Home / Romansa / Benci Berbuah Cinta / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Benci Berbuah Cinta: Chapter 21 - Chapter 30

181 Chapters

21

Pria tua itu memperhatikan bentuk celana dalam Bella Saphira yang berenda transparan. "Kau memang wanita nakal," ucap pria tua itu yang langsung membungkam mulut Bella Saphira dengan pakaian dalam yang ia tarik paksa barusan. Lalu memaksa Bella Saphira untuk menatapnya. Bella Saphira yang tidak berdaya dengan bibir yang terbuka dan di isi pakai dalam. Ia menatapi pria tua itu dengan tatapan jijik. Ingin sekali Bella Saphira meludahi wajah pria tua itu yang memperlihatkan wajah penuh nafsu. Melihat expresi wajah Bella Saphira yang di anggap sangat nakal. Pria tua itu menyentuh bibir Bella Saphira dengan jemari jempol. Lalu membalikkan tubuh Bella Saphira. "Aku tidak sabar mencicipi yang bagian ini," ucap pria tua itu dengan menghembuskan nafas panasnya di telinga Bella Saphira. Lalu menjilati telinga Bella Saphira dengan lidah basahnya. Sementara jari tangannya sudah melahap bagian bawah yang sudah basah. "Hmmmmp...." desah Bella Saphira mendadak. Ketika jemari pria tua itu membuka
Read more

22

"Menakjubkan," puji pria tua itu yang kembali meremas kedua dada Bella Saphira dengan jemari keriput. Lalu memasukkan puncak dada ke dalam mulut untuk di hisap. "Akh..." pekik Bella Saphira yang berusaha menyingkirkan kepala pria tua yang menghisap dadanya berulang kali. Lalu mengigit puncak dadanya yang di sertai dengan permainan lidah panas dari pria tua itu. James Arthur mendorong tubuh Bella Saphira untuk menempel ke arah badan pria tua. Pria tua itu sengaja menjatuhkan diri terlentang di atas lantai dengan posisi memeluk tubuh Bella Saphira yang masih mulus. "Lepasin," seru Bella Saphira yang berusaha melepaskan diri dari pria tua yang memeluk tubuhnya dengan kepala menghisap salah satu dadanya. Sedangkan James Arthur memegang pinggang Bella Saphira untuk menungging. Lalu memposisikan asetnya ke arah anal Bella Saphira. Sebenarnya James Arthur ingin memasuki celah inti Bella Saphira yang masih virgin. Tapi mengingat harga tubuh Bella Saphira yang ia pertaruhkan di meja judi
Read more

23

Pria tua ini bernafas tersengal-sengal atas kenikmatan yang ia peroleh barusan. Sedangkan James Arthur kembali memangut bibir Bella Saphira dengan janji-janji manis untuk meluluhkan hati Bella Saphira yang mulai marah. Marah dan kesal langsung menguap di hati Bella Saphira. "Aku menunggu mu di sini," ucap James Arthur yang melepaskan kecupannya. Lalu menyentuh bibir mengoda Bella Saphira dengan jemari. Dengan hati terhina. Bella Saphira memilih untuk pergi mandi untuk membersihkan tubuhnya dari persetubuhan barusan. Di luar kamar mandi, James Arthur mengambil uang yang di janjikan oleh pria tua yang kehabisan tenaga itu. "Aku minta tips tambahan," ucap James Arthur yang mengambil berapa lembar uang dari dompet pria tua itu yang terbaring dengan kondisi tidak berdaya di atas lantai. Setelah mendapatkan banyak perlepasan akibat rasa gairah yang besar. Pria tua itu memperlihatkan senyuman lebar yang penuh cibiran dan penghinaan kepada James Arthur yang kini berdiri di hadapannya.
Read more

24

James Arthur yang melihat pria tua itu yang masih bernafsu tinggi. Ia hanya memasang wajah menjijikannya dengan tatapan mata menghina fisik pria tua itu yang seakan tidak pernah puas untuk menyetubuhi tubuh Bella Saphira untuk kesekian kalinya. "Jangan salahkan aku Bel, Salahkan akan cinta bodohmu itu yang membuat kita seperti ini. Lagian uang ini sangat banyak dan kapan lagi bisa kita dapatkan tanpa bersusah payah," ucap James Arthur yang senang akan deretan angka yang di perlihatkan oleh layar ponselnya. "Benar-benar bisa kaya raya dengan hanya menjualmu menjadi jalang untuk di gilir sebelum hari H," lanjut James Arthur dengan niat jahatnya yang ingin mendapatkan uang dalam jumlah banyak dengan menjual tubuh Bella Saphira secara di gilir kepada para pria hidung belang yang bersedia membayar dengan harga mahal untuk berapa sentuhan. Memikirkan pundi-pundi uang dari pria berhidung belang. Hati James Arthur semakin di penuhi keinginan jahat untuk menjadikan Bella Saphira sebagai bara
Read more

25

"Fantasis, celah intimu sangat ketat dan aku suka itu. Benar-benar jalang berkualitas dan tidak sia-sia aku membayarnya dengan harga mahal," ucap pria tua itu yang masih rajin mengocok celah inti Bella Saphira hingga tubuh Bella Saphira menengah mendadak. Merasakan ketat yang luar biasa. Pria tua itu sengaja membentuk jarinya menjadi bentuk gunting. "Ahh..." pekik Bella Saphira dengan suara nyaring. Pria tua itu sangat suka dengan suara desahan Bella Saphira. Ia pun melepaskan kedua tangan Bella Saphira. Bella Saphira mengunakan kesempatan tersebut untuk menghindar. Tapi sebaliknya apa yang di rencanakan berbeda dengan praktek di lapangan. Tangan pria tua itu segera mencengkeram kedua dada Bella Saphira dengan kuat dan kedua jemarinya masih keluar masuk di dalam celah inti yang kini semakin berdenyut hebat. "Ahhh sakit," rintih Bella Saphira kesakitan karena kuatnya jemari tua yang meremas salah satu dadanya secara kasar di tambah jemari tangan yang mengocok celah intinya. "Me
Read more

26

"Aku pastikan kalian berdua akan membayarnya dengan harga mahal," ucap pria tua itu dengan ancamannya yang di tulikan oleh James Arthur. James Arthur berdiri sombong di hadapan pria tua itu dengan berkacak pinggang dan memperlihatkan tatapan mencibir. Melihat sikap James Arthur yang sombong dan banyak tingkah, pria tua itu hanya bisa menahan kekesalan di dalam hati. "Aku tidak takut akan ancaman mu, kau itu hanya seorang pecundang dan tidak lebih. Ingat bukti masih ada di tangan aku," ucap James Arthur dengan nada ancamannya. Lalu membalikkan badan untuk melihat Bella Saphira sudah memakai baju atau belum. Melihat Bella Saphira sudah memakai pakaian. James Arthur segera mendekati Bella Saphira dengan wajah tidak berdosa. "Kita kabur dari sini," ucap James Arthur yang meraih tangan Bella Saphira untuk bergegas keluar dari dalam kamar sebelum utusan dari pria tua itu mengejar mereka berdua dan berakhir tragis. Pria tua yang kini tersungkur di lantai. Ia tidak bisa melakukan apapun
Read more

27

"Kita pergi kencan," balas Bella Saphira yang sudah lama tidak pernah jalan bersama dengan James Arthur. Awalnya James Arthur ingin menolak karena ia sudah ada janji dengan Cintya. Tapi mengingat Bella Saphira sudah menghasilkan banyak uang untuknya hari ini. Ia bersedia kencan dengan Bella Saphira dan mengabaikan panggilan dari Cintya yang sedari tadi menghubungi ponselnya tiada henti-hentinya. "Maafkan aku Cintya, Aku hari ini tidak bisa bersama dengan dirimu dulu. Ada yang lebih penting," batin James Arthur yang penuh sesal untuk mengabaikan panggilan ponsel dari Cintya dan beruntungnya ia tidak menghidupkan ringtone ponsel. Jika tidak, Entah bagaimana expresi dan perasaan Bella Saphira yang kini duduk di sampingnya dengan wajah bahagia. Membayangkan hal buruk saja sudah membuat James Athur ketakutan bukan main. James Arthur masih belum siap kehilangan Bella Saphira, Karena Bella Saphira merupakan wanita yang masih berguna untuk di jual dan juga menunggu pria yang berani membeli
Read more

28

Cintya tersenyum miring, Ia yakin misinya akan sukses tanpa sepengetahuan James Arhur untuk memberikan pelajaran kepada Bella Saphira sekaligus menjual tubuh Bella Saphira secara diam-diam untuk di cicipi oleh pria lain. "Jangan salahkan aku, Tapi salahkan kebodohanmu itu. Siapa suruh kau mencintai pria yang aku cintai," ucap Cintya dengan tawa jahatnya di dalam kamar tidur. Cintya sungguh tidak sabar untuk memberikan pelajaran kepada Bella Saphira yang berani bermain api dengannya. *** Di salah satu taman, Bella Saphira berjalan bersama dengan James Arthur dengan memeluk lengan James Arthur secara erat. "Sudah lama kita tidak berjalan seperti ini," ucap James Arthur yang berpura-pura menikmati kebersamaan dirinya dengan Bella Saphira. Padahal di dalam hati, Ia mencemaskan keandaan Cintya entah bagaimana kabarnya. Setelah di cuekkan tanpa mengangkat panggilan ponsel dari Cintya. "Semoga dia tidak marah padaku," batin James Arthur yang gelisah tapi masih bersikap romantis kepada
Read more

29

"Ini sungguh gawat, Aku yakin James Arthur pasti marah padaku. Bagaimana ini?" lanjut Cintya dengan wajah paniknya. Ia segera menghubungi ponsel James Arthur tapi ponsel James Arthur sudah habis daya batrai sehingga panggilan dari Cinyta tidak bisa masuk ke dalam ponsel James Arthur sama sekali. James Arthur yang kini sibuk menonton film action di ruangan tamu. Tidak menyadari panggilan ponsel Cintya dengan di panggilan super panik. Cintya yang tidak putus asa, Ia masih rajin menghubungi James Arthur meskipun tidak ada panggilan yang bisa masuk ke dalam ponsel James Arthur. Sekian mencoba dan tiada hasil, Hati Cintya semakin gelisah dan cemburu berat dengan hayalan yang sudah kemana-mana. "Mustahil keduanya sedang," ucap Cinyta dengan kalimat mengantungnya. Perasaan cemburu semakin menguasai pikiran Cintya untuk melakukan hal yang lebih nekat. "Aku tidak akan membiarkannya," lanjut Cintya yang meraih jaket di lemari, Lalu bergegas keluar dari rumah dengan alasan menjemut Bella Sa
Read more

30

Cintya menatapi Bella Saphira dengan tatapan tidak percaya. Ketika Bella Saphira mengurai pelukkan darinya secara kasar. "Ada apa?" tanya James Arthur yang berjalan mendekati keduanya dengan tubuh yang basah dan handuk melingkar di pinggang. Bella Saphira menoleh ke arah belakang. Ia menatapi James Arthur dengan tatapan penuh cinta dan hal itu semakin membuat Cintya semakin emosi tinggi. "Keparat jalang ini," umpat Cintya dalam hati dengan di sertai dengan dendam kesumatnya. "Cintya datang untuk menjemput aku pulang dengan alasan ibu merindukan aku," ucap Bella Saphira jujur. James Arthur menampakkan wajah terkejutnya di hadapan Bella Saphira dan ujung matanya melirik Cintya yang kesal hingga mengigit bibir bawah untuk menahan amarah yang di pastikan akan memuncak keluar. "Kamu akan ikut dia pulang?" tanya James Arthur yang berpura-pura perhatian kepada Bella Saphira karena ingin melihat reaksi Cintya yang berani-beraninya mencuekkan dirinya dengan sengaja tidak mengangkat panggi
Read more
PREV
123456
...
19
DMCA.com Protection Status