Asih berjalan menghampiri Wini. "Jadi sejak tadi kamu sengaja mengawasiku?" cetus Asih menjatuhkan tatapan kesal pada Wini.Wanita dengan bibir penceng itu hanya terdiam dengan membalas tatapan takut pada Asih. Asih mendengus barat, ia terlihat lega. "Untung saja kamu struk dan tidak bisa bicara. Karena kalau saja kamu mengadu sama Mas Tejo, aku tidak akan tinggal diam. Camkan itu!" ancam Asih dengan nada penuh penekanan."Asih, ada apa?" Tejo tiba-tiba muncul dari ruang tamu. "Loh, kenapa pas bunganya pecah?" seloroh Tejo melihat pecahan pas bunga di bawah kursi roda Wini."Aku nggak tahu, Mas, tadi aku dengar ada suara benda pecah jadi aku ke sini untuk melihatnya. Eh, ternyata pas bunga Mas Tejo yang pecah," adu Asih."Kamu yang mecahin pas bungaku ya, Win?" seloroh Tejo memberikan penekanan pada ucapannya. Sorot matanya nampak kesal melihat pada Wini.Wini membalas tatapan Tejo. Lagi, Ia hanya memasang wajah datar kepa
Read more