Home / Pendekar / Ksatria Pengembara Season 1 / Chapter 1191 - Chapter 1200

All Chapters of Ksatria Pengembara Season 1: Chapter 1191 - Chapter 1200

1822 Chapters

56. Bagian 18

“Itu meriam kak. Senjata api yang lebih besar” ucap Gwang lagi.“Meriam..” ulang Bintang.“Itu adalah senjata dahsyat yang mampu membunuh seekor gajah dalam jarak yang sangat jauh kak, bahkan katanya sebuah gunungpun bisa runtuh bisa terkena tembakan meriam itu..” ucap Gwang lagi. Bintang sedikit terkejut mendengarnya. Takut, tidak, Bintang cuma kagum mendengarnya.Lalu Bintang tampak turun dari kudanya, Gwang ikut turun. “Tunggu disini Gwang..” ucap Bintang lagi tanpa menoleh, dibelakang Gwang hanya mengangguk, Bintang sendiri tampak berjalan dengan mantap kedepan.Lima orang panglimapun ikut melangkah maju, dalam jarak beberapa langkah, kedua belah pihak berhenti. Bintang mengenali dua diantara kelima panglima, mereka adalah Panglima Chatu dan panglima Maracha.Panglima maracha tampak maju lebih dulu.“Pendekar, sekali lagi kami peringatkan untuk menyerahkan putri Gwang dan kami akan me
last updateLast Updated : 2022-05-04
Read more

56. Bagian 19

“Setttttt...!” puluhan anak panah melesat lepas dari busur panah, bila dilihat dari udara, puluhan panah itu seperti hujan panah.Ditempatnya Bintang tampak menoleh kearah putri Gwang yang masih tampak cemas menatap kearah Bintang.“Panahnya kak... panahnya!” Gwang mencoba berteriak memperingatkan Bintang.“Gwang, perhatikan baik-baik jurus yang akan kakak perlihatkan sama Gwang” tiba-tiba saja dipendengaran Gwang terngiang sebuah suara yang tentunya sangat dikenalnya, suara Bintang. Bintang sendiri tampak berbalik dan menatap keatas, dimana hujan puluhan panah seakan menutupi langit.Tiba-tiba saja hawa panas ditempat itu mendadak berubah dingin. Disekitar tubuh Bintang sendiri tampak hawa putih mulai berputar-putar disekeliling tubuh Bintang.“Wuushhh..!!!” segelombang hawa dingin terpancar keluar, begitu Bintang mengarahkan telapak tangannya keudara.“Sreggg..sreeegggg..” gelomba
last updateLast Updated : 2022-05-04
Read more

56. Bagian 20

“Buka matamu Gwang..” terdengar suara lembut ditelinga Gwang yang masih menutup matanya dan memeluk erat-erat pinggang Bintang dari belakang, saat Sembrani terjun kedalam jurang, Gwang merasakan nyawanya bagaikan terbang dari tubuhnya, jantungnya mendadak berhenti, nafasnya terasa sesak, dan kini mendengar suara lembut didekatnya yang diyakininya adalah suara Bintang, tentu saja membuat Gwang keheranan. Sedikit demi sedikit Gwang membuka kedua matanya.“Aahhh..” Gwang terpana kaget melihat pemandangan dibawahnya, pohon-pohon, dataran bukit yang menjulang, awan putih yang bersusun rapi yang sesekali menyentuh kakinya yang menjuntai.Wajah Gwang semakin berubah saat melihat dari punggung Sembrani terlihat secara samar-samar kilauan sinar membentuk sepasang sayap.“Kuda terbang..” ucap Gwang seakan baru menyadari apa yang terjadi. “I..in...ini kuda terbang kak!” ucap Gwang dengan kaget. Bintang hanya tersenyum kearah
last updateLast Updated : 2022-05-04
Read more

56. Bagian 21

“Oh iya, Gwang ingat.. kakak suruh memperhatikan baik-baik jurus yang akan kakak perlihatkan sama Gwang” ucap Gwang lagi, Bintang tersenyum melihat ingatan Gwang yang luar biasa. “Hebat sekali jurus dingin yang kakak perlihatkan.. panah dan meriam berhasil kakak kalahkan” sambung Gwang lagi.“Itu adalah hawa dingin dari tenaga dalam Rembulan Dingin yang kakak miliki Gwang, tenaga yang digunakan untuk berlatih jurus Bulan Purnama” ucap Bintang lagi.“Tenaga dalam Rembulan Dingin, jurus Bulan Purnama..” ulang Gwang lagi.“Benar, karena itu kakak membawa Gwang kemari, kakak akan memberikan dasar tenaga dalam Rembulan Dingin dan jurus-jurus Bulan Purnama kepada Gwang” ucap Bintang lagi hingga membuat wajah Gwang berubah.“Bb..be..benarkah kakak akan mengajarkan Gwang?” ucap Gwang seakan tak percaya.“Benar, dan tempat ini
last updateLast Updated : 2022-05-05
Read more

56. Bagian 22

Bintang sendiri terus berkonsentrasi mengirimkan hawa tenaga dalam Rembulan Dingin miliknya kepada Gwang, dan ;“Buka matamu Bintang, apakah kau tidak tertarik dengan tubuh indah putri Gwang..” sebuah suara mengejutkan Bintang, sebuah suara yang tiba-tiba saja terlintas dibatinnya.“Siapa???”“Aku adalah hawa nafsumu.. nikmati tubuhnya Bintang, ini kesempatanmu untuk menyetubuhinya..” terdengar lagi suara itu dibatin Bintang.“Tidak...tidak.. aku takkan melakukan itu” ucap Bintang dibatinnya.“Putri Gwang takkan menyalahkanmu, karena sesungguhnya dia sangat mencintaimu. Dia pasti rela menyerahkan tubuhnya padamu. Apakah kau tak ingin, wanita secantik dan seindah putri Gwang dalam pelukanmu” ucap suara tanpa wujud dibatin Bintang lagi.Kali ini bukan hanya Gwang yang berusaha mati-matian melawan hawa dingin ditubuhnya, tapi sesungguhnya, Bintangpun tengah berjuang mati-matia
last updateLast Updated : 2022-05-05
Read more

57. Perompak Lima Samudra

MALAM itu rembulan tampak bersinar terang, bintang-bintangpun tampak bertaburan disana sini, semakin menambah indahnya malam itu, tapi di ujung pandangan tampak awan hitam datang bergerombol dengan sesekali terlihat guntur kilat menyambar. Hal ini pula yang menjadi perhatian seorang nahkoda kapal yang tampak berdiri di haluan dengan teropong panjang ditangannya. Kapal yang dinahkodai sang ketua terlihat cukup besar, karena kapal itu memang kapal seorang saudagar. “Bagaimana nahkoda, apakah kita harus memutar untuk menghindari badai?” tanya seorang lelaki muda yang berdiri disebelah sang nahkoda. Dia adalah wakil nahkoda. “Terlalu jauh bila kita harus memutar, bisa-bisa kita tiba sampai ditempat tujuan akan terlambat” ucap sang nahkoda. “Tetap maju terus kedepan, gunakan kecepatan penuh” ucap sang nahkoda lagi. “Kecepatan penuh!” teriak wakil nahkoda lagi. “Kecepatan penuh!” ulang para kelasi kapal. Kapal layar mewah itupun melaju dengan cepat menuju ke arah badai yang ada dihadap
last updateLast Updated : 2022-05-05
Read more

57. Bagian 2

Malam itu, badai laut membuat kapal layar yang ditumpangi Bintang terombang ambing, untunglah nahkota kapal sudah berpengalaman dilautan, hingga kapal tersebut mampu berlayar ditengah badai. “Cleetarrr!”. guntur menggelegar dengan dahsyat memecah gelombang lautan. Di kamarnya, Bintang tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya, kedua mata Bintang yang terbuka mengalami keanehan, semuanya menghitam, tapi saat Bintang menutup kembali matanya, dan membukanya, mata itu sudah kembali seperti biasa, dan muncul seringai aneh diwajah Bintang, seringai yang baru pertama kali terjadi. Bintang tampak menatap kearah sosok Gwang yang tidur dengan memeluk dirinya, dan lagi-lagi Bintang mengeluarkan seringai aneh. “Uffhhh” Gwang terbangun saat merasakan ada sesuatu yang menempel dibibirnya, begitu kedua mata Gwang terbuka, betapa kagetnya Gwang saat melihat ternyata Bintang telah melumat bibirnya dengan buas, secara reflek Gwang mendorong tubuh Bintang yang ada diatasnya. “Kak” Gwang bingung kenapa
last updateLast Updated : 2022-05-05
Read more

57. Bagian 3

PAGI datang, menyambut datangnya sinar mentari yang begitu cerah pagi itu, dilautan yang maha luas, segerombol burung camar tampak terbang beriringan, sesekali burung camar terbang menukik untuk menyambar ikan yang ada dibalik air.“Agghh” Bintang baru saja terbangun dari tidurnya, Bintang sedikit terkejut saat mengetahui kalau dirinya tidak mengenakan pakaian bagian atasnya, diatas tubuhnya tampak terbaring sosok gadis jelita yang tentu saja Bintang kenali. Putri Gwang Oamsinn, keduanya tampak terbaring ditutupi sebuah selimut yang terbuat dari sutra, yang paling mengejutkan Bintang adalah saat dia membuka selimut tersebut, ternyata mereka berdua sama sekali tidak mengenakan pakaian alias bugil.“Apa yang terjadi?”“Apa yang telah aku lakukan?” batin Bintang tak habis fikir, Bintang mencoba memejamkan kedua matanya untuk mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi tadi malam. Samar-samar Bintang mulai dapat mengingatnya da
last updateLast Updated : 2022-05-05
Read more

57. Bagian 4

Perjalanan menuju Kyoto (jepang) ternyata cukup memakan waktu lama. Hari ini sudah tiga minggu perjalan berlangsung, tapi belum ada tanda-tanda akan tiba ditempat tujuan.Pagi itu. “Nahkoda! Lihat!” wakil nahkoda terlihat menunjuk kearah utara. Sang nahkoda tampak memandang kearah utara, diketebalan kabut pagi, terlihat sebuah kapal besar tengah menuju kearah mereka. Sang nahkoda tampak mengambil teropong panjang dan menggunakannya untuk melihat lebih jelas. Kini sang nahkoda dapat melihat dengan jelas sebuah kapal layar besar berbendera tengkorak.“Perompak lagi” batin sang nahkoda. Sang nahkoda tampak memutar teropongnya untuk melihat lebih jelas lambang tengkorak yang ada dibendera. Tiba-tiba saja wajah sang nahkoda berubah, dicoba teropongnya lebih jelas, wajah sang nahkoda terlihat pucat.Wakil nahkoda yang ada disebelah tampak terkejut melihat perubahan diwajah nahkodanya.“Ada apa nahkoda?”“P-peromp
last updateLast Updated : 2022-05-05
Read more

57. Bagian 5

DI LUAR pertempuran tengah berlangsung sengit, antara para pendekar penjaga kapal, menghadapi serbuan para anak buah Lilith. Walaupun awak kapal Perompak Lima Samudra semuanya adalah wanita, tapi semangat juang pertempuran mereka sangat dahsyat dan terkesan sadis. Mereka tak segan-segan membunuh orang-orang yang ada dihadapan mereka. Sementara itu Lilith sendiri masih berdiri gagah di anjungan kapalnya memperhatikan pertempuran yang terjadi. Pertempuran yang tidak seimbang terjadi, dimana jumlah anggota Perompak Lima Samudra lebih banyak, membuat dalam sekejap anak buah kapal sudah terdesak hebat. Satu demi satu anak buah kapal tewas ditangan anggota Perompak Lima Samudra.Hal ini bukan saja membuat cemas nahkoda kapal dan para kru kapal, tapi para tamupun terlihat ketakutan. Disaat seperti itulah ;“Serrrr” sebuah bayangan biru, tiba-tiba saja melesat masuk kedalam pertempuran dan langsung melumpuhkan beberapa orang anggota Perompak Lima Samudra. Sosok itu
last updateLast Updated : 2022-05-06
Read more
PREV
1
...
118119120121122
...
183
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status