Maura kembali ke kantor, bingung harus pergi ke mana. Orang rumah akan curiga kalau dia pulang sekarang, setelah Rangga menyuruh ART-nya membereskan barang miliknya. Kembali ke rumah keluarga Rangga lebih tidak mungkin lagi. Begitu juga pergi ke tempat Rissa, hubungannya dengan Evan dan orang tuanya sedang rumit. Ada rasa lega begitu punggungnya mendarat aman di kursi besar miliknya. Ia tidak melihat Rissa saat memasuki ruangan, jadi untuk sementara ia aman. Tanpa sadar, kedua lengannya mendarat di atas perutnya, tetap di sana selama beberapa saat. “Apa nyaman berada di dalam?” Maura mengusap perlahan perutnya. “Maafkan aku. Aku tidak membencimu, tapi aku juga tidak yakin bisa merawatmu. Kehadiranmu tidak ada dalam rencana hidupku. Sekali lagi maaf,” gumamnya penuh sesal. “Hari ini, aku melihatmu hidup, bergerak di dalamku. Ada rasa haru dan takjub. Tapi itu saja tidak cukup untuk menerimamu.” Tangannya terus bergerak di atas perutnya. “Aku ingin, anak-anakku
Last Updated : 2021-10-27 Read more