Gadis itu masih nyaman bergelung di bawah selimut. Sinar mentari yang masuk melalui celah gorden tidak mengganggunya sama sekali. Namun, semakin lama sinar itu mengusik mata indahnya. Seakan memintannya untuk segera membuka kedua matanya. Perlahan kedua mata itu terbuka, dahinya mengkerut karena sinar mentari yang mengusik penglihatannya. Ia masih terdiam dan mengedipkan matanya berkali-kali. Mencoba untuk mengingat apa yang terjadi semalam.Tiba-tiba ia terkejut begitu menyadari jika ini bukanlah kamarnya. Kamar ini terlihat maskulin dan beraroma mint bercampur dengan pinus, khas seperti kamar laki-laki. Tunggu! Laki-laki? Dirinya berada di kamar laki-laki? Gadis itu langsung melompat turun dari kasur, karena terburu-buru kakinya tidak sengaja tersandung selimut. Hingga tubuhnya berakhir mengenaskan di lantai. “Aduh, kakiku!” seru Lily. Tepat sekali! Gadis itu Lily.Bunyi yang ditimbulkan karena ulah Lily, mengusik ketenangan Bara yang sedang
Read more