Home / Romansa / Aksa! / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Aksa!: Chapter 11 - Chapter 20

155 Chapters

Penolakan

 Pagi hari yang sangat menyibukkan. Mulai pagi hari ini jadwal rutinitas Aksa bertambah, karena ia harus menjemput Pitaloka dulu sebelum ia berangkat sekolah.Aksa memandang rumah Pitaloka sedari tadi. Ia menunggu perempuan itu keluar dari singgasananya, tetapi batang hidungnya tak kunjung kelihatan.Pandangan Aksa beralih ke arah seseorang yang baru saja keluar dari gerbang rumah. Ia sempat berharap kalau orang tersebut adalah Pitaloka, tetapi harapannya pupus saat ia melihat kalau orang tersebut adalah Bapak-bapak."Nggak mungkin juga, makhluk secantik Pitaloka berubah jadi Bapak-bapaknya kumisan," gumam Aksa dengan pelan agar orang yang sedang ia bicarakan tidak mendengar ucapannya.Seketika Aksa langsung ketakutan saat melihat Bapak-bapak tersebut mendekat ke arahnya. Ia takut kalau orang tersebut mendengarkan ucapannya lalu mengamuk. Jantungnya
Read more

Markas Iblis

  Aksa sudah berada tepat di sebuah gudang kosong yang sering disebut oleh warga sekitar dengan sebutan 'Markas Iblis'. Sebuah markas para iblis yang paling ditakuti di kota ini. Tidak ada orang asing yang bisa selamat setelah masuk ke dalam gudang tersebut. Karena gudang tersebut memiliki penjaga, yaitu para anggota Laskar.Ia tau kalau sudah ada beberapa orang yang mengawasinya dari atas gedung. Tetapi, ia hanya berlagak biasa saja. Ia masuk ke dalam gudang tersebut. Sesekali ia menghentikan langkahnya saat ia merasakan ada orang yang mengikutinya, tetapi saat ia melihat ke arah belakang tidak ada seorang pun di sana."Waktunya lo muncul," ucap Aksa sambil memejamkan matanya.Ia sudah handal dalam memanggil jiwa Evan yang tertidur di dalam tubuhnya. Ia sudah bisa mengatur kapan ia harus bertukar dan kapan harus muncul. Dan ia pun sudah tau kalau la
Read more

Berkumpul

 Dipertandingan tadi tidak ada menyangka kalau Aksa akan mengalahkan Elvano. Jadi mau tidak mau para anggota Laskar harus memanggil semua mantan anggota Heaven, kecuali geng para anggota Salamander.Sekarang semuanya sudah berkumpul di ruang tengah gedung. Semua anggota berdiri di pinggir, sedangkan para ketua berdiri di tengah-tengah ruangan."Jadi? Kenapa lo manggil kita ke sini?" tanya Putra sambil memandang Elvano.Bagas Putra Prakasa. Ia adalah ketua geng yang bernama Natch. Nama geng tersebut diambil dari sebuah bahasa Jerman yang berarti malam. Putra terkenal dengan gerakannya yang sangat cepat. Dan ia memiliki satu kelebihan lagi, yaitu ia adalah anak indigo. Ia juga punya satu temen dari sebangsa makhluk halus yang bernama Zilka.Dulu saat ia mengungkapkan kalau dirinya anak indigo semua orang menertawainya. Tetapi, saat itu juga Evan datang
Read more

Aqilla

  Pertandingan persahabatan diadakan hari ini. SMA Nusa Bangsa lah yang akan menjadi tuan rumah, karena mereka lah yang memenangkan pertandingan sebelumnya. Semakin lama semakin banyak orang berdatangan ke SMA Nusa Bangsa. Sekarang semua murid sudah berbaur dengan murid-murid SMA lainnya. Sekarang  hanyalah seragam yang membedakan mereka.Seperti biasanya, pertandingan yang akan diselenggarakan adalah pertandingan voli, basket, badminton, cerdas cermat, dan lain-lainnya. Karena acaranya yang begitu banyak pembelajaran hari ini pun ditiadakan, agar para siswa fokus melihat pertandingan dan menyemangati para atlit.Ketika ada pengumuman bahwa pertandingan hampir dimulai, para suporter pun langsung menempatkan diri. Mereka menyanyikan yel-yel sekolah sekeras mungkin, memberikan semangat kepada atlit mereka masing-masing, dan begitu banyak lagi.Acara yang sangat ditunggu-tunggu oleh para kepala sekolah. Karena, acara ini
Read more

Pacaran

  Semua anggota Natch sedang berkumpul di sebuah warung kecil di dekat SMA Pelita. Mereka sedang menghabiskan waktu bersama, cuma sekedar bercerita, bermain kartu, dan ada juga yang sedang tidur di sebuah kursi panjang.Tetapi, semua kegiatan itu berhenti ketika Beno datang membawa sebuah informasi tentang geng Dixie. Laki-laki itu bercerita tentang ada sebuah geng motor yang tiba-tiba menyerang geng Dixie.Sebuah berita yang cukup menarik banyak perhatian para anggota Natch. Bagas hanya tersenyum tipis mendengar itu, karena ia tau siapa kelompok yang berani-beraninya menyerang Dixie. Ia melihat ke arah langit. Memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang. Apa ia diharus diam saja, atau kah ikut membantu Dixie."Kalau gua biarin, pasti Nova akan ngamuk dan bunuh orang. Kalau gua ikutan pasti anggota gua akan terluka." suatu pilihan yang sulit bagi P
Read more

Pertempuran

  Semua anggota Laskar dan Natch sudah berkumpul di markas Heaven. Mereka berkumpul untuk membahas tentang pertarungan. Sekarang, semua keputusan ada di tangan Putra, Elvano, dan Aksa."Kita masih punya 5 menit," ucap Putra. Waktu mereka sedikit untuk membuat sebuah taktik agar bisa memenangkan pertarungan kali ini."Kita nggak bisa berangkat, kalau rencana belum ada," sahut Beno. Tadi, ia sempat memikirkan rencana, tetapi ia tidak yakin kalau rencana itu bisa berhasil."Langsung eksekusi, kita nggak punya banyak waktu untuk berdiskusi." Elvano sudah tidak bisa merancang strategi, makanya itu ia mengusulkan untuk langsung bertarung saja.Tiba-tiba ada satu buah truk berjenis Colt Diesel Engkel berwarna hitam datang. Di dalam bak tersebut terdapat banyak orang."Geng Devil," gumam Laskar.Geng Devil.
Read more

Iblis

 Akhirnya Elvano, Putra, Aksa, dan Nova berhadapan dengan barisan terakhir. Jika mereka bisa mengalahkan 7 orang yang ada di hadapannya sekarang, mereka bisa lanjut untuk mengalahkan Michel dan Cakra yang berada di dalam sebuah ruangan di belakang 7 orang tersebut."Kalian berdua lanjut aja." Nova maju satu langkah, sekarang Nova lah yang berada paling dekat dengan musuh."Mereka urusan gua sama Nova." Putra berdiri di samping Nova. Sebenarnya, ia tidak ingin bekerja sama dengan Nova. Tetapi, karena situasinya sudah mendesak ia pun memilih untuk menurunkan egonya."Gua sama Nova, bakal bikin celah. Kalian siap-siap lari."Nova dan Putra pun langsung menerjang maju. Mereka menyingkirkan semua orang yang menghalangi jalan Elvano dan Aksa. Mereka berdua yakin kalau kedua orang itu bisa memenangkan pertarungan ini."Pergi!" teriak Nova dengan
Read more

Kemenangan

 Tes...Suara air menetes mengiri pertemuan Aksa dan Evan. Lagi-lagi Aksa berada di tempat yang tidak ia ketahui. Setiap bertemu dengan Evan, badannya terasa sangat ringan.Sekarang Aksa sedang berada di sebuah hutan, ia berdiri di depan batu besar yang di atas batu tersebut ada Evan sedang duduk sambil memandangnya."Badan lo terlalu lemah, kalau lo maksain lagi mungkin lo akan meninggal," ucap Evan.Aksa tertegun mendengar itu. Ia tau kalau tubuhnya lemah, tetapi ia tidak menyangka kalau akan selemah ini. Nyawanya dalam bahaya, tetapi ia juga tidak bisa meninggalkan pertempuran ini begitu saja."Semuanya sudah selesai sekarang. Lo udah nggak perlu mikirin tentang kematian gua. Lo nggak usah berjuang lagi. Terima kasih untuk semuanya."Aksa tidak ingin berakhir begitu saja. Semua yang sudah perjuangkan selama ini, a
Read more

Rumah Sakit

 Pitaloka memandang wajah Aksa yang masih tertidur lelap. Sudah selama tiga hari laki-laki itu tidak bangun dari tidurnya. Ia mengelus pipi Aksa dengan lembut, ia tersenyum kecil saat mengetahui tidak ada perlawanan dari laki-laki itu. Biasanya laki-laki itu akan langsung menghempaskan tangannya jika ia menyentuh pipi laki-laki itu."Lo, lebih ganteng kalau tidur," ucap Pitaloka. Melihat Aksa tertidur lelap adalah suatu pemandangan yang sulit ia nikmati.Pitaloka langsung menarik tangannya dari pipi Aksa, saat ia mendengar ada seseorang sedang berusaha membuka pintu. Saat pintu terbuka lebar, ia melihat sosok perempuan paruh baya. Dan, ternyata itu adalah Fitri."Kamu makan dulu gih, nanti sakit lho," ucap Fitri. Selama seharian Pitaloka berdiam diri di ruangan perawatan Aksa. Kalau pun ia keluar dari ruangan itu hanya untuk makan, atau pun ada urusan keluarga. Tiga hari ini ia gunakan untuk menjaga Aksa."Udah kok, Tan," ucap Pi
Read more

Sadar

  Mata Aksa mulai terbuka sedikit demi sedikit. Untuk pertama kalinya ia membuka mata setelah 4 hari berturut-turut. Hidungnya mencium bau obat-obatan, dan ia pun langsung menyadari kalau dirinya sedang dirawat di rumah sakit. Pandangannya tertuju ke arah jam dinding yang sudah menunjukan pukul dua belas malam, lalu matanya beralih memandang seorang perempuan yang tidur di atas kursi dan kepalanya bersandar pada kasurnya."Harusnya lo nggak ada di sini," gumam Aksa sambil mengelus punggung tangan Pitaloka."Maaf, karena buat kalian nunggu selama ini."Sepertinya Tuhan masih memberikan kesempatan kepada Aksa untuk tetap berada di dunia ini. Padahal Aksa sudah sempat untuk menyerah pada takdirnya. Ia bahkan sudah rela kalau seandainya ia harus meninggalkan dunia ini untuk selamanya.Aksa memandangi wajah Fitri. Semakin lama wajah perem
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status