Home / Fiksi Remaja / Toga Pengorbanan Mama / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Toga Pengorbanan Mama: Chapter 1 - Chapter 10

10 Chapters

Wisuda

 " selamat ya kak  laras  bentar lagi wisuda kakak cantik pake itu" , pasti mama  bangga !!!"ucap adik ku adinda  Sebuah kalimat ternohok yang membuat hati ku teriris tipis -tipis .Kebaya seragam merah dengan  batik lurik   sebagai pasangannya adalah   baju kebanggaan ku  serta janji kami .  Mama berusaha menyicil -nyicil  bahan itu semua hingga akhirnya  di jahitkan kepada Mba sumi penjahit kampung langganan kami .    Diri ini hanya bisa  tersenyum kecut akan semua itu.Termasuk  seragam yang akan di pakai dinda seharusnya mama yang pakai. Sangat  indah  , mama sendiri yang memilih warna nya dan pernak perniknya , agar serasi dengan ku di saat yang seperti ini.  Tanpa teras netra ku mulai basah ,   aku terdiam  ada rasa sesak  di ruangan yang sangat besar dan menjadi  kebanggan bagi mahasiswa / siswi tahun ajaran  2018 /2019
Read more

Jalan hidup

Ini  untuk mama ,  toga ini untuk mama.Terima kasih udah menjadi malaikat dan sekaligus bidadari buat ku selama ini.Iya nama ku laras  anak dari petani dan ibu yang hebat. Kenapa hebat karena darinya aku belajar menjadi seperti ini dan selalu  mandiri dalam hidup banyak nilai - nilai yang dirinya tanamkan dalam hidup ku.Mungkin ibu kalian adalah dokter , guru atau pun profesor di universitas atau pun rumah sakit ternama .Tapi sayang nya ibuku wanita biasa  yang hebat dengan segala dedikasihnya kepada keluarga dan anaknya.Keluarga ku bukan lah orang yang di bilang mampu , Tapi kami bilang cukup. Iya cukup adalah yang terpenting, cukup rizki , cukup kesehatan dan cukup untuk hal - hal yang lain.Sejak pukul 4 pagi ayah telah bangun lebih dahulu mendahului ibu , bukan berarti dirinya tak becus sebagai istri .Tapi kata ibu dalam rumah tangga ada namanya tugas . Dan sepasang suami istri harus saling menbantu dan saling m
Read more

Dibalik kesusahan ada kemudahan

Dan aku  dan adik ku yang tak tau apa- apa dengan keadaan  ini , hanya   mengerti aku lapar dan ingin makan.Lalu mama  menyuruh  membeli beras dan  ikan asin   dengan uang 10 ribu, entah cukup atau pun tidak  aku  berjalan  dengan  polosnya  aku selalu mengulang- ngulang kata - kata  mama  hingga didepan kedai / warung. Dan  menjalan kan perintahnya mama  ,  lalu pulang dengan perasaan gembira  akan segera makan ."yehh.. bentar lagi  makan  "..Karena sangking senang  diri yang tak menggunakan sendal  berlari kecil , tapi  sayang kaki kecil ini tersandung batu  dan menyebabkan  beras itu terhambur di pasir.  Membuat ku menangis  bukan karena sakit tapi  beras yang akan ku makan tumpah ruah  berserakan.. Alangkah terkejutnya aku melihat  mamaku dan diam di tempat nya , mata nya belinang.Tapi tiba - tiba &nbs
Read more

Didikan Mama

"  Nah,, itu anak mu kan,, ishh kumal !!!Tak sanggup  kau urusin anak mu rupanya.. mau jadi   pekerja  rumah ku , pantas semua pakaian ku yang kau cuci dan gosok rusak semua" .  Hinaan ibu itu tak berhenti malah semakin menjadi.Mama bangkit ,  dari duduknya di tanah kotor itu, Tapi  bagi ku yang kotor malah ibu seragam cokelat itu.  Ibu sudah berkerja padanya  sangat lama , bahkan   gajinya sering di tahan  tanpa sebab  yang pasti .Dan sekarang   tanpa sebab yang tak jelas juga ibu di pecatnya  secara  tak berprikemanusian."Ayo nak  , kita pulang pekerjaan mama sudah selesa !"  Ucapnya dengan tersenyum . Walaupun masih ada sisa - sisa bulir air mata di pipihnya .Tubuh kecil ini di peluk lalu di gendongnya.Perlahan ibu berjalan  melewati kerumunan  manusia  yang kata nya punya hati tapi  yang ku pikir  dan ku rasakan saat ini  tak ada
Read more

kebahagian diatas segalanya

Beriringnya waktu ayah mulai membangun rumah peninggalan  mbah ini menjadi  lebih baik malah lebih bagus dan bisa di bilang sejajarlah dengan tetangg lain.Dan membeli sawah sekitar 2 rante.Katanya  untuk masa depan kami . Iya walaupun ayah sifatnya keras tapi dirinya punya pedoman anak- anak harus bisa lebih dari dia kelak.Begitu pula dengan mama , uang recehan dari  berjualan keripik dan pencuci kelilingnya di belinya hewan ternak sepasang ekor kambing dan terus beranak seperti rejeki dikala itu  sangat  berlimpah . Hewan - hewan itu dan  sayuran di samping rumah itu menjadi tanggung jawabku dan adindaSetiap pulang sekolah kami langsung mengemas rumah dan lanjut mengaritkan rumput buat kambing kami dan bahkan lebih untuk tetangga . Dengan sepeda kecil kami membawa rumput itu  dalam bentuk ikatan yang bertumpuk ke atas sepeda . Bersama kami berjalan memegang  sepeda itu agar tidak mereng atau pun jatuh.Te
Read more

Egois menghasilkan sesal

" mama jangan pergi !! Ucap adinda adik ku.Dirinya menangis  sesengukkan .Dan aku hanya mampu menangis ..Memeluk kaki  wanita yang terluka saat ini."Mama jangan pergi , hiks hikss ..."Kalau mama pergi adek ikut . Pokoknya adek ikut" ucapnya makin  berteriakMama makin  menangis air mata bercucuran hingga menetes ke pipi ku tak sengaja.Diri nya masih menggeleng.Seolah - olah berkata jangan .Tiba - tiba ayah yang sedari tadi mematung  melihat adegan dramatis ini seakan  tak peduli  rasa sakit yang dia perbuat pada istri dan anaknya .Dirinya menarik tubuh kecil adik ku dalam dekapannya ..Seakan memberi jalan untuk wanita yang tersakiti olehnya itu pergi dari rumahnya dan hidupnya..Mama melangkahkan kaki . Berjalan pasti   menuju pintu utama.Tangannya mencoba melepaskan pelukan ku pada kakinya." ngaleh  ras !!!! .ucapnya pelan tapi tegas.Diri
Read more

Martabat Suami ku

Pov  mama Hujan kian deras  guntur terus bergantian mengudara laksana  ada pertarungan di angkasa sana .Ah entahlah ,   apa jalan yang ku ambil ini baik atau tidak aku tidak tau ya Rab ku. Tapi setidaknya  anak- anak akan mapan kehidupannya bersama ayah nya.Sedangkan  aku tak akan mampu menguliakan    anak  - anak punya cita- cita yang sangat tinggi biarlah diri ku yang sakit jangan anak- anak ku ya Rab. Lindungilah setiap langkahnya dan  kabulkanlah  setiap cita-cita mereka .Hanya itu  harapan ku dan doa ku  jika engkau mengabulkannya .Hujan makin deras entah   bagaimana aku menjawab pertanyaan mbok  , setiba disana biarlah diri ini yang hancur jangan juga hati ibu ku. Tak akan sanggup aku menanggung air matanya melihat anaknya  di campakkan bagai sampah tak berharga seperti ini padahal dulu   lelaki itu yang meminta ku  dengan memohon doa restu  p
Read more

Permohonan

*Rumah mbokMalam ini  ku  peluk  harumnya tubuh  mbok walau pun agak asem  sak jane  hehehe,Hangat rasanya , tubuh yang dulu  sangat    gemuk  sekarang agak kurusan  ada  beberapa bagian tubuh seperti lengan dan betisnya sudah goyor .Ya namanya orang hidup pasti bakalan tua dan  akhirnya  tiada . Yang terpenting  kita tetep  selalu berdoa dan bersyukur atas nikmat yang tuhan beri." ohh, ndukk sak jane ku'i ngopoi  ngedusel- ndusel mbok mu kayak anak cempe  kar'o  mbok eh???!?! Ucap mbok  yang mungkin tidurnya terganggu. "Oh, walehh,, nama kangen mbok, Raiso mene  awak ku sayang, kar'o sampean mbok??!?!Ucap ku sok sok merajuk . "Iyaa ora' tapi kok  kayak bocah cilik jaluk nyusu loch , mbok giloo " jawabnya sekena nya saja . Yang membuat malam ini semakin panjang .Mbok dari dulu sampe  punya buyut  nggk beruba
Read more

Sepeda motor kenangan

 "Nah,, kalau gitu  pulanglah ajak istri mu ini,"Jawab mbok .Segera ku peluk cium dan  ku salami  tangan  wanita yang telah melahirkan ku ini .Walau aku tau dirinya tak rela jika aku  pergi  dengan hati yang masih tersayat ini." Mbok, Ningrum  pamit mbok ."Mbok sehat- sehat ya disini!!!"."Nanti  seminggu sekali ningrum nengoin mbok ya".Mata ku kini basah kembali , Melihat mbok dan memikirkan adinda anak ku yang sakitsepanjang perjalanan aku hanya terdiam  dan air  mata  yang terus menganak  sungai .Tubuhku memang bersama mas yadi tapi pikiran ku sudah melambung  jauh sampai di mana anak ku berada"Maafin Mama ya nak,, ". Harusnya mama nggak ninggalin kalian ". ucap ku dalam hatiAir amat mulai berderai lagi  , sesak terasa makin  menyiksa . Dan Mas yadi melaju dengan agak pelan  di sebabkan kereta itu  adalah kere
Read more

Mengenang Masa Lalu Dinda& Laras

" Oh, itu sepeda motornya pak Ruslan teman kerja ku . Dia  menjualnya  karena ada kebutuhan mendadak". jelas Mas yadi  dengan tersenyum .Tak pernah aku  melihat dirinya sebahagia ini .Mungkin itu aadalah  sepeda motor  yang di idam -idamkan  sejak dulu . cuman di  pendam nya karena tak punya uang ."Terus  , Mas punya uang untuk bayar dari mana ??". "Kan semalam baru rehap rumah dan beli  sawah .Pasti uangnya kan sudah habis?!??!?". Cercah ku  dengan memberondongnya dengan berbagai pertanyaan .Tapi kali ini dirinya tak melihatkan sikap  pemarah nya atau emosi yang meluap - luap."Aku minjem uang Bude nya  anak- anak yang ada di kota  , nanti aku bayar setelah proyek yang ini selesai ". jelasnya pada ku ." Hahahaha, itu padahal udah  mas  inginkan dari dulu sebelum  punya Laras atau pun dinda mas pengen banget punya Sepeda motor kayak pak Ruslan gitu". "Tapi rejekinya ny
Read more
DMCA.com Protection Status