Menggeliat, Sera membuka mata perlahan. Keningnya gegas berkerut, lalu memejam lagi. Rasa tak nyaman langsung menyerang, dia mengubah posisi tidur. Membelakangi bayangan pria yang tadi dilihat. Menaikkan selimut, Sera yang memutuskan untuk tak meneruskan tidur merutuk dalam hati. Bisa-bisanya otak melakukan ini. Tidak habis bermimpi, bagaimana bisa dia melihat sosok pria itu di sini? Tidak mengenali, hanya tahu nama. Namun, wajah pria itu masih terekam baik di ingatan Sera, sayangnya. Dan yang dilihatnya barusan saat bangun tidur adalah benar lelaki yang sudah membayarnya sebesar seratus juta. Mengingatnya membuat kesal, berhalusinasi melihatnya seperti tadi menjadikan Sera ingin sekali menggigit lidah sendiri. Dia meremas selimut yang dipakai. Satu detik, dua detik, Sera terkesiap, segera menegakkan tubuh. Jika ingatan masih bagus, kemarin Sera tidur tanpa selimut di luar sini. Lalu, bagaimana bisa pagi ini dirinya me
Read more