Home / CEO / SURAT WASIAT NENEK / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of SURAT WASIAT NENEK: Chapter 141 - Chapter 150

159 Chapters

Bab 141

Keesokan harinya, tepat pukul tiga sore, Bagas di temani Theo menjemput Adelia, Cindy, dan Sinta di Bandara, mereka langsung menuju kafe Laula, untuk bertemu dengan Reni dan Susi.Dalam perjalanan menuju kafe Laula, di dalam mobil tidak ada satu orang pun yang berbicara, seakan sedang sibuk dengan pikirannya masing – masing, Theo yang mengemudikan mobil, terlihat fokus memandang jalan, Bagas yang duduk di sebelah Theo, hanya menatap jalan, sementara Adelia, Sinta, dan Cindy yang duduk di kursi belakang sibuk dengan ponselnya masing – masing, suasana yang sangat kaku, seakan diantara mereka tidak saling mengenal. Adelia membuka pembicaraan lebih dulu.“Theo, selamat atas pernikahannya.” ucap Adelia.“Oh iya, terima kasih Adelia, maaf kalau gue nggak mengundang kalian bertiga, tolong jangan salah paham, sebenarnya ingin mengundang kalian, tapi…” Theo menghentikan kalimatnya, sesaat menoleh Bagas lalu kembali menatap jalan.“Iya nggak apa – apa, kita mengerti kok, Bagas sudah memberitahu
last updateLast Updated : 2023-03-16
Read more

Bab 142

Reni hanya terdiam, mendengar penuturan Adelia, sebenarnya ia juga tidak mau bersikap demikian, hanya saja rasa kesal dan amarahnya, membuatnya tidak bisa menahan emosinya.“Baiklah, saya akan berbicara berdua saja dengan Adelia, maafkan saya yang telah bersikap kurang sopan kepada kalian semua.”Bagas beserta yang lainnya pindah ke meja depan, memberi kesempatan kepada Adelia dan Reni untuk menyelesaikan semuanya.“Yang lain sudah pergi, jadi silakan kamu jelaskan sedetail mungkin dan jangan ada yang terlewat, yakinkan hati saya, kalau memang Angga bersalah, bahwa dia yang menipu kita semua, seperti ucapan kamu, saya akan mendengarkan dengan seksama.” ucap Reni yang kini mulai melunak sikapnya.“Terima kasih Ren, kamu mau memberikan saya kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Awal aku mengenal Angga, di acara pernikahan Kaila, yang mana Angga adalah rekan satu kantor dengan suaminya Kaila, berawal dari situ, Angga terus mendekatiku dan berusaha meraih hatiku, yang saat itu, hatiku se
last updateLast Updated : 2023-03-16
Read more

Bab 143

“Ren, kamu tunggu di sini saja, aku akan memanggil Susi dan yang lainnya, sekalian menelepon Angga di luar, bersyukurnya aku, kamu belum memberi tahu Angga akan masalah ini, kamu memang cukup sabar menyimpan masalah ini, karena kamu wanita baik dan hebat, kamu cukup bijak ingin mendengar penjelasan dari kedua belah pihak, Bagas benar tentang kamu.” Adelia tersenyum dengan ramah, seraya beranjak dari duduknya.Reni membalas senyuman Adelia dengan ramah, wajah yang tadi terlihat datar dan sikap yang dingin, kini mulai bersahabat.Adelia menghampiri Susi dan yang lainnya, memberitahukan bahwa masalahnya sudah terselesaikan dengan baik, dan Reni sedang menunggu, sementara dirinya akan menelepon Angga untuk membuktikan perkataannya kepada Reni.Adelia melangkah keluar kafe, segera menelepon Angga. Sementara di dalam kafe, Reni sedang berbincang – bincang dengan yang lainnya, membahas rencana Adelia di acara reuni dan ulang tahun hotel Arimbi.“Ren, kamu memang nggak masalah kalau sampai se
last updateLast Updated : 2023-03-17
Read more

Bab 144

Mereka keluar dari kafe Laula. Theo pulang di jemput supir pribadinya. Bagas dan yang lainnya segera menuju Supermarket terdekat untuk membeli keperluan nanti malam. Setelah hampir satu jam berkeliling mencari bahan – bahan yang di perlukan, mereka segera pulang ke rumah Anita untuk menjemput Putri.Mobil memasuki pekarangan rumah Anita. Putri dan Anita yang sedang duduk di teras rumah, sudah menunggu kedatangan Bagas. Bagas sebelumnya sudah memberitahukan Anita tentang acara nanti malam di rumah Theo.Putri beranjak dari duduknya, berlari menghampiri Bagas, Adelia, Cindy dan Sinta yang baru saja turun dari mobil, seketika Putri langsung memeluk Adelia.“Tante cantik, Putri seperti bermimpi bisa bertemu Tante cantik lagi.” Bibir mungilnya mengulas senyum lebar.“Putri apa kabar?” sapa Adelia yang kini dalam posisi jongkok. Memeluk Putri seraya membelai rambut Putri yang terurai.“Kabar Putri baik Tante cantik. Tante cantik ikut, kan? bermalam di rumah Om Theo?”“Ikut Sayang, makanya s
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Bab 145

Dua minggu kemudian. Acara reuni dan perayaan hotel Arimbi. Bagas telah menyiapkan secara matang acara tersebut, dibantu Adam dan staf lainnya. Pukul 13.00 WIB acara reuni alumni satu angkatannya. Pukul 19.00 WIB acara perayaan ulang tahun hotel Arimbi.Awalnya Bagas akan menggabungkan kedua acara tersebut, namun atas permintaan Adelia, yang tidak ingin membuat Reni malu kepada semua teman satu angkatan, tentang kelakuan Angga. Adelia juga khawatir dan kasihan kepada Reni, kalau nantinya menjadi buah bibir dan cibiran semua teman – teman alumni satu angkatan. Tidak bisa mengurus rumah tangga, bukan isteri yang baik, dan lain sebagainya. Tidak semua isi kepala manusia sama, apalagi sudut pandang manusia yang selalu mengedepankan hal negatif ketibang hal positif, menerka - nerka tanpa tahu kebenarannya. Maka lebih baik saat acara perayaan ulang tahun hotel membuka kebusukan Angga, di depan semua tamu undangan yang tidak mengenal Reni dan Angga tetapi mengenal Danu, dan itu akan membuat
last updateLast Updated : 2023-03-24
Read more

Bab 146

“Sayang, aku nggak menyangka circle kamu adalah para pengusaha kelas atas, di arah jam dua dari kamu, yang memakai jas coklat, itu adalah pemilik perusahaan tempat aku bekerja, kalau dia melihat aku di sini, pastinya dia tidak akan menyangka, seorang bawahannya bisa hadir di acara para pengusaha kelas atas.”“Aku juga pengusaha, jadi wajar kalau kita sekarang hadir di sini.”“Iya, aku semakin kagum dengan kamu, wanita yang mandiri dan hebat dalam berbisnis.”Angga dengan santai menggandeng lengan Adelia, berjalan menghampiri pemilik perusahaan tempatnya bekerja, seakan ingin menunjukan rasa bangga, karena bisa menghadiri acara ulang tahun hotel Arimbi yang di hadiri para pengusaha kelas atas. Angga ingin mendapatkan pengakuan betapa dirinya juga penting, sehingga memberi nilai plus di mata atasannya.“Pak, kebetulan sekali bertemu di sini?” sapa Angga dengan senyum lebar.“Maaf, Anda siapa?”“Saya pegawai Pak Robert, dari Departemen Marketing.”“Pegawai saya!” Robert menaikan sebelah
last updateLast Updated : 2023-03-25
Read more

Bab 147

Adam berjalan lebih dulu, ketiganya mengikuti di belakang, memasuki salah satu ruangan metting, karena hanya ruang metting yang saat ini bisa dipergunakan tanpa ada orang lain yang berlalu – lalang atau mengusik mereka. Semua staf hotel sibuk di Ballroom.“Di sini lebih tertutup dan aman. Semoga masalahnya terselesaikan.”“Terima kasih, Pak Adam,” ucap Danu.Adam hanya mengganggukan kepala seraya mengulas senyum ramah. Adam bergegas keluar ruangan metting.Danu duduk menghadap Angga dan Adelia, menatap keduanya secara bergantian. Tatapan mata yang sangat tajam dipenuhi kemarahan.“Gara – gara sikap kalian!! Saya harus menahan malu kepada Pak Adam dan yang lainnya. Sebenarnya apa masalah kalian? Kamu. Angga, mengapa Kasar kepada Adelia?” telunjuk Danu mengarah kepada Angga, dengan wajah dipenuhi amarah.“Sa-saya…” Angga dengan terbata – bata. suara yang lirih dan bergetar.“Diam Angga!! saya belum selesai berbicara, jangan memotong. Saya tidak suka!” Matanya melotot menatap penuh amara
last updateLast Updated : 2023-03-26
Read more

Bab 148

Ruangan metting seketika hening. Danu terus melihat arlojinya. Adelia duduk dengan santai, jari – jarinya mengetuk meja berulang kali. Angga terus menatap pintu masuk ruang metting, raut wajahnya sangat tegang.Pintu mulai terbuka. Susi dan Reni melangkah masuk dengan langkah santai, memilih tempat duduk tidak jauh dari Adelia. Reni menatap Angga dengan tatapan penuh amarah dan kebencian. Angga terlihat pucat pasi, menundukan kepalanya.“Perkenalkan. Saya Reni dan ini Susi, Om,” ucap Reni tersenyum sangat ramah.Danu membalas senyum ramah, “Kalian temannya Adelia?”“Tepatnya, teman baru, Om,” jawab Reni.“Pantas saya tidak mengenal kalian. Adelia tadi bilang sama saya, kalau kalian tahu soal Angga. Coba kalian Jelaskan?”“Saya yang akan menjelaskan, karena saya sangat mengenal Angga melebihi siapa pun,” tukas Reni tanpa ragu.“Tunggu! Om, mengapa harus percaya ucapan dia, seperti yang dia utarakan tadi, kalau dia sekedar teman baru Adelia, apakah Om akan mempercayai orang yang baru Om
last updateLast Updated : 2023-03-28
Read more

Bab 149

“Ren, kamu baik – baik saja, kan?” Susi menatap wajah Reni yang terlihat murung.“Saya baik – baik saja, kamu jangan khawatir. Tadi saya butuh waktu sendiri, maaf meninggalkan kamu di sana.”“Ponsel kamu kenapa mati? saya diminta Om Danu untuk menelepon kamu.”“Mau ngapain? belum cukup bukti dari saya.”“Bilangnya mau minta maaf.”“Minta maaf untuk apa?”“Sebenarnya Om Danu dan Adelia menunggu kamu di depan kamar, lebih baik kamu temui.”“Iya.”Keduanya keluar dari kamar hotel. Danu langsung menghampiri Reni.“Reni, maaf atas sikap Om yang keterlaluan. Tidak percaya sama Reni dan meminta Reni untuk keluar dari ruangan metting. Apakah Reni bersedia memaafkan Om? Om tidak tahu kalau Angga sudah menikah dan Reni isterinya.”“Seharusnya Om minta maaf kepada Adelia, karena Om tidak mempercayainya. Soal apa yang terjadi, saya sudah ihklas, itu bukan kesalahan Om atau Adelia, memang Angga yang bersalah, kalian juga sudah tertipu.”“Ya Allah. Hati kamu benar – benar baik. Terima kasih.”“Iya,
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

Bab 150

Tidak terasa waktu telah semakin larut. Susi dan Reni pamit untuk beristirahat, sementara Adelia, Sinta dan Cindy masih di resto, menunggu kabar dari Danu.“Del, acaranya memang sampai pukul berapa?” tanya Cindy.“Nggak tahu, ayah hanya bilang nanti dikabarin kalau sudah selesai.”“Kamu coba tanya Om Danu, kalau masih lama kita keluar saja dulu, sudah lama tidak makan uli bakar yang dicocol sambal oncom,” tukas Sinta.“Kamu masih lapar, Sin? Kita baru saja makan, loh,” tanya Cindy.“Uli bakar bukan makanan, tapi cemilan,” jawab Sinta.“Sama saja, Sinta…!” Cindy menahan gereget.“Sudah, Cin. kita turutin saja maunya Sinta,” tukas Adelia.“Memang nih, Cindy bisanya protes terus,” timpal Sinta seraya menjulurkan lidahnya seolah meledek Cindy.Cindy mengusap – usap dadanya, “Sabar Cindy, nagadepin manusia satu ini, yang hobinya makan sepanjang waktu.”“Nah, itu tahu! SABAR…” Sinta tertawa sangat lepas.“Aku telepon Ayah dulu, kira – kira sampai pukul berapa acaranya.”Baru saja Adelia aka
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status