Home / Pernikahan / Ketulusan Cinta Rania / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Ketulusan Cinta Rania: Chapter 31 - Chapter 40

87 Chapters

HARUS KUAT

“Sepi sekali ya, Kak? Ibu kemana ya?” tanya Rania saat mereka sudah sampai di halaman rumahnya akan tetapi tidak ada tanda-tanda kalau ibu Tyas ada disana. Padahal sebelumnya Rania berfikir kalau Ibu Tyas pasti akan menyambutnya dari depan pintu, mengingat tadi Umi Nayla bilang kalau beliau akan mengabari ibu mertuanya itu tentang kepulangannya.“Entahlah, kakak juga gak tau. Ayo kita lihat ke dalam saja!” ajak Dimas sambil mengambil alih Rizky yang asalnya berada di gendongan Rania, kini beralih ke gendongan laki-laki itu.Mereka berdua pun berjalan bersama menuju ke dalam rumah. Saat tangan Rania menyentuh gagang pintu, ia sangat terkejut karena pintu itu tidak tertutup dengan sempurna, masih terbuka sedikit. Rania menatap laki-laki di sampingnya dengan raut wajah bingung karena tidak seperti biasanya ibu mertuanya itu membiarkan pintu rumahnya terbuka.Rania dan Dimas pun mulai melangkah masuk ke dalam, akan tetapi tidak ada siapa-siap
Read more

HARUS KEMBALI

Melihat ada tulisan nama sang ayah muncul dari layar ponselnya, membuat Dimas kaget. Kenapa sang ayah menghubunginya disaat yang tidak tepat? Kenapa dia meneleponnya disaat dirinya sedang bersama Rania. Lagi pula ada apa lagi ayahnya itu menghubunginya lagi?Setelah mendapatkan izin untuk berpindah tempat ke halaman rumah sebentar, laki-laki itu pun langsung mengangkat panggilan tersebut.“Assalamualaikum. Iya Ayah kenapa?”Dimas mendengarkan apa yang diucapkan oleh Ayah Deni dengan sangat serius. Beberapa kali dia mengerutkan keningnya disana dan beberapa kali juga dia mengepalkan tangannya menahan emosi. Sepertinya telah terjadi sesuatu di sana yang membuat Dimas berubah menjadi gelisah.“Baik Ayah, Dimas pulang sekarang juga,” ucapnya dan langsung menutup panggilan itu.Sejenak laki-laki itu pun berfikir. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya harus kembali meninggalkan Rania secepat ini. Dia bahkan belum genap satu har
Read more

TARUHAN

Pagi itu di rumah keluarga besar Pratama atau lebih tepatnya rumah Kakek dari Bian yang masih berdiri kokoh di kota B. Walaupun sudah tidak ditempati oleh keluarga akan tetapi di rumah itu masih ada yang mengurusnya. Kini rumah besar itu bak sebuah villa, tempat dimana keluarga Luki ingin bersantai.Kakek Bian hanya memiliki dua orang anak laki-laki. Ridho sebagai anak sulung dan Luki sebagai anak bungsu. Sejak dulu sang kakek adalah orang yang baik. Dia tidak pernah memandang orang dari statusnya. Dia suka menolong sesama yang sekiranya membutuhkan bantuannya. Sifat baik sang ayah nyatanya hanya turun kepada sang anak pertama saja, Ridho. Sedangkan Luki sendiri memiliki sifat keturunan dari sang Ibu yang angkuh, sombong dan juga selalu menomor satukan dunia.Walaupun berbeda sifat, orangtua Luki dan Ridho, mereka sama-sama setia. Bisa saling menghormati dan menghargai perbedaan pola mikir mereka masing-masing. Tapi tidak dengan kedua anaknya. Sejak kecil baik Ridho at
Read more

LEPASKAN AKU

Dari sejak kemarin sore, Ibu Tyas terus saja melamun. Begitu banyak permasalahan yang kini berada di dalam otaknya. Akan tetapi semuanya bersumber dari satu nama yaitu keluarga Bian. Ibu Tyas tidak tau apa sebenarnya tujuan keluarga itu datang ke kota ini? Apakah benar hanya untuk menyampaikan belasungkawa saja ataukah ada maksud lain?Apalagi Bian. Laki-laki itu yang lebih Tyas khawatirkan ketimbang ayahnya. Karena sekejam-kejamnya perkataan yang terlontar dari mulut Luki, laki-laki itu tidak akan mungkin berbuat nekad. Berbeda dengan Bian, walaupun laki-laki itu lebih banyak diam, akan tetapi apa yang bisa dia lakukan, semua orang pun tidak akan ada yang bisa menduganya.Selama satu malam penuh Ibu Tyas tidak tidur. Dia terus memikirkan hal itu. Dia merasa kalau sang menantu sedang dalam keadaan yang bahaya. Wanita paruh baya itu hanya bisa berharap agar Rania tidak bertemu dengan Bian. Akan tetapi apakah bisa? Jika Bian masih ada satu kota dengannya apalagi dengan j
Read more

HANCUR

Di rumah, Ibu Tyas yang sedang tidur, terbangun saat mendengar suara tangisan sang cucu. Dengan susah payah wanita itu pun kembali naik ke kursi rodanya dan mulai beranjak menuju kamar dimana Rizky sedang menangis. Sesampainya disana, Ibu Tyas pun langsung menggendong anak balita itu. Matanya mencari-cari dimana keberadaan Rania. Wanita itu bingung bagaimana bisa Rania tidak mendengar suara tangisan sang anak. Seketika Ibu Tyas pun berfikir kalau sang anak menantunya itu sedang tidak ada di rumah. Tapi kemana dia pergi? Biasanya setiap kali Rania akan keluar dari rumah, wanita itu selalu saja meminta izin atau sekedar berpamitan, memberitahu dirinya agar dia tidak perlu khawatir. Tapi sekarang kemana wanita itu?Hati Ibu Tyas sudah mulai gelisah. Pikiannya sudah meracau kemana-mana. Dia hanya bisa berdoa semoga dimana pun Rania berada, dia selalu baik-baik saja. Ibu Tyas pun kembali menidurkan Rizky ke atas kasur yang kebetulan sang anak tertidur kembali setelah digendong. Wa
Read more

KETEMU

“Ada apa, Bu?” tanya Pak RT yang langsung masuk ke halaman rumah Ibu Tyas saat melihat wanita paruh baya itu sedang berada di sana dengan wajah yang gelisah.“Kok jam segini Ibu masih ada di luar?” tanya Pak RT lagi.Ibu Tyas melihat ke arah pak RT dan juga beberapa warga yang datang bersamanya. Hatinya benar-benar sedang merasa sangat gelisah saat ini.“Saya sedang menunggu Rania, Pak. Sudah sejak dari tadi siang dia pergi entah kemana tapi sampai sekarang dia belum juga pulang. Saya khawatir terjadi sesuatu yang buruk padanya,” jawab Ibu Tyas yang mulai terisak.“Ibu tenang dulu. Apa Ibu sudah mencoba menghubungi ponselnya?” tanya Pak RT.“Rania tidak membawa ponsel, Pak. Ponselnya hilang saat kecopetan di kota J waktu itu. Saya benar-benar bingung pak harus bagaimana.”Ibu Tyas sudah tidak bisa membendung air matanya lagi. Kegelisahan di dalam hatinya kini begitu dalam. Sayangnya
Read more

KENYATAAN PAHIT

“Sebaiknya anda segera melaporkan ini ke kantor polisi, Nyonya. Karena setau saya ini sudah termasuk ke dalam kasus kriminalitas,” saran dokter.Kantor polisi? Untuk apa? Ibu Tyas tau siapa yang sudah melakukan ini kepada Rania. wanita paruh baya itu tidak sembarangan menuduh akan tetapi hanya laki-laki itu saja yang bisa dan sanggup untuk melakukan hal sekeji ini kepada Rania. iya, Ibu Tyas tau dan yakin kalau semua ini adalah ulah Bian.Sekarang, dokter itu menyarankan untuk melapor ke kantor polisi, untuk apa? Bian tidak akan dihukum oleh mereka. Luki dan juga Irma tidak akan membiarkan satu masalah pun menimpa sang anak. Mereka akan dengan mudah untuk membebaskan Bian dari segala macam tuduhan. Lalu jika itu yang terjadi, apa untungnya buat mereka? Rania tetap saja seperti ini. Waktu tetap saja berjalan dan tidak akan kembali ke masa lalu. Akhirnya Ibu Tyas pun tidak ingin mengambil langkah itu. Biar dirinya saja yang akan mengurus Rania dengan sepenuh
Read more

SADARLAH NAK

Tok.. Tok.. Tok...Suara pintu ruang kerja di dalam rumah keluarga Nugraha tampak diketuk dari arah luar.“Masuk, Nak!” panggil Ayah Deni yang sudah tau kalau yang datang adalah anak laki-lakinya, Dimas.Dimas pun membuka pintu dan lalu berjalan masuk ke dalam ruang kerja sang ayah. Di sana tampak Ayah Deni sedang duduk di kursi kebesarannya dengan tangan yang sibuk memeriksa berkas-berkas yang teronggok sangat banyak di atas mejanya.“Ada apa Yah? Ibu  bilang Ayah memanggilku?” tanya Dimas yang langsung mendudukan badannya di kursi di depan sang ayah.“Iya Nak. Ini tentang kerja sama perusahaan kita dengan Tuan Pratama. Kemarin-kemarin dia sempat menanyakan kelanjutannya kepada Ayah,”
Read more

APA YANG TERJADI

“Aaaahhhh akhirnya selesai juga semuanya,” ucap Dimas merasa lega karena semua pekerjaan yang sudah membebani dirinya selama beberapa hari ini selesai sudah. Rasanya dirinya baru saja menjatuhkan semua beban yang memperberat bahunya hingga membuat nafas pun menjadi tertahan. Akan tetapi kini semuanya beres dan laki-laki ini pun bisa kembali bersantai.Seperti yang sudah dia rencanakan sebelumnya jika semua pekerjaannya selesai, dia akan segera kembali ke kota B. Rasanya dia sangat merindukan semua yang ada di sana. Ibu Tyas, si kecil Rizky dan tentu saja wanita yang selalu ada di dalam hatinya, Rania Putri.Sebelum keluar dari kantor, Dimas pun sudah menugaskan semuanya kepada sekretaris kepercayaannya untuk menghendel semua saat dirinya pergi. Sekretaris itu sempat bertanya kemana atasannya itu akan pergi akan tetapi Dimas hanya tersenyum tanpa men
Read more

TAK TEGA

Malam harinya. Malam itu suasana di kota B, tepatnya di daerah dimana Rania dan keluarganya berada terasa sangat sepi dan sunyi. Hanya suara jangkrik dan beberapa hewan malam saja yang terdengar menggema. Angin berhembus sangat kencang, mengarak banyak sekali awan hitam di langit, membuat tak ada satupun bintang atau bulan yang bisa menampakkan cahayanya. Semuanya terasa begitu gelap dan mencekam. Saat itu jam di dinding sudah menunjukkan pukul delapan malam. Karena waktu sewa kontrakan Dimas masih ada sewaktu dirinya pulang kemarin, oleh karena itu setelah sekarang dirinya kembali ke kota ini, dia sudah tidak lagi merasakan bingung akan tidur dimana. Malam itu Dimas belum bisa tidur. Ingatannya terus tertuju pada Rania dan juga cerita di balik semua kejadian ini yang diceritakan oleh Ibu Tyas tadi. Mengingat kondisi terakhir yang diucapkan oleh Ibu Tyas, Di
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status