Beranda / Romansa / Let You Go / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab Let You Go: Bab 41 - Bab 50

77 Bab

Guci

 Kanaya melangkahkan kakinya dengan elegan saat dirinya memasuki kawasan perusahaan milik Alvin. GueZ Company. Akhirnya, setelah melalui perdebatan yang panjang dengan Alvin, Kanaya berhasil meyakinkan suaminya itu kalau dirinya mampu untuk menghandle kondisi perusahaan milik suaminya itu. "Selamat pagi, nona," ucap pegawai yang tanpa sengaja berjalan melewati Kanaya. Kanaya menjawab ucapan-ucapan itu dengan senyum tipis dan wajah angkuhnya. Seperti biasanya. Rasanya, sudah lama Kanaya tidak mengunjungi perusahaan ini. Saat memasuki lobi perusahaan itu, mata Kanaya langsung menatap guci besar yang terlihat sangat menonjol di lobi itu. Kanaya menarik senyumnya dan berjalan mendekati guci itu. Guci yang menurut orang-orang merupakan kebesaran tanda cinta Alvin kepada Kanaya. Hah! Kanaya ingin bertemu dengan penyebar hoax itu dan memberikannya segepok uang karena telah menyebarkan berita bohong yang terdengar s
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-07
Baca selengkapnya

Milikku

 Kanaya menghempaskan bokong sintalnya ke atas kursi kebesaran milik Luke dengan sekenanya. Tangannya langsung bergerak untuk memijit-mijit pelan kepalanya yang terasa sangat berat.  Saat ini, Kanaya baru saja menyelesaikan rapat pertanggung jawaban keuangan perusahaan GueZ kepada para penasihat Perusahaan GueZ. Kanaya kira, semuanya akan berjalan mulus, lancar dan cepat. Namun ternyata... semuanya terjadi di luar dugaan Kanaya. Seingat Kanaya, Kanaya tidak melakukan kesalahan apapun saat di rapat tadi. Dia bahkan dapat menjelaskan semua perincian data keuangan dengan lugas di hadapan para penasihat itu. Namun, apa yang didapatkan Kanaya dari para penasihat itu? Bukan senyum dan anggukan setuju, melainkan wajah datar dengan sorot mata menyeramkan serta beberapa pertanyaan-pertanyaan yang sangat membelitkan pikiran. Ingin rasanya Kanaya memaki para penasihat perusahaan itu, jika Kanaya tidak ingat bahwa
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-07
Baca selengkapnya

Karena kau adalah suamiku

 Kanaya melangkahkan kakinya memasuki rumahnya yang nampaknya telah lenggang. Kanaya menghela napasnya dengan kasar, setelah tadi dirinya terlambat makan siang, kini dirinya harus terlambat juga makan malam. Kanaya menatap jam tangan berwarna silver yang menggantung manis di tangannya. 10. 20 PM. Luar biasa! Kanaya hanya berperan sebagai pengganti sementara Alvin, namun ia harus pulang se larut ini dari kantor. "Bagaimana keadaan di kantor, tadi?" Kanaya langsung tersentak dan memegang dadanya yang bergemuruh. Sungguh, Kanaya merasa sangat terkejut saat mendengar suara Alvin yang tiba-tiba muncul. "Apa kau berniat membunuhku, hah!" sentak Kanaya marah sambil menatap Alvin yang tengah menyilangkan kakinya di sebuah sofa yang berada di hadapan Kanaya. "Untuk apa aku membunuh mu? Aku masih memerlukan dirimu di sampingku," ucap ALvin sambil mengendikan bahunya.&n
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-07
Baca selengkapnya

Pertama kali bertemu dengannya

 Alvin menyandarkan punggungnya dengan nyaman di tembok kamarnya. Tangannya saat ini sedang menggenggam sebuah jepit rambut berwarna perak yang berbentuk seperti bunga. Sebuah senyum kecil tak pernah lepas dari wajahnya. Tadi, Alvin berniat untuk menemui Kanaya dan mengatakan kepada istrinya itu bahwa koki di rumah mereka telah menyiapkan makanan untuk Kanaya di meja makan. Namun, niat Alvin itu langsung menghilang saat Alvin tanpa sengaja menatap Kanaya tengah makan di dapur. Kanaya saat itu terlihat sangat bebas dan tidak terkekang. Duduk di atas meja saat sedang menikmati makanan bukanlah attitude yang pantas untuk istri dari seorang pebisnis muda nan sukses yang sering wara-wiri memenuhi cover majalah Forbes. Namun, entah kenapa, Alvin tidak merasa kesal saat melihat tingkah Kanaya itu. Karena, sosok itulah yang merupakan sosok Kanaya yang asli. Sosok yang polos, mudah tersenyum, apa adanya dan sedikit t
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-07
Baca selengkapnya

Aku menginginkannya

 "Aku ingin ikut ke Bali!" ucap Kanaya bersikeras sambil mendorong koper yang sedari tadi diseretnya ke depan Kanaya. Alvin menghela napasnya dengan kasar saat melihat tindakan kekanak-kanakan yang baru saja dilakukan oleh Kanaya. Saat ini, ALvin memang berniat untuk pergi ke Bali, Indonesia. Kepergiannya kali ini masih berhubungan dengan kerja sama perusahaan GueZ dan perusahaan Carmen. Setelah Alvin memutuskan untuk menerima tawaran permohonan kerja sama dengan perusahaan Carmen beberapa minggu lalu, pihak perusahaan GueZ dan perusahaan Carmen telah berdiskusi lebih dalam tentang proyek ini. Pada proyek kali ini, perusahaan GueZ telah mengambil part 40% terhadap pembangunan sebuah hotel bergaya klasik namun dengan tingkat kenyamanan yang sangat super di salah satu kota wisata di Indonesia, Bali. "Bukannya sejak kemarin aku sudah mengajakmu, namun kau selalu saja menolak. Sekarang, kau
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-07
Baca selengkapnya

Aku tahu

29. I Know Kanaya menatap lukisan yang sudah selesai dibuatnya dengan tatapan datar. Lukisan itu menggambarkan seorang wanita dengan sayap malaikat yang tengah menggandeng seorang anak perempuan kecil. Lukisan itu terlihat sangat kelam. Kanaya menghembuskan napasnya dengan kasar. Melukis adalah salah satu dari sekian hal yang dilakukannya untuk mengalihkan pikirannya dari hal-hal yang tidak ingin diingatnya. Kanaya memukul-mukul pelan punggungnya yang terasa kaku karena terlalu lama duduk. Kedua matanya langsung mengarah menuju sebuah jam yang tergantung di dinding ruang melukisnya itu. 11.39 PM. Berarti sudah 15 jam lebih Kanaya menghabiskan waktunya berada di ruangan ini untuk melukis. Kanaya bangkit dari duduknya dan menatap lukisan-lukisan yang berhasil dibuatnya pada hari ini. Hari ini, Kanaya berhasil melukis 6 buah lukisan. Kanaya menatap semua lukisan itu dengan tatapan datarnya. Semua lukisa
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-07
Baca selengkapnya

Bali

 Kanaya menatap pemandangan kota Bali dari balik jendela jet pribadi milik Alvin dengan tatapan kagum. Sebenarnya, Bali adalah salah satu dari sekian kota di dunia yang sangat ingin dikunjungi oleh Kanaya. Keeksotisan pantai, kebudayaan yang unik serta masyarakat yang ramah membuat Bali menjadi kota wisata yang sangat terkenal. Dan ya, baru-baru ini, salah satu hotel yang berada di Bali berhasil menempatkan diri sebagai hotel terbaik nomor 1 di dunia. Melihat Alvin yang telah bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari jet pribadi miliknya membuat Kanaya tersentak dari kekagumannya. kanaya juga bangkit dan mengikuti langkah Alvin. "Eumh... udara Bali..." gumam Kanaya saat dirinya telah menapaki kakinya di sebuah area lepas landas jet pribadi. Jika Kanaya tidak salah, area lepas landas ini masihlah milik Alvin, meskipun di bawah naungan perusahaan GueZ. Kanaya menarik nafas dalam-dalam dan memejamkan matan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-08
Baca selengkapnya

Good night, Kanaya

  Byur!! Alvin menjatuhkan dirinya ke dalam air kolam privatnya yang terlihat sangat tenang. Hari ini adalah hari pertamanya sampai di Bali, namun, hari ini juga adalah hari tersibuk nya. Sangking sibuknya, Alvin bahkan tidak sempat untuk sekedar mandi, padahal bau badan Alvin sudah menguar kemana-mana, untung saja Alvin tak lupa membawa parfum, sehingga dirinya dapat menyamarkan bau badannya itu. Air kolam privat yang terasa menusuk tulang itu tak membuat Alvin berhenti untuk berenang di kolam itu. Satu kali, dua kali, tiga kali, tujuh kali, tak terkira sudah berapa kali Alvin berenang bolak-balik di kolam itu. Alvin mengusap wajahnya dengan kasar saat dirinya merasa bahwa dirinya harus menghentikan aktivitas berenangnya itu. 22.15. "Sudah semalam ini, pantas saja airnya terasa sangat dingin," gumam Alvin saat matanya tanpa sengaja menatap sebuah jam di
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-08
Baca selengkapnya

Beach bitch

 Kanaya menghembuskan napasnya dengan kasar. Tangannya menarik selimut hotel yang telah menutupi wajahnya selama 3 jam terakhir. Hari ini adalah hari kelima Kanaya berada di Bali, kalau tidak ada masalah, Kanaya dan Alvin akan kembali ke Madrid sekitar tiga hingga empat hari lagi. Kini, Kanaya menyesali ucapannya sebelumnya. Kanaya sangat menyesal saat mengatakan bahwa dirinya akan tahan berada di dalam kamar hotel ini selama Alvin melakukan perjalanan bisnis. Ingin rasanya Kanaya keluar dari kamar hotel ini dan berkeliling ke pantai-pantai terkenal yang ada di pulau Bali ini. Namun, Kanaya tidak memiliki seorang teman untuk diajak bersantai dan berkeliling. Alvin? Tentu saja suaminya itu sibuk mengurus urusan bisnisnya. Pria itu bahkan belum pernah mengunjunginya semenjak mereka telah sampai di Bali. Ya, pria itu sesibuk itu. Alan? Ah... sempat
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-08
Baca selengkapnya

Panggil aku Alvin

  Alvin menyandarkan punggungnya dengan lelah di bangku mobilnya. Sejenak, ia menutup matanya, ia berharap ia dapat tertidur sebentar kemudian bangun lagi dengan keadaan tubuh yang sudah fresh. "Tuan, kita telah sampai." Suara supir Alvin membuat Alvin tersentak dari tidur ayamnya. Alvin mengusap matanya yang terlihat sangat lelah. Beberapa hari belakangan ini, Alvin memang terlalu memaksakan dirinya untuk ikut dalam peninjauan proyek ini. "Silahkan tuan," ucap sekretaris Alvin yang telah membukakan pintu mobil hitam itu untuk Alvin. Alvin menganggukkan kepalanya pelan dan melangkahkan kakinya untuk keluar dari mobil itu. Matanya langsung menyipit saat melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Pantai? "Kukira kita akan pergi ke restoran dan melakukan pertemuan disana," ucap Alvin sambil menatap sekretarisnya yang berdiri tepat di belakangnya.&nb
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status