Detik berlalu, tak terasa satu pekan sudah terlewati. Diantara derap langkah manusia dan juga kebisingan para mulut berbicara ini, Maria duduk dengan satu mangkuk ditangan, wanita berambut pirang itu melamun, pandangan matanya kosong, banyak permasalahan bergelayut di dalam kepalanya. “Kesambet arwah duda semok, amin,” celetuk Jane yang baru datang, yang seketika menyadarkan Maria dari lemunannya. Maria melirik sekilas. Tajam, lalu decak sebal keluar dari belah bibirnya. “Duda boleh, semok apalagi, yang penting idup.” “Lo ngelamun mulu belakangan, kenapa sih?” tanya Jane lagi, wanita yang mempunyai mata kucing itu keheranan. Menanyakan tentang perilaku aneh Maria yang belakangan berubah. Sering melamun dan seperti orang yang tidak punya semangat hidup. Maria sendiri tak menjawab.Hanya menunduk dan mengaduk mangkuk makan siang Ares di tangannya. Mendongak, menemukan pemandangan Ares yang tengah bermain dengan anak Jane di sana.
Read more