All Chapters of Tale of Princess and The Savior Witch: Chapter 21 - Chapter 30

39 Chapters

20. Mempertahankan.

"Aku menahannya hanya untuk tetap bisa bersamamu."•••Mereka berdua sama-sama saling diam di atas atap sekolah.Setelah kejadian semalam, Laura berakhir menginap dirumah Reyyan.Tentu saja tidak sekamar, Reyyan tidak kuat menahan dampaknya kalau dia tidur sekamar dengan Laura.Setelah malam itu juga Reyyan langsung terkena dampaknya. Dia batuk-batuk mengeluarkan darah dan hatinya berdenyut kesakitan.Sesungguhnya dia sangat muak dengan peraturan yang diberikan ini, dia muak dengan perasaannya yang dibatasi.Dia mengepalkan tangannya, dia bertekad harus segera menemukan jalan hidupnya yang sebenarnya.
Read more

21. Sebuah Takdir

"Walaupun begitu, hatiku hanya menyayangi Reyyan seorang."•••Pada malam itu, guntur bersaut-sautan dengan sangat kencang.Laura kecil yang tidur meringkuk diangkat tubuhnya menuju suatu ruangan.Di dalam ruangan itu dia di dudukkan disana, tapi karena diminumkan obat tidur dia jadi tidak bergeming untuk bangun sedikitpun.Disana sudah terdapat banyak lilin dan tanda untuk ritual pengambilan kekuatan."Mari kita mulai saja."Juru sihir memulai ritualnya, tanda yang tergambar dibawah menyala terang saat juru sihir itu mengucapkan mantra.
Read more

22. Ingatan

"Please be my lady, Laura Laveau." -Edgard.•••Setelah Laura mengatakan hal itu, Reyyan bisa melihat dari jendela apartementnya, cahaya dari bumi menuju bulan berwarna biru terang.Reyyan mengernyit merasa aneh ketika melihat cahaya biru terang itu menabrak bulan sabit, bulan sabit itu berubah menjadi biru terang.Reyyan perlahan memegang dadanya, dia merasa ada sesuatu disana yang perlahan-lahan hilang. Tapi dia tidak mengerti sesuatu itu apa.Dia melihat Laura yang masih tidur terlelap memunggunginya.Dia tersenyum kecil.Dia berharap itu bukanlah pertanda buruk.•••Setelah malam itu Laura mengatakan hal itu, buku takdir yang disimpan ne
Read more

23. Penjelasan

"Ini memang gila, tapi aku tidak pernah mencintaimu lebih dari teman, Edgard."-Laura Laveau•••Di Uks tempat kesepakatan Devon dan Reyyan."Apa kamu gapapa?"Reyyan melirik sebentar. "Ya, cuman lemes. Tiba-tiba tenagaku dipaksa keluar banyak. Untung ada kamu."Devon tersenyum senang."Aku sangat mengandalkanmu, terima kasih."Devon mendudukan Reyyan di brankar Uks."Tidak apa-apa, itulah gunanya asisten."Reyyan menaikkan sebelah alisnya. "Asisten?"
Read more

24. Pengungkapan

"Sesungguhnya aku benci dengan ketidak adilan ini."•••'Menghilang ya?'Laura diam menatap matahari terbenam bersama dengan Reyyan disampingnya.Dia jadi teringat kata-kata Reyyan tadi sebelum keduanya sama-sama terdiam."Aku bakalan nyari kebenarannya Laura, kamu ga perlu khawatir." Reyyan menatap yakin pada Laura.Tangannya meremas pundak Laura kuat-kuat."Kamu ga usah takut. Ada aku disini, kamu bakalan bebas. Sekarang kamu pulihin pikiran kamu dulu biar aku yang cari tau semuanya.""Kita udah punya Clue sedikit dari Nenekmu, lalu aku akan kerumah sakit mengecek tes DNA mu bersama Devon.""Lalu kita akan bertemu kebenarannya
Read more

25. Berani

"Ini emang ga adil, tapi aku harus jujur sama kamu."•••Rae sibuk mengobrak-abrik isi ruangannya yang terdapat banyak berkas-berkas pasien."Dimana ya? kutaruh."Ucapannya itu membuat Reyyan memutar bola matanya sebal. Dia jadi harus ikut turun tangan membantu dokter menyebalkan ini."Kamu ini pelupa apa gimana?""Maaf, aku sudah terlalu lama di dunia manusia. Kekuatanku mungkin semakin habis sekarang ini.""Kamu terlalu sibuk ya.""Lumayan gaji dokter lebih menguntungkan dari pada menyembuhkan pasien di dunia penyihir."Reyyan m
Read more

26. The Begin.

"Kamu adalah awal dari semua kemarahanku."•••"Apa? Ga mungkin.""Itu benar Alice. Itu cerita sebenarnya, ibu tidak pernah mengada-ngada."Alice menautkan alisnya marah, bangkit dari duduknya."Nenek tidak akan pernah melakukan hal sejahat itu!""Tapi itu yang Ibu alami selama ini, Alice!""Benarkah?""Ya, tentu saja." Ellyshia mengangguk cepat dengan alis mengerut.Alice tersenyum miris. "Tapi, tetap saja aku tidak akan pernah bisa jadi yang pertama dihatimu Ibu.""Apa?" Ellyshia tidak
Read more

27. I'am sorry

"Maaf ga bisa menjaga kamu dengan benar."•••Suster mendorong Brankar tempat tidur rumah sakit dengan cepat membuat seluruh pengunjung rumah sakit memusatkan perhatiannya pada kami.Para pengunjung lain dan suster lain juga dengan cepat menghindar memberi jalan."Maaf ya mas, tunggu sini aja." Suster berucap profesional menahan Reyyan untuk tidak masuk IGD.Pintu IGD bening itupun tertutup rapat, ruang operasi ada paling ujung membuat Reyyan sulit mengintip apa yang akan terjadi. Yang dia lakukan sekarang mondar mandir dengan wajah cemas sambil menggigit jarinya, kemudian berteriak kesal sambil menjambak rambutnya dan meninju tembok rumah sakit."Edgard." Suaranya terdengar kelam.
Read more

28. Berbeda

"Aku lupa, aku tidak bisa mengingatmu tapi perasaan janggal itu tidak pernah bisa hilang. Sesuatu yang janggal seperti, merasa kehilangan."•••"Ugh..." Laura mengernyitkan dahinya sambil memegang kepalanya, dirinya hendak bangkit tapi jatuh tertidur lagi."Ah!" Teriaknya kesakitan membuat beberapa langkah kaki bergemuruh mendekatinya."Laura? Laura kamu gapapa nak?""Laura? Laura ingat mama kan? Ini mama sayang.""Nona Laura, anda belum pulih sepenuhnya.""Benar, anda tidak bisa bangkit dari tempat tidur sekarang.""Tinggalkan gadis
Read more

29. Kekuatan yang bercampur

"Dari cahaya yang kau tinggalkan, disitulah aku bisa melihatmu. Dari dunia yang berbeda."••"Jaga pintunya." Titah Devon membuat Oca mengangguk dan keluar dari ruangan, menjaga dari luar"Demi tuhan, aku sedih melihatmu seperti sekarang ini tuan putri." Gumam Devon pelan, tangannya dia taruh diatas kepala Laura dan cahaya putih terang mulai muncul disanaLaura mengernyitkan dahinya, matanya mulai membuka kembali perlahan-lahan dan menatap Devon dengan wajah bingung"Dev?" lirihnya dengan suara parau"Saya disini, tuan putri.Tangan Laura terangkat dan memutar-mutar mimik wajahnya juga bingung
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status