Home / Horor / Kenangan Rindu / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Kenangan Rindu: Chapter 11 - Chapter 20

32 Chapters

Strategi Awal

"Gue akan lakukan mediasi." Bagas pun menerangkan apa yang dimaksud dengan mediasi dan menjelaskan rencana-rencana selanjutnya untuk membantu memecahkan misteri dan menghilangkan teror yang terjadi selama ini. "Jadi maksud lo, salah satu dari kita harus bersedia jadi mediatornya?" Tanya Mas Evan setelah mendengarkan penjelasan dari Bagas. "Iya, kalau bisa antara lo sama Hanif. Jangan Sarah, kasian soalnya. Biasanya setelah mediasi badan capek dan sakit." Jawab Bagas enteng seperti tanpa beban. Mas Evan dan Mas Hanif langsung terkejut mendengar kalimat terakhir dari Bagas. Karena ini adalah pengalaman pertama mereka bersinggungan dengan hal gaib secara langsung, maka mereka tidak mengetahui dampak yang ditimbulkan setelah menjadi seorang mediator untuk makhluk astral. "Lah ada efek juga setelahnya?" Tanya Mas Hanif memastikan. "Iya lah, namanya badan manusia dipinjem sebentar buat diisi sama setan, na
Read more

Kejadian Tak Terduga

"Sstttt, tante jangan lihat-lihat ke arah luar ya. Tante juga jangan pergi tugas besok, udah di rumah aja." Katanya dengan mimik muka yang terlihat seperti orang ketakutan. Aku terdiam sambil menatap anak itu yang ternyata adalah seorang anak laki-laki dengan paras yang tampan. Namun, selain mimik mukanya yang terlihat seperti sedang takut akan suatu hal, kulihat juga bahwa wajah anak tersebut sangat pucat seperti orang yang sedang sakit. "Hai, siapa nama kamu? Orang tua kamu kemana?" Tanyaku dengan ramah. "Aku Aldi. Orang tua ku ada di luar sana, lagi berdiri di bawah pohon besar samping mobil itu." Jawabnya sambil menunjuk ke arah mobil yang ternyata itu adalah mobil kami bertiga. Aku melihat ke arah sana, dan tidak melihat siapapun yang berdiri di bawah pohon besar itu. "Gak ada siapa-siapa dek di sana." Kataku kembali. "Ada kok tante, mama papa ku lagi li
Read more

Temanku Joseph

"Nak, bangun udah jam 5 subuh, sholat dulu!" Terdengar suara papa membangunkan diriku yang sedang tertidur dengan sangat pulas karena baru sempat tertidur selama dua jam. "Iya pa, udah bangun ini." Jawabku dengan merenggangkan otot-otot di sekujur tubuhku. Aku lalu beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu dan setelah itu melakukan sholat subuh. Sholat wajib dua rakaat telah aku tunaikan dan kembali aku duduk di atas kasur untuk mengecek kembali beberapa barang bawaan yang akan aku bawa dalam perjalanan tugas hari ini. Setelah beberapa kejadian aneh tadi malam di restoran cepat saji dan hanya diriku saja yang mengalaminya, pagi ini aku merasa perasaanku sedikit rileks karena tidak mengalami mimpi apapun di dalam tidurku, sehingga walaupun hanya sempat tertidur selama dua jam saja, aku tetap merasa nyaman dengan diriku sendiri. Selesai mengecek beberapa barang bawaan, aku
Read more

Tamu Asing

Kediaman Kakek dan Nenek… "Kamu ngapain dateng ke sini? Ayo pergi sekarang, nanti takut suamiku lihat." Usir Nenek Kemala dengan sedikit kasar kepada tamunya. "Kamu gak kangen denganku, Kemala?" Tanya laki-laki tersebut sambil tersenyum smirk. Penampilannya masih terlihat gagah di usia nya yang sebaya dengan Kakek Dedi meskipun mukanya tidak lebih tampan dari kakek, tapi tetap saja masih bisa dikategorikan sebagai lelaki yang mempunyai wajah cukup tampan. "Kangen kamu? Jangan mimpi kamu!" Jawab Nenek Kemala dengan sinis. "Hahahaha, kamu masih belum berubah juga ternyata Kemala. Ingat, aku masih memegang semua rahasia kelam mu selama ini." Ancaman dari laki-laki itu tentu saja membuat Nenek Kemala menjadi kelabakan. Dia tidak ingin rahasia yang selama ini disimpannya rapat-rapat menjadi terbongkar karena pria yang ada di hadapannya saat ini. "Jangan kur
Read more

Lift Kantor #1

Sarah POV. Tok tok tok. "Permisi pak." Aku membuka pintu ruangan kerja Pak Rafli dan meminta izin agar di perbolehkan masuk oleh beliau. "Oh Sarah, mari masuk." Aku segera masuk ke dalam ruang kerjanya yang terlihat sangat rapi dengan penempatan barang yang tidak terlalu banyak sehingga membuat kesan luas untuk ruangan yang tidak terlalu besar ini. "Silahkan duduk." Perintah Pak Rafli sambil menunjuk kursi yang ada di hadapannya. Aku lalu duduk di kursi yang ditunjuk oleh beliau. Dengan perasaan yang sedikit cemas, aku menebak-nebak untuk apa aku dipanggil ke ruangan Pak Rafli. Aku takut jika pemanggilan ini dikarenakan sikap Andre tadi yang membuat Pak Rafli menjadi tidak suka terhadap kami berdua. "Mmm, kalau boleh tau ada apa bapak memanggil saya ke sini?" Tanyaku mencoba mencairkan suasana yang mendadak terasa sunyi. 
Read more

Lift Kantor #2

Author POV. Sarah merasa sangat ketakutan saat ini karena hantu wanita tersebut sedang berada tepat di belakang sarah. Suasana di dalam lift berubah menjadi mencekam, di tambah hanya ada Sarah dan Joseph saja yang berada di dalam lift beserta si hantu wanita. "Sarah darling, kok ini lift turun nya lama banget ya? Biasanya cepet dari lantai kita ke lantai bawah." Tanya Joseph kepada Sarah. Terlihat dari ekspresi wajah nya bahwa dia juga sedang ketakutan seperti Sarah. Tidak terdengar jawaban dari mulut Sarah sehingga Joseph pun menghadapkan tubuhnya ke hadapan Sarah yang berada di sisi sebelah kanannya. "Loh Sarah, yey kenapa? Masih ga enak badan?" Tanya Joseph kembali. Dia heran melihat tampilan wajah Sarah yang menjadi sedikit pucat dengan kejing yang mengeluarkan banyak keringat. "A-aku gak apa-apa kok." Jawab Sarah dengan terbata-bata. Hantu itu masih bera
Read more

Gangguan untuk Hanif

Author POV. Hanif terburu-buru berjalan menuju mobilnya dan langsung berangkat menuju rumah kakek di desa setelah mendapatkan kabar bahwa Nenek Kemala terkena serangan jantung. Keluarga Sarah rencananya akan pergi menyusul ke sana setelah papanya pulang dari kantor. "Hallo Assalamualaikum dek, kamu udah jalan tugas?" Hanif menelepon Sarah dalam kondisi sedang menyetir mobil. Terlihat sedikit kepanikan dalam raut wajah Hanif karena mendengar kabar yang baru saja dia terima. "......" "Nenek masuk rumah sakit kena serangan jantung, barusan mas di telepon kakek." "......." "Mas belum tau tapi ini udah di jalan pulang. Masih setengah perjalanan lagi. Nanti mama papamu nyusul setelah papa pulang kerja." "......" "Iya, kamu hati-hati ya dek. Nanti kalau udah sampai rumah sakit, mas telepon kamu lagi. Assalamualaikum."
Read more

Joseph si Tampan

Sarah POV   Drrtt...drrtt..drrtt.   Ku rasakan getaran dari handphone yang berada di dalam tas tanganku. Aku segera mengambil handphone ku dan ku lihat nama Mas Hanif yang tertera di layar handphone ku.   "..........."   "Walaikumsallam, udah mas ini lagi di dalam mobil. Kenapa gitu?"   "......"   "Innalilahi, terus sekarang kondisinya gimana, mas?"   "....."   "Oh oke mas, kabarin Sarah langsung ya kalau ada apa-apa."   "....."   "Walaikumsallam."   Tiba-tiba aku menjadi ragu untuk melanjutkan perjalanan ke kota tempat aku bertugas. Ingin rasanya aku putar arah menuju desa tempat tinggal kakek dan nenek. Walaupun aku dan Nenek Kemala mempunyai hubungan yang tidak terlalu dekat, tapi bagaimana pun juga beliau adalah nenek kandungku, jadi aku pun turut cema
Read more

Teror untuk Kemala

Author POV "Aaahhhhhhhhhh!" Terdengar teriakan histeris dari mulut Nenek Kemala. Secara kebetulan juga Hanif dan Kakek Dedi masuk ke dalam ruang perawatan dengan terburu-buru setelah mendengar teriakan dari Nenek Kemala barusan. "Nek, kenapa nek?" Tanya Hanif sambil memeluk sang nenek yang terlihat sangat ketakutan. Hanif juga mengusap air mata yang terus keluar dari kedua mata neneknya. "A-a-da setan ta-tadi di sana," kata Nenek Kemala ketakutan sambil menunjuk ke arah posisi hantu wanita itu berada. Kakek Dedi dan Hanif terdiam saling memandang seolah-olah saling bertanya ada apa dengan Nenek Kemala? "Tidak ada siapa-siapa di sini, Mala." Kata Kakek Dedi mencoba menenangkan Nenek Kemala. "Ada tadi di situ, mas. Mukanya serem banget, aku takut, tadi keluar dari kamar mandi." Mendengar itu, Hanif melepaskan pelukan ke neneknya dan langsun
Read more

Flashback #4

"Sih, mata kamu bengkak banget. Kamu habis nangis ya semalam?" Tanya Dedi masih sambil memperhatikan Asih. Degggg… Jantung Asih tiba-tiba berdetak cepat mendengar pertanyaan mendadak dari Dedi. Mas Dedi ga boleh sampai tau masalah semalam di sini.. "Bengkak? Ah mungkin kurang tidur aja semalem, mas," jawab Asih memberi alasan. "Loh kenapa tidurnya malam? Ada yang di pikirin?" Tanya Dedi kembali. "Gak ada apa-apa, mas. Percaya deh. Oh ya, Mas Dedi tumben pagi-pagi udah ke sini, ada apa?" "Oh iya Mas lupa. Mas mau ngabarin kalau mulai hari ini Mas udah mulai kerja sama Juragan Slamet." Seketika Dedi melupakan rasa penasaran nya terhadap Asih, dan langsung bersemangat memberitahukan bahwa dirinya sudah mempunyai pekerjaan baru yang bisa membuat kehidupan keluarganya menjadi lebih terjamin. "Oh
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status