Home / Horor / Kenangan Rindu / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Kenangan Rindu: Chapter 21 - Chapter 30

32 Chapters

Flashback #5

Bi Iroh dan Ujang hanya bisa diam tidak berkutik mendengar bentakan dari Agus. Mereka berdua menyadari bahwa kesalahan berasal dari pihak mereka yang telah berani membicarakan anak perempuan majikannya sendiri. Namun, disaat mereka masih berdiam diri di tempat sambil menundukkan kepala, tiba-tiba saja terdengar suara tertawa cekikikan yang ternyata berasal dari mulut Agus sendiri. Hahahahahaha … hahahaha … Bi Iroh dan Ujang menjadi terheran-heran melihat tingkah laku Agus yang dalam sekejap berubah seperti ini. "Gus!" Panggil Bi Iroh khawatir. Hahahaha … ehm … hahaha Agus masih tertawa sambil memegang perutnya.  Dengan keberanian yang berhasil di kumpulkan, Ujang berinisiatif untuk menyadarkan Agus dengan cara menepuk dahinya. "Bismillahirrahmanirrahim, pergi kau setan!" Teriak Ujang s
Read more

Bimbang

Drrtt … drrt … Terdengar suara getaran dari handphone milik Andre tanda dirinya sedang mendapatkan panggilan telepon. Andre sedang melakukan ritual mandinya sehingga tidak menyadari bahwa ada panggilan telepon tersebut. "Ah, seger banget habis mandi," kata Andre kepada dirinya sendiri. Dia keluar dari kamar mandi yang terdapat di dalam kamar pribadinya dengan hanya memakai celana training saja. Terlihat jelas pantulan dirinya dari kaca lemari yang berada di samping tempat tidurnya. Tubuh tinggi atletis, dengan perut yang lumayan menampilkan otot-otot nya, di tambah dengan rambutnya yang masih setengah basah, menambah kesan maskulin yang ada di dalam diri Andre. Dia lalu mengambil handphone nya yang ada di atas kasurnya dan melihat ada beberapa panggilan dari kekasih hatinya yang tidak lain adalah Sarah. Lalu, dia juga melihat ada beberapa pesan dari nomor yang tidak di kenalnya.
Read more

Perasaan yang Tidak Tenang

Sarah POV Aku terkejut setelah mengalami kejadian melihat kembali hantu wanita itu di depan mataku. Meskipun hanya beberapa menit saja bahkan mungkin beberapa detik, tetapi hal tersebut cukup membuatku merasa ketakutan. Joseph sudah kembali duduk di sampingku, dengan sabar dia menenangkan diriku, mengusap-usap lembut punggungku demi membuat diriku menjadi lebih tenang. Seorang pramugari kereta kembali datang ke kursi kami membawakan sebotol air mineral yang diminta Joseph sebelumnya. Setelah memastikan keadaanku kembali, pramugari itu berlalu dari hadapan kami dan melanjutkan lagi tugasnya. Beberapa mata penumpang masih menatap kami dan ada juga beberapa yang mulai membicarakan tingkah laku kami berdua, lebih tepatnya tingkah laku ku yang tiba-tiba saja menangis di dalam pelukan seorang pria. "Kamu kenapa tadi, Darl?" Tanya Joseph kepadaku. Aku masih terdiam
Read more

Apa Maksudnya?

Tring… tring… Terdengar bunyi pesan masuk dari handphone yang sedang Hanif pegang. Dia segera membuka pesan tersebut dan ternyata itu berasal dari Bagas, teman yang disebutnya sebagai titisan indigo. Bagas: Weiiii, diem-diem aja gak ada kabar, bro! Hanif tersenyum membaca pesan itu, dan dia pun membalas. Hanif: Weiiii, bro! Di rumah aja ini, masih belum tenang ninggalin nenek gue. Ddrttt… ddrttt… ddrttt… Getaran handphone milik Hanif menandakan bahwa ada seseorang yang sedang menghubunginya saat ini. Hanif segera mengambil handphone dan menatap layar nya sekilas, terlihat nama "Bagas" sebagai penanda manusia yang sedang melakukan panggilan dengan nya. "Hallo, Gas?" Sapa Hanif begitu menangkat teleponnya. Assalamualaikum, Nif. Gimana masih di kampung? "Masih ini,
Read more

Cerita Hanif

“Saya ceritain tapi jangan bilang siapa-siapa dulu ya, Mbok.”Hanif kemudian menceritakan kejadian yang baru saja dia alami tadi ke Si Mbok. Mbok yang mendengar ceritanya pun bergidik ngeri, antara percaya tidak percaya dengan pengalaman mistis yang di alami oleh Hanif.“Hii, beneran itu mas? Mbok jadi merinding ini dengernya,” kata Si Mbok sambil mengelus-ngelus lengan tangannya sendiri.“Beneran, Mbok. Yang bikin Hanif tambah merinding ya, setan lainnya tiba-tiba dateng tapi wujudnya persis Mbok, nyuruh saya pergi dari gudang terus katanya biar dia aja yang nutupin pintu gudangnya. Terus akhirnya saya masuk ke dapur sini ambil minum, lah kok tiba-tiba Mbok dateng lagi dari arah depan rumah dan bilang kalau saya di cariin sama mama di depan. Syok lah saya lihatnya.”“Duh, Mbok kok jadi takut gini ya. Kok itu setan milih menyerupai Mbok sih bukannya yang lain aja yang lebih mudaan sedikit?”“Lah
Read more

Ada yang Menyamar

Bagas mendengarkan cerita Hanif sambil sesekali mengangguk-anggukkan kepalanya.“Gue akhirnya masuk ke dalam rumah, tapi gue berhenti dulu di dapur buat ambil minum. Nah, ini yang bagian epic nya, Si Mbok tiba-tiba dateng dari arah dalem rumah dong dan dia manggil gue, nyuruh supaya gue ke depan rumah buat kumpul sama yang lainnya. Gila gak tuh? Padahal baru aja Mbok itu nyamperin gue ke gudang dan dan dia yang bilang mau nutup pintu gudangnya! Gue bener-bener syok, langsung nengok ke arah gudang dan pintunya emang udah ke kunci lagi. Gue sampai nanyain makanan kesukaan gue buat mastiin kalau yang di depan gue Si Mbok yang asli.”Hanif akhirnya menyelesaikan ceritanya yang lumayan panjang itu dan Bagas memberikan sebuah pernyataan singkat yang cukup membuat Hanif terkejut.“Yang duduk di ayunan tadi, itu makhluk halus yang menyerupai Si Mbok di gudang.”“Hah? Serius lo?”“Iya, dia baik tau mau ngel
Read more

Sendiri di Rumah

Aku sedikit terkejut saat menyentuhnya dan bertanya apakah beliau sedang sakit? Tapi tidak ada tanggapan sama sekali dari mama. Malah mama langsung meninggalkanku begitu saja dan berjalan cepat menuju kamarnya lalu menutup pintu dengan sedikit membanting.Aku terkejut karena tidak biasanya mama bersikap seperti itu, selama ini mama terkenal sebagai wanita yang lemah lembut hatinya. Aku memutuskan untuk mendiaminya terlebih dahulu karena kupikir mama sedang ada masalah dan belum mau masalahnya itu di ketahui oleh anaknya, maka saat itu aku langsung menuju kamarku dan mengistirahatkan tubuhku sampai akhirnya aku tertidur lumayan lama dan terbangun menjelang magrib seperti saat ini.“Pa? Papa?”, teriakku memanggil papa. Rasa takut sudah mulai menyerangku saat ini.“Mas Evan? Mas Ivan?”, kali ini gantian aku meneriakkan dua nama kakak kembarku itu.Tetap tidak terdengar satupun sautan atau jawaban dari anggota keluargaku di rumah ini.
Read more

Mulai Tersudutkan

“Ampuuunnnnn, maafkan aku Asih! Jangan ganggu aku lagi!”“Kau harus merasakan pembalasanku, dasar wanita biadab! Ha ha ha ha.”“Tidak! Kau sudah mati, Asih! Kau tidak akan bisa menyentuhku!”“Ha ha ha ha, kau akan segera merasakan pembalasan keji dariku!”“Tidaaaakkk! Tolooooong!”“Nek, nenek bangun, nek!” Terdengar suara Evan yang berusaha membangunkan neneknya dari mimpi buruk yang sedang menimpanya.“Hah? Aku di mana?” Tanya Nenek Kemala.“Nenek ada di dalam kamar nenek.”“Syukurlah. Nenek pikir setan itu sudah membawa nenek pergi jauh.”“Setan apa nek? Nenek mimpi apa sampai teriak-teriak histeris gitu?”“Nenek mimpi seram, Van. Ada perempuan jahat yang mau melukai nenek, bahkan mau membunuh nenek, nenek takut sekali, huhuhu,” kata Kemala dengan menunjukkan ekspresi yang sangat ke
Read more

Kenyataan di Depan Mata

Siang itu udara terasa sangat panas, sepanas hati seorang laki-laki setengah baya yang sedang berdiri di jendela menatap hamparan kebun buah yang mengelilingi rumah mungilnya yang berada di tengah-tengah perkebunan.Perawakannya tinggi besar dengan wajah yang masih bisa dibilang awet muda untuk usianya saat ini. Lelaki tua itu bernama Anton, sosok yang mendatangi Rumah Kemala secara tiba-tiba dan mengancam akan menyebarkan rahasia Kemala kepada Dedi.“Kamu terlalu meremehkanku, Kemala. Lihat saja, aku akan menuntut kembali apapun yang sudah menjadi hakku, bahkan jika itu harus menyingkirkan dirimu dan membuat diriku masuk ke dalam penjara!” dengan tersenyum smirk, Anton  membalikkan tubuhnya dan duduk di kursi tua kesayangannya. Tak lupa dia menyalakan televisi tabung untuk sekedar melihat-lihat berita yang sedang ramai di perbincangkan oleh masyarakat saat ini.“Ayah?” terdengar suara seorang wanita yang memanggil Anton dengan sebut
Read more

Teka Teki

“Sarah?” Andre terkejut begitu mengetahui bahwa di belakangnya telah ada sosok Sarah, kekasihnya. Dia pun langsung berjalan menghampiri Sarah. “kamu udah lama di sini? Kenapa gak ngabarin aku?” Andre berusaha tetap terlihat tenang di hadapan Sarah walaupun sebenarnya di dalam hatinya dia khawatir jika Sarah akan berfikir yang tidak-tidak mengenai dirinya yang sedang bersama wanita lain.“Aku udah dari tadi ada di sini, maksudnya mau ngasih kamu suprise. Ngomong-ngomong dia siapa, Ndre?” tanya Sarah.“Ah, iya sebentar aku kenalin dulu. Anggun, kesini!”Anggun berjalan menuju Sarah dan Andre dengan langkahnya yang di buat seanggun mungkin. Dengan perasaan yang tidak menentu, dia akhirnya berhadapan langsung dengan Sarah setelah selama ini dia hanya mencari tahu sosok sarah –gadis yang berhasil mengalihkan perasaan Andre darinya- lewat media sosial.“Anggun, kenalin ini pacarku Sarah. Sarah, ini Ang
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status