Semua Bab Ksatria Pengembara Season 1: Bab 1181 - Bab 1190

1822 Bab

56. Bagian 8

Melihat para prajuritnya dapat dikalahkan dengan begitu mudahnya, barulah mata perwira kerajaan Ayutthaya ini terbuka dan menyadari kalau lawan yang dihadapinya saat ini bukanlah orang biasa.Bintang sendiri yang melihat semua lawannya sudah terkapar, segera berbalik kearah Gwang Oamsinn yang saat itu masih menatapnya dengan kagum.“Swuittt..” tiba-tiba saja Bintang bersiul nyaring.“Hiieekkk..” entah darimana datangnya tiba-tiba saja seekor kuda sudah datang menghampiri Bintang, Sembrani.Bintang tampak naik keatas punggung kudanya dan berjalan mendekati Gwang. Begitu berada dihadapan Gwang Oamsinn. “Ayo nona, hamba ajak sampai ketempat yang aman” ucap Bintang seraya mengulurkan tangannya. Setelah cukup lama terdiam, akhirnya Gwang Oamsinn menyambut uluran tangan Bintang dan naik kebelakang Bintang.Perwira kerajaan Ayutthaya tampak tak mau melepaskan Bintang begitu saja, dengan cepat diraihnya busur panah dan a
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-02
Baca selengkapnya

56. Bagian 9

Saudari tertua mereka berpesan sebelum mereka berpisah.“Gwang.. Bunny, kita berpisah disini untuk menghindari kejaran prajurit Ayutthaya. Ingat jangan sampai tertangkap, kalau tertangkap kita pasti akan dijual sebagai budak. Untuk membalaskan dendam ayah kita, kita harus meminta bantuan dan memanfaatkan para raja dan putra mahkota yang dulu pernah melamar kita, tapi kita tolak. Jika hal itu tidak berhasil sebaiknya keluarlah dari negeri ini sejauh mungkin, jika beruntung cari dan bergabunglah dengan kelompok Perompak Lima Samudra..” ucap saudari tertua mereka yang bernama Babby Cherry.“Perompak Lima Samudra, siapa mereka kak Babby?” tanya saudari mereka yang bernama Bunny.“Benar, dimana mereka? kenapa kita harus bergabung dengan mereka. Kita keluarga bangsawan kenapa harus bergabung dengan perompak?” Gwang ikut menimpali.“Gwang.. Bunny.. Perompak Lima Samudra adalah perompak yang sangat disegani, jumlah mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-02
Baca selengkapnya

56. Bagian 10

“Dua orang gadis digambar ini adalah kakak saudari hamba, yang ini bernama Bunny Kan’an..” ucap Gwang seraya menyerahkan selembar sketsa kepada Bintang. Bintang menatapnya sekilas.“Yang ini saudari tertua kami, namanya Babby Cherry” ucap Gwang kembali menyerahkan lembaran itu kepada Bintang.“Kami bertiga adalah keluarga kerajaan Sukhothai, kami kalah berperang dengan kerajaan Ayutthaya, seluruh keluarga kerajaan banyak yang diburu dan dibunuh oleh prajurit Ayutthaya, kami bertiga berhasil melarikan dan meninggalkan wilayah Sukhothai hingga sekarang kami menjadi buronan kerajaan Ayutthaya” ucap Gwang selesai menceritakan perihal dirinya dan kedua saudarinya yang lain. Sejenak Gwang tampak melirik kearah Bintang yang tidak menampakkan reaksi apa-apa atas ceritanya.Gwang tiba-tiba saja mengambil sikap bersimpuh dihadapan Bintang dan langsung menundukkan kepalanya seperti sikap sujud tapi dengan kedua kaki bersimpuh. Bint
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-02
Baca selengkapnya

56. Bagian 11

KEDATANGAN Gwang Oamsinn di Phayao langsung disambut langsung oleh raja Phayao, tanpa menunggu waktu, Gwang langsung mengungkapkan keperluannya kepada raja Phayao.“Jika tuan raja bisa membantu membalaskan dendam Sukhothai, kak Babby bersedia menjadi istri tuan raja..” ucap Gwang lagi, dulu raja Phayao memang pernah meminang kakak tertua Gwang, yang bernama Babby Cherry, tapi ditolak.Raja Phayao terlihat saling pandang dengan para petinggi kerajaan atas apa yang disampaikan oleh Gwang.“Berikan hamba waktu 1-2 hari untuk memikirkan hal ini, sementara itu silahkan putri Gwang beristirahat” ucap Raja Phayao lagi.Raja Phayao memerintahkan salah seorang pejabat untuk mengantarkan putri Gwang beristirahat.Malam itu, entah kenapa Gwang tak mampu memejamkan kedua matanya, pikirannya gelisah. Hal ini yang membuatnya tidak bisa tidur. Gwang mencoba menenangkan hati dan pikirannya dengan membayangkan hal-hal indah dikehidupannya, d
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-03
Baca selengkapnya

56. Bagian 12

Bintang mengalihkan pandangannya kearah kedua panglima yang berada cukup jauh darinya, lalu Bintang kembali mengarahkan pandangannya kearah 2 gembok besar yang ada dihadapannya. Bintang tampak terdiam seakan berfikir, dan ;“Nona Gwang, hamba akan mencoba menghancurkan kunci gembok ini, tapi nona harus cepat-cepat keluar begitu kunci gembok ini hancur” bisik Bintang kepada Gwang, dan Gwang tampak mengangguk mantap.Bintang tampak menggenggam kedua gembok tersebut dengan kedua tangannya, dan ; “Kraaakkkk..” sekali genggam, kedua gembok itu langsung hancur ditangan Bintang, Gwang yang melihat hal itu langsung membesar kedua matanya seakan tak percaya. “Hebat” batin Gwang“Kreaakk.. ayo cepat!” pintu kerangkeng berbunyi saat dibuka dan Bintang dengan cepat menyuruh Gwang untuk keluar.“Tawanan kabur!” tiba-tiba satu teriakan keras langsung menggemparkan tempat itu. Sementara itu Bintang dan Gwang de
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-03
Baca selengkapnya

56. Bagian 13

“Menolong wanita secantik nona, hanya lelaki bodoh yang tidak mau melakukannya” ucap Bintang lagi, Gwang menjadi tersipu malu mendengarnya. “Tangannya mau dipegangin terus ya nona Gwang?” tanya Bintang hingga menyadarkan Gwang yang dengan cepat melepaskan pegangannya.“Oh ya, maaf kalau hamba sering bercanda. Hamba baru tahu kalau nona Gwang adalah seorang putri. Apakah hamba harus memanggil putri Gwang?” ucap Bintang hingga membuat wajah Gwang berubah.“Tidak perlu tuan, panggil nama saja, Gwang..” ucap Gwang tersenyum.“Kalau begitu nona Gwang... eh Gwang juga jangan panggil hamba dengan sebutan tuan lagi ya” ucap Bintang tersebut.“Siap kak Bintang..” ucap Gwang dengan sikap siap, Bintang tersenyum, Gwang tertawa renyah, akhirnya Bintangpun ikut tertawa.Tapi tiba-tiba saja Bintang menghentikan tawanya seraya langsung menoleh kearah pintu goa. Gwang ikut-ikutan berhenti tert
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-03
Baca selengkapnya

56. Bagian 14

Secepat apapun serangan pedang yang dilancarkan oleh panglima Chatu, selalu dapat dipatahkan dengan mudah oleh Bintang, lebih gilanya lagi, Bintang menangkis setiap serangan panglima Chatu hanya dengan menggunakan sebelah tangannya saja yang mengenggam keris Kyai Guntur, sedangkan tangan yang satunya lagi tampak dicentol santai dibelakang pinggang. Sungguh mengagumkan apa yang diperlihatkan oleh Bintang.Semua terpana kagum melihat apa yang dilakukan oleh Bintang, baik itu para prajurit yang ada disitu, termasuk Putri Gwang sendiri yang benar-benar terkagum-kagum melihat kemampuan Bintang. Memasuki jurus ke 78, panglima Chatu melompat mundur, nafasnya terlihat memburu, tubuhnya penuh bersimbah keringat, tenaganya benar-benar terkuras, sementara itu lawannya, Bintang masih berdiri dengan tenang ditempatnya, tidak terlihat lagi keris Kyai Guntur ditangan Bintang, keris itu sudah tersimpan rapi di warangkanya dipinggang belakang Bintang.“Lebih baik tuan-tuan pergi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-03
Baca selengkapnya

56. Bagian 15

Hanya Panglima Chatu dan panglima Maracha saja yang masih sadar ditempatnya, itupun keduanya tampak tidak bergerak sama sekali, seakan-akan tubuh mereka kaku. Bahkan putri Gwang sampai terpaku ditempatnya bukan karena pengaruh Mata Penakluk yang baru saja dipergunakan oleh Bintang, melainkan melihat kejadian mengejutkan yang baru saja terjadi didepan matanya, seperti sebuah mimpi.“Gwang..!” teguran lembut Bintang membuat putri Gwang menyadari keadaan dirinya.“Eh..iya..iya kak” ucap Gwang dengan cepat“Ayo kita pergi dari sini..” ucap Bintang lagi“Baik kak..” ucap putri Gwang mencoba melangkah, tapi langkahnya yang pincang membuatnya kembali menyandarkan dirinya ke dinding. Bintang tersenyum melihat hal itu, lalu Bintang berbalik dan menyodorkan punggungnya. Putri Gwang tampak bingung menatap kearah Bintang. “Ayo naik” ucap Bintang lagi tersenyum, putri Gwang tersenyum lalu naik ke pun
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-03
Baca selengkapnya

56. Bagian 16

“Oh ini lebih dari cukup kek, terima kasih” ucap Bintang lagi.“Oh ya tuan... sebaiknya sepanjang malam ini sampai besok pagi, tuan atau nyonya jangan keluar ya.. karena disini sedikit angker kalau malam” ucap sikakek dengan suara pelan. Bintang tersenyum mendengar hal itu, berbeda dengan putri Gwang yang langsung berubah pucat mendengarnya, tanpa sadar Gwang merapatkan dirinya kepada Bintang dan memegang lengan Bintang.Bintang lalu mengajak Gwang untuk masuk kedalam kamar tersebut, dikamar itu hanya ada sebuah tempat tidur, meja dan sebuah kursi.“Gwang tidurlah dulu, biar hamba yang berjaga-jaga”“Berjaga kenapa kak?”“Bukankah tadi Gwang dengar yang kakek katakan, tempat ini kalau malam agak angker. Hamba akan berjaga-jaga agar tidak terjadi sesuatu selama Gwang tidur” ucap Bintang lagi tersenyum. Gwang tampak tersenyum kecut, tapi Gwang akhirnya merebahkan dirinya juga diperaduan yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-04
Baca selengkapnya

56. Bagian 17

Suara burung mengawali datangnya pagi, bias sinar mentari mulai menyinari permukaan bumi. Hal ini pula yang membangunkan Gwang dari tidurnya, saat menyadari kalau dirinya saat ini tidur dipelukan Bintang, Gwang justru kembali memejamkan kedua matanya dan tak ingin beranjak dari pelukan Bintang, perasaan bahagianya tadi malam masih terbawa-bawa sampai pagi ini.“Udah bangun Gwang?” tapi tiba-tiba saja suara Bintang telah mengejutkannya, dengan tersenyum tersipu malu, Gwang tampak bangkit dari pelukan Bintang, tapi tiba-tiba saja Gwang melonjak kaget saat melihat keadaan disekitarnya, tidak ada lagi gubuk, kamar, kasur. Yang ada hanyalah pepohanan yang ada disekitar mereka, bahkan tempat tidur yang mereka gunakan malam tadi hanya sebatang pohon tumbang yang menjadi sandaran mereka.“Aa..apa yang sebenarnya terjadi kak?” ucap Gwang bingung memandangi keadaan disekitarnya yang sangat berbeda dengan keadaan tadi malam.“Mungkin kakek yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
117118119120121
...
183
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status