberapa mahasiswa baru di keluarkan dari kampus.Sekilas memori Vinara tergambar.“Ayolah ...” kata seseorang sambil meraih lengan Vinara memasuki sebuah ruma
Read more

4. Kesalahpahaman

Angin sepoi-sepoi menerpa rambut Vinara. Suara gesekan dari batang bambu menghadirkan irama yang indah di tambah dengan kicauan burung-burung. Nuansa alam membuat Vinara terbaui. Matanya menatap jauh ke arah hutan buatan di perpustakaan itu.“Kumohon berhentilah ...” kata seorang wanita yang tengah berjongkok.Namun, kedua pria yang tengah bertengkar itu makin memuncak.Batss!Sebuah sayatan di lengan seorang pria yang entah darimana datang. Salah satu pria itu, membawa pisau, dan berniat untuk membunuh.Ada rasa lega, ada rasa ketakutan. Semua terlihat di raut wajah para pengunjung kafe.“Tidak apa-apa,” kata Pria itu.Darah mulai bercucuran di lantai.Vinara, hanya melihat semuanya dari kejauhan. Dia tidak berniat untuk melihat semuanya dari dekat.Beberapa polisi datang mengamankan ketiga orang tersebut. Sampai keadaan mulai tenang, barulah polisi-polisi tersebut pergi.Beberapa menit ya
Read more

5. Jadilah Pacarku

Di luar hujan deras! Vinara masih menatap laptopnya dengan sejuta pertanyaan apa yang harus di tulisnya! Beberapa kali dia mengetik, beberapa kali itupun dia menghapus ketikannya!Dia tidak tahu, apa yang harus di tulisnya untuk mengawali naskah terbarunya! Rasanya hambar, ketika dia menulis naskah romantis!“Aku butuh banyak waktu untuk menulis naskah ini,” kata Vinara saat bertemu dengan Editor beberapa waktu lalu!“Oke. 3 bulan bagaimana?”“Enam bulan. Aku butuh 6 bulan,” kata Vinara.“Oke. Setuju,” kata Editornya.Suasana kampus begitu ramai seperti biasanya!“Vinara,” panggil Laura sambil membawa jajanan.“La.... Em. Jika genre romantis di satuin dengan Thiller atau crime. Bagusnya tokoh-tokohPemain berprofesi sebagai apa?”“Emang buat apa sih, nanya kayak gitu. Aneh deh!”“Orang nanya, jawab dong! Jangan balik bertanya
Read more
DMCA.com Protection Status