Perlahan Brian membaringkan tubuh Siena di atas sofa. Dalam kondisi tertidur pun, Siena tetap tampak begitu memesona bagi Brian. Ia mengulurkan tangannya, membelai pipi Siena yang halus. "Andai saja kamu tahu, sudah berapa lama aku menahan hasratku padamu, Siena…," gumam Brian. Matanya tak lepas memandang dan mengagumi wajah Siena yang secantik malaikat. "Aku yang lebih dulu kenal kamu, dekat denganmu. Kenapa kamu harus pilih Alfonso, pria kurang ajar itu? Maaf kalau aku harus gunakan cara ini. Tapi beda dengan Alfonso, aku tak akan pernah sakiti kamu, Siena…. Yang kuinginkan cuma memilikimu. Setelah kamu jadi milikku, selamanya aku tak akan pernah lepaskan kamu lagi." Brian menundukkan wajahnya, mencium bibir Siena. Ia sudah menahan keinginannya terlalu lama untuk memiliki Siena, menyentuh, mencium, dan melampiaskan hasratnya yang terdalam. Sekarang k
Last Updated : 2021-10-14 Read more