Home / Thriller / Pembalasan si Anak Terbuang / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Pembalasan si Anak Terbuang: Chapter 71 - Chapter 80

103 Chapters

71. Angel yang cerdik

 Engga mengemudikan mobil dengan bersiul riang. Dia senang karena mendapat panggilan dari Tuan Faris untuk datang ke California. Seumur hidup, baru sekali ini dia akan naik pesawat dan pergi ke luar negeri.Dia menghentikan mobil di depan sebuah rumah makan Padang dan masuk. Dengan cengirannya yang khas, dia memesan beberapa menu untuk dia makan sendiri.Dia duduk dan menikmati makanannya.Tidak jauh darinya, Angel ikut masuk ke dalam rumah makan itu dan memesan segelas es teh. Penampilannya yang tomboy dengan memakai topi dan kacamata putih, bisa menyamarkan wajah ayu nya. Awalnya gadis itu tidak menaruh curiga pada laki-laki di depannya yang sedang makan dengan lahap itu. Namun, dia merasa pernah melihatnya. Dan dia teringat melihat pria berperawakan kecil itu berada di basemen area parkir hotel tempat kejadian pembunuhan keluarga Saloka yang melibatkan Ryu. Bukan suatu kebetulan yang tak di sengaja jika pria itu berada
last updateLast Updated : 2021-11-25
Read more

72. Penyergapan

 Jason memandang laut biru di bawahnya. Raut wajahnya yang muram semakin membuat Dean kesal."Papi udah ga bisa lagi nasehati kamu. Berapa kali papi bilang, jaga emosi dan jangan bertindak gegabah." Dean menghembuskan napas kasar."Jalang itu menyebutku iblis. Apa aku akan diam saja?" Jason mencoba membela diri."Apapun itu, kamu harus bisa menahan diri. Harusnya kamu selalu baik pada istri dan anakmu. Kamu harus membuat pria tua itu menjadi respect padamu lagi. Sekarang apa hasil dari emosi sesaatmu itu? Kamu kehilangan segalanya. Bahkan Mami juga ikut mengusirmu. Kapan kamu bisa bersikap dewasa, Jason?!" teriak Dean marah.Pria itu benar-benar kecewa dengan putranya. Dia sudah kehilangan segalanya dan uang juga semakin menipis. Harapan terakhir hanya pada Jason, putranya. Tapi, pemuda itu tidak bisa mengendalikan sifat temperamental nya.Dean menyandarkan tubuh dan kepalanya di sofa. Pria itu memejamkan mata karena tidak tahu lagi
last updateLast Updated : 2021-11-25
Read more

73. Jatuh ke sungai

 "Tuan, cepatlah pergi!" lirih Evan dengan suara parau."Diam, Evan," bentak Ryu sambil bersiaga."Menyerahlah. Kalian sudah terkepung!"Beberapa polisi perlahan merangsek maju."Kita turun pelan-pelan bersama," bisik Ryu.Dengan mengendap dan perlahan, mereka berdua menuruni tanah terjal di bawah mereka."Jika kalian tidak menyerah, kami akan menembak!" hardik seorang aparat.Ryu sudah berhasil turun dan tangannya bergelayut pada akar yang menonjol pada tanah, sedang kakinya mencoba menggapai sebuah pijakan di atasnya. Sementara Evan mengendap di atas Ryu dan mencoba turun dengan tubuh setengah masih di atas.Tiba-tiba terdengar suara tembakan dan ada seorang polisi yang merangsek maju ke arah rimbunan bambu di mana mereka bersembunyi. Evan yang tersudut melepaskan sebuah tembakan dan mengenai polisi tadi. Mengetahui temannya terkena tembakan, yang lain semakin merangsek maju dan mulai menembak Evan
last updateLast Updated : 2021-11-25
Read more

74. Gadis misterius

 Bau wangi pengharum ruangan menguar lembut masuk indra penciuman.Evan mengerjapkan mata dan mengerang saat akan menggerakkan tubuhnya yang terasa sakit."Minum obat pereda rasa sakit dulu," ujar Dipa dengan membantu pria itu duduk. Dia menurut dan menyandarkan tubuhnya di dinding ranjang."Makan dulu." Dipa menyuapinya dengan semangkuk bubur.Evan membuka mulutnya. Dia mengedarkan pandang ke seluruh ruang kamar dan mendapati Simon berdiri di dekat balkon dengan diam. Pria itu memandang kegelapan pekat jauh di luar black house."Apa Tuan muda baik-baik saja?" tanya Evan pada Dipa yang masih menyuapinya.Dipa menggeleng dengan menghembuskan napas berat."Maksudnya, Tuan Ryu terluka parah?" Evan menatap lekat pada Dipa."Dia belum ditemukan," jawab Simon dengan pandangan masih lurus ke arah luar.Evan tertegun dan memejamkan mata."Saat Tuan jatuh ke sungai, gue segera ikut jatuh. Air sungai yang deras d
last updateLast Updated : 2021-11-25
Read more

75. Jason bertingkah lagi

 Tina berjalan dengan angkuh menuju dapur seperti biasanya. Dia baru saja menghidangkan minuman untuk dua orang tamu Tuan Prayoga."Siapa tamu di luar, Tin?" tanya Mbok Darmi sambil mencuci botol milik Brisena."Entah. Seperti baru sekali ini datang kemari," jawabnya tak acuh.Mbok Darmi hanya melirik sekilas pada kepala pelayan itu karena sudah tahu watak dan karakternya. Wanita tua itu kemudian masuk ke ruangan keluarga, di mana Brisena si gadis kecil itu sedang bermain dengan asyik bersama pengasuhnya."Non Sena mau mimik susu lagi nggak?" Mbok Darmi mendekati Brisena sambil menimang sebotol susu membuat gadis kecil itu terkekeh dan belari ke arah wanita tua itu. Mbok Darmi tertawa dan memberikan botol susu padanya. Brisena meminum susunya dengan posisi kepala di pangkuan wanita tua itu. Dia mengusap kepala Brisena dengan sayang dan tiba-tiba matanya menghangat mengingat dia juga pernah melakukan hal yang sama pada Jason waktu masih
last updateLast Updated : 2021-11-25
Read more

76. Apartemen Angel

 Aku jatuh cinta tuk kesekian kaliBaru kali ini kurasakanCinta sesungguhnyaTak seperti duluKali ini ada pengorbananAlunan sebuah lagu mengalun merdu menusuk relung hati Angel. Gadis itu termenung menatap langit biru yang terhampar luas hingga batas mata memandang. Netranya yang berkabut menciptakan sebulir air mata yang menetes perlahan dari sudut matanya.Dia menghapus cepat air matanya saat mendengar suara langkah Ryu yang sedikit tertatih keluar dari kamar.Pria itu mendekatinya dan berdiri di samping Angel ikut memandangi langit biru."Sebenarnya aku ada di mana ini?" tanya Ryu datar."Ini apartemenku. Tapi tentu saja ini hanya apartemen murah, bukan mewah seperti milikmu, Tuan muda," jawab Angel tanpa menoleh pada pria itu."Kenapa kau menyelamatkan aku? Dan sedang apa kamu di sana saat itu?" "Apa kalimat itu yang akan terus kamu tanyakan padaku?" ketus Angel."Buk
last updateLast Updated : 2021-11-26
Read more

77. Perasaan yang tumbuh

 Angel tertegun melihat siapa yang berdiri di depan pintu."Mau apa lagi?" keatusnya dengan wajah masam."Cuma mau hapus air mata lu," jawab Ryu maju dan mengusap lembut pipi Angel membuat gadis itu tercengang dan salah tingkah."Well … gue rasa kamu benar. Di luar sana, sangat berbahaya dan bisa membuat gue sewaktu-waktu bisa tertangkap lagi. Jadi, gue putuskan untuk tinggal di sini." Ryu duduk di sofa sambil menyilangkan kakinya dengan santai.Angel masih tertegun dan menatapnya tak percaya. "Apa maksudmu?"Pria itu melepas topinya dan meletakkan di atas meja. "Aku mau tinggal di sini, apa kamu keberatan? Kalau keberatan, aku pergi aja," jawabnya sambil berdiri dan akan keluar lagi."Oh, eh, enggak. M-m … maksudku … yeah, terserah kamu." Gadis itu terlihat gugup dan salah tingkah. Wajahnya bersemu merah dan dia segera masuk ke dalam kamarnya.Ryu tertawa melihatnya. Kemudian tawanya berhenti dan
last updateLast Updated : 2021-11-26
Read more

78. Rencana Dean

  Alunan musik jazz mengalun indah memenuhi ruangan itu. Dua insan manusia berdansa dengan merekatkan tubuh mereka dengan mesra. Mereka berdua saling tertawa dengan tetap masih berdansa dan saling memagut."Ryu ….""Hmmm …." Pria itu memeluk dan menghidu wangi dari rambut Angel dengan memejamkan mata.Gadis itu mendongak dan menatap lekat wajahnya."I love you," lirihnya kemudian memeluk erat tubuh Ryu dengan wajah merona merah.Ryu tertawa kecil dan semakin mengeratkan pelukannya. Tiba-tiba dia mengangkat tubuh Angel lalu membawanya ke kamar. Pria itu melolosi satu-persatu gaun malam yang dikenakan Angel.Mereka tertidur dengan saling berpelukan erat. Ryu terjaga saat mendengar sebuah suara siulan yang tak asing. Pria itu menggeser tubuh Angel yang terlelap dengan perlahan. Dia beringsut turun dari ranjang dan mengenakan pakaiannya kemudian keluar dari kamar. Dia berjalan menuju balkon dan me
last updateLast Updated : 2021-11-26
Read more

79. Ayah

 Suara dentingan penggorengan terdengar memenuhi ruangan dengan bau harum yang menguar dari bumbu dapur. Ryu memasukkan beberapa bahan dengan matanya menatap televisi. Dia mencoba memasak dengan mengikuti instruksi dari acara memasak yang ada dalam saluran televisi."Done!" teriaknya girang saat masakannya selesai. Dia lalu mengambil sendok dan mencicipi sedikit, kemudian wajahnya meringis."Kenapa rasanya hambar gini? Ah, syalan." Dia kesal sekali karena gagal membuat masakan. Lalu dia beralih pada ayam tepung yang tadi di gorengnya."Nah kalo ayamnya lumayan. Meski hasilnya hancur. Sita pasti suka ini," gumamnya sambil tersenyum.Dia menata semua hidangan di atas meja dan menunggu gadis itu pulang.Sebuah ketukan pintu membuatnya senang. Dengan masih memakai celemek di dadanya, dia membukakan pintu sambil berteriak dengan riang, "aku sudah masak kesukaan …." Ryu terdiam dan tertegun melihat siapa yang mengetuk pintu.
last updateLast Updated : 2021-11-26
Read more

80. Lingga mengetahuinya

 Guyuran air shower yang dingin membuat  beban di kepala Ryu sedikit berkurang. Dia memikirkan banyak hal bagaimana menemukan bukti bahwa dirinya bukan pembunuh. Dua bulan lebih dia hidup di kamar apartemen Sita, membuatnya sedikit jenuh. Dia seperti tidak tahu dunia luar. Bahkan untuk bersantai di balkon pun, harus menunggu malam  tiba. Sungguh, tidak enak menjadi seorang buronan. Dia nyaris hampir tidak keluar sama sekali dari kamar.Ryu mengeringkan tubuhnya dengan handuk lalu melilitkannya pada tubuh bagian bawah. Saat dia keluar dari kamar mandi, terdengar ketukan pintu. Dia tersenyum dan segera membukakan pintu, "kamu kembali lagi …."Dan sekali lagi dia terhenyak saat Ayah Sita yang berdiri di depan pintu. Dia terlihat sedikit salah tingkah.Lalu dia membiarkan pria itu masuk.Ryu memunguti baju dan celananya yang berserakan di sofa. Sementara Lingga, menatapnya tajam."Maaf, saya memakai baju dulu,
last updateLast Updated : 2021-11-26
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status